Chapter 1 [REVISI✔]

1K 79 41
                                    

Gedung bertingkat empat pagi ini telah ramai oleh murid-murid yang berlalu-lalang dengan seragam SMU, yang beridentitas Cube High School.

Termasuk tujuh laki-laki terpopuler disekolah. Berjalan di koridor sekolah dengan gaya cool nya dan sesekali melempar wink yang membuat para perempuan teriak tidak jelas. Jangan salah, meskipun mereka bukan artis ataupun boyband, mereka cukup mempunyai banyak penggemar.

Siapa yang tak kenal mereka? Squad yang mereka beri nama Born To Beat ini dihuni oleh tujuh laki-laki tampan dan bertalenta. Tidak hanya pintar dalam bidang akademis, mereka juga hebat dalam bidang non-akademis. Wajar saja jika mereka selalu dikagumi oleh fans mereka.

Mereka masih duduk di bangku kelas dua SMA. Meskipun dipisah dalam dua kelas berbeda, itu tidak menjadi halangan untuk mereka tetap dekat sebagai sahabat. Oh! Dan jangan lupa bahkan mereka mempunyai basecamp di dekat taman sekolah. Nyaman sekali bukan? Tentu saja. Pemilik sekolah itu adalah ayah dari salah satu member dari grup itu, Yook Sungjae- sang maknae.

3 dari 7 member itu— Ilhoon, Hyunsik, dan Peniel masuk ke kelasnya karena lebih dulu sampai dikelas mereka, yaitu 11-B. Ah masih seperti biasa, masuk kelas dan ditatap kagum oleh penghuni kelas. Selalu seperti ini setiap hari. Apa teman sekelasnya tidak bosan? Entahlah~ kemudian 4 member yang lainnya; Minhyuk, Eunkwang, Changsub, Sungjae yang berada di kelas 11-C.

Dikelas 11-B mereka duduk dibangku mereka masing-masing sambil mengobrol seperti biasa. Sampai guru masuk dan diikuti satu perempuan asing disampingnya. Dengan tatapan teduh tetapi juga bercampur dengan malu, perempuan itu memberanikan melihat seluruh orang yang berada dikelas. Dan matanya bertubrukan dengan mata laki-laki yang duduk di bangku nomor tiga dari depan.

Tatapan yang tajam tetapi terlihat menenangkan seperti lilin aroma terapi yang dibelinya minggu lalu. Lalu, ia pun mengalihkan pandangannya ke guru saat guru memanggilnya.

"Melody, perkenalkan dirimu" perintah guru dengan lembut.

Melody pun menghadap ke depan dan memperkenalkan dirinya "Annyeonghaseyo, Melody imnida, aku berasal dari Busan dan semoga kita bisa berteman baik kedepannya" ucap Melody disertai senyuman simpulnya.

"Nah sekarang kau duduk di pojok depan situ dan ikuti pelajaran dengan baik, ya" ucap guru sambil menunjuk salah satu kursi yang sedang kosong.

"Ya, ssaem, terimakasih" ucap Melody sambil menundukkan badannya lalu berjalan ke tempat yang ditunjuk oleh guru tadi. Tak sadarkah dia? Sepasang mata tajam itu dari tadi terus memperhatikannya sampai dia duduk dengan tenang di bangkunya. Ya, tatapan tajam tetapi meneduhkan yang berasal dari bangku nomor tiga dari depan.

--------

Seminggu sudah terlewati sejak Melody pindah ke sekolah itu. Tetap dengan kepribadian dia, dia hanya diam dan duduk di kelas sekedar untuk membaca buku dan mendengarkan musik. Melody ramah, pintar berbaur dan juga dia suka berteman. Tetapi, jika memang tidak ada yang penting dia akan lebih memilih menghabiskan waktu dengan mrmbaca buku dan mendengarkan musik didalam kelas.

Hari ini pengecualian. Dia harus bolak-balik perpustakaan lalu ke kelas untuk mencari materi untuk mengerjakan semua tugas-tugas dadakan yang guru berikan pagi tadi.

"Oh demi Tuhan lebih baik tetap ada guru mengajar daripada harus jam kosong tetapi dengan tugas yang amat sangat menjengkelkan" gerutu Melody.

Setelah beberapa jam mengerjakan, "Ah, akhirnya selesai juga" gumam Melody.

Melody pun kembali ke kelas untuk mengumpulkan tugasnya ke ketua kelas, lalu ia langsung berjalan keluar kelas untuk ke toilet. Setelah selesai dari toilet, Melody pun kembali ke kelas. Koridor sekolah yang sepi karena memang ini adalah jam belajar mengajar sedang berlangsung.

Tiba-tiba dia merasa tidak nyaman. Dia merasakan dadanya yang sesak, dan semakin merasa sesak. Rasa sakit yang seperti benda mati menghantam dada kiri Melody.

Sakit sekali, batin Melody.

Di belakangnya, terdapat dua orang laki-laki yang juga baru saja dari toilet. Mereka melihat didepannya ada seorang perempuan yang berjalan sempoyongan sambil memegang tembok sekolah.

"Sungjae-ya, apa dia baik-baik saja?" tanya laki-laki itu kepada orang yang berada di sebelahnya.

Melody masih meringis kesakitan, perlahan pandangannya mulai mengabur dan gelap. Disertai teriakan dari pemuda di belakangnya.

"Aku tak tau Changsub-ie hyung, ku rasa dia sa— astaga! Dia terjatuh" ucap Sungjae sambil menunjuk ke arah Melody.

"Bagaimana ini? Dia terlihat pingsan! Bagaimana kalau kita menjadi saksi? Cctv menyala semua, bagaimana Sungjae-ya? Apa yang harus kita lakukan?" panik Changsub.

Sungjae berdecak, "Bodoh hyung! kita tolong dia" ucap Sungjae dan memukul kepala belakang Changsub sebelum menghampiri Melody.

"Yak! Kau durhaka dengan hyung mu sendiri!" ucap Changsub sambil mengusap-usap kepalanya yang lumayan terasa panas sambil berjalan mengikuti Sungjae dari belakang.

Sungjae melihat kondisi perempuan itu, ternyata dia hanya pingsan. Sungjae pun menggendong perempuan itu ala bridal style.

Sungjae bisa melihat wajah perempuan itu. Membuat hati Sungjae berdesir dengan tidak elitnya. Sungjae pun menggendong perempuan itu ke UKS. Setelah sampai di UKS, Sungjae membaringkan perempuan itu dengan perlahan di ranjang. Dan lagi, Sungjae melihatnya secara dekat. Bahkan kali ini jantung Sungjae berdetak sangat tidak wajar. Dengan segera, dia menegakkan badannya dan berinisiatif mencari penjaga UKS.

"Getaran apa ini? Kurasa darahku mengalir dengan deras seperti coklat yang menghujani ladang gandum. Dan lagi, jantung ku berdetak tidak normal" batin Sungjae yang memang terbiasa absurd tersebut.

Perempuan itu pun sudah ditangani oleh suster UKS. Sungjae dan Changsub pun pergi untuk ke tempat basecamp Born To Beat seperti biasanya karena ini juga sudah masuk jam istirahat.

"Hyung, tadi ada seorang perempuan yang pingsan dan aku membawanya ke UKS. Ku rasa dia anak baru, karena aku asing dengannya" ujar Sungjae.

"Hanya ada satu anak baru di sekolah kita bulan ini" ucap Peniel dengan santai.

"Anak baru? Pingsan?" batin salah seorang yang berada didalam ruangan itu.

"Benarkah? Jadi kau tau siapa anak baru itu? Kau kenal?" tanya Sungjae bersemangat.

"Tentu saja aku kenal. Dia satu kelas denganku"

"Benarkah? Jika begini aku akan lebih gampang mendekatinya" ucap Sungjae dengan kekehan yang terdengar tengil itu.

"Dia terlalu cantik untukmu, lebih baik dia denganku" ucap Changsub sambul melempar kacang ke arah Sungjae. Sungjae menekuk wajahnya tak terima, dan mulai lah mereka dengan aksi perang lempar kacang.

"Jadi, dia tidak ada dikelas tadi karena dia pingsan?" batin seseorang yang sama.

●●●●●

#TBC
Typo bertebaran~
Maaf kalau ada ejaan yang salah😊
Kritik saran voment ditunggu~

Remember That | BTOB✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang