Truth or Dare

910 30 1
                                    

¬Part 15¬

ANGIN PERPISAHAN #3

Tak terasa waktu telah berlalu begitu cepat.Saatnya gue dan Dio kembali ke villa karena memang sekarang sang rembulan telah menutupi cahaya mentari dan langit biru pun telah berubah menjadi hitam.Bintang-bintang pun bertebaran menghiasi langit malam.

“Gitt,ayo balik ke villa!”ajak Dio

“Hmm..tapi gue masih mau disini!”jawab gue

“Tapi ini udah malem,lagi pula udaranya cukup menusuk tulang!nanti lo sakit gimana?”kata Dio.

“Yaudah kita balik ke villa.”Jawab gue bete

“Jangan bete gitu dongg!”ucap Dio sambil mencubit pipi gue.

••••

“Bi era?”ucap Dio

“Eh kamu udahan jalan-jalan sorenya?”tanya Bi era

“Oh jadi ini yang namanya Gita?”lanjutnya

Dio hanya mengangguk

“Cantik ya,manis.”kata bi Era tersenyum

“Oh iya ,Gita bantuin bibi masak makan malam yuk!”ajak bi Era

Gue mengangguk

“Yaudah kalo gitu Dio kekamar dulu ya bi!”kata Dio

“jagain sang putri jangan sampai ada luka yang tergores di kulitnya selama memasak.”lanjut Dio berbisik ke bi Era

Bi Era tertawa kecil dan balas berbisik”Siap pangeran,permaisuri gak akan melukai sang putri dan akan menjaganya haha..”

Dio hanya mengangkat dua jempolnya dan segera ke kamar.

“Hmm..kita mau masak apa bi?”tanya gue

“Makanan kesukaannya Dio kalo lagi main ke sini.”

Gue dan bi Era mulai memasak hingga menghabiskan waktu sekitar 1 jam lamanya.

“Gita panggil Dio dulu ya bi.”ucap gue.

Bi Era mengangguk

Gue menuju ke kamar Dio,saat gue membuka pintu kamarnya,Dio gaada di Kamarnya dengan pintu menuju balkon kamarnya terbuka.Gue menuju ke balkon dan tetep tidak ada Dio disana.Alhasil gue panik dan segera menuju ke ruang makan.

“Biiii,Dio gaada dikamar!”ucap gue panik.

“Ohh,paling dia ke rumah pohon!”jawab bi Era

“Rumah pohon?tapi pintu balkon yang di kamarnya kebuka.”ucap gue

“Haha iya emang lewat balkon.”jawab bi Era tertawa kecil

“Lewat balkon?Aduh Gita gak ngerti bi hehe..”kata gue

“Yaudah kamu susulin sana!nanti diatas ada jembatan talinya gitu menuju ke rumah pohonnya.”

“Hmm..yaudah Gita susul Dio dulu ya bi.”

Bi Era menganggukkan kepalanya

Gue kembali ke kamarnya Dio dan menuju ke balkonnya.Saat di balkon gue mencari dimana jembatan tali itu.

“Nah itu dia jembatannya.”ucap gue sambil menunjuk ke arah jembatan tali itu

Gue segera berjalan melewati jembatan tali itu.Walaupun sebenarnya gue agak takut sama ketinggian,tapi ya mau gimana lagi?hanya itu sepertinya jalan menuju rumah pohon itu.

“Dioo?”Panggil gue perlahan.

“Dii—Diioo”panggil gue lagi sambil masuk ke dalam rumah pohon itu.

“Gita?kenapa?”jawabnya sambil menoleh kearah gue.

“Sini masuk!”lanjutnya

“Hmm..gue Cuma mau ajakin lo makan malem.Makanannya udah jadi tuh,ayo makan!”ajak gue

“Iya bentar!Jadi ini tempat favorit gue dari villa ini.Disini gue bisa memandang indahnya cahaya para bintang dan sang rembulan karena dengan memandang mereka kalau gue sedang punya masalah,masalah itu pun bisa gue lupain sementara dan juga kalau gue lagi kangen sama mama selain gue bisa curhat sama bi Era,hanya merekalah para bintang dan sang rembulan yang siap dengerin semua curhatan gue.”kata Dio

“Hmm git,gue boleh minjem bahu lo buat gue sandarin?”lanjutnya bertanya

Gue menganggukkan kepala.

Dio menaruhkan kepalanya di bahu Gita dan mereka berdua menikmati pemandangan indah dari para bintang dan sang rembulan.

“Gue gak tau Git,sehabis ini kita masih bisa kayak gini lagi apa enggak.Gue berharap sehabis ini dan setelah lo tau yang sebenarnya,kita tetep bisa kayak gini.”batin Dio

“Hmm..maaf nih bibi ganggu kalian,Sekarang makan dulu yuk!”ajak bi Era yang tiba-tiba sudah ada di depan rumah pohon.

••••

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang