Problem Part 1

17.2K 603 0
                                    

Hai, semua..
Disini Yugyeom bukan member GOT7 ya.

~Happy reading~
ⓦⓘⓜⓐⓘ

Setelah 3 hari pasutri ini melepas rasa rindu mereka, kini Jungkook harus kembali disibukkan dengan aktifitasnya sebagai puclic figur. Jungkook harus kembali ke gedung BH dan akan kembali menginap di dorm.

Sementara itu, Ji In sudah terbiasa dengan situasi ini. Terbiasa merasa kesepian jika Jungkook sedang sibuk bekerja. Untung saja, wanita cantik itu bisa sedikit menghilangkan rasa sepinya dengan pergi ke cafe miliknya. Ya, Ji In memang bercita-cita memiliki usaha sendiri dan dia memilih membangun cafe yang tentunya disetujui dan didukung oleh Jungkook, suaminya.

-Yum2 Caffe 10.00 am-

-Ji In pov-
Karna mulai hari ini aku akan kesepian lagi jadi aku memilih pergi ke cafe saja. Memang aku jarang pergi ke cafe, hanya jika ada masalah atau aku sedang kesepian saja. Lagipula aku sudah mempercayakan cafe ini pada Yoora, dia adalah adik Yugyeom–sahabatku sejak SHS.

"Oh! Ji In eonnie, kau kemari? Pasti kau sedang kesepian?" Yoora menyambutku.

Bahkan Yoora sudah hafal denganku,

"Tentu saja, memangnya kenapa aku kesini kalo bukan karna kesepian? Dimana kakakmu?"

"Ya! Eonnie ini seharusnya cepat punya momongan agar tidak kesepian jika ditinggal Jungkook oppa."

Yoora terus mengikutiku menuju ruanganku dan memang Yoora maupun Yugyeom sudah tahu bahwa aku menikah dengan salah satu member DTS, tapi aku meminta mereka untuk juga menyembunyikannya dari orang-orang.

"Aku tidak ingin menambah beban Jungkook, menyembunyikan pernikahan kita saja sudah menyakitkan. Aku tidak ingin jika aku hamil nanti aku harus menyembunyikannya juga. Rasanya akan lebih sakit." ujarku pada Yoora dan berusaha tersenyum.

Sejujurnya, aku memang ingin punya anak, tapi setelah aku berfikir lagi mungkin untuk saat ini aku harus menundanya dulu.

"Kenapa eonnie bicara seperti itu? Apa Jungkook oppa berkata seperti itu?" Yoora terus bertanya padaku membuat air mataku berada dipelupuk mata.

"Dia tidak pernah bicara seperti itu. Itu hanya firasatku saja. Aku tidak berani bertanya padanya. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya, jika sedang tidak ada jadwal dia lebih memilih untuk tidur, aku paham mungkin karna dia sudah lelah. Aku bahkan lebih sering melihatnya di layar TV daripada bertatap muka langsung. Mungkin untuk saat ini, akan lebih baik jika seperti ini dulu." jelasku panjang lebar, aku berusaha menahan air mataku agar tidak jatuh.

"Oh iya, dimana kakakmu? Kau belum memberitahuku." lanjutku mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah, tapi eonnie cobalah bicara pada Jungkook oppa tentang keinginan eonnie. Jangan menyembunyikannya! Mungkin jika eonnie bicara baik-baik suamimu akan mengerti."

Yoora mencoba memberikan saran untukku. Anak ini usianya lebih muda dariku tapi pikiranya sudah lebih dewasa.

"Oppa-ku sedang keluar sebentar." lanjut Yoora.

"Yasudah, nanti tolong bilang pada kakakmu suruh menemuiku di ruanganku. Oh iya, gomawo Yoora untuk saranmu." Yoora tersenyum lalu meninggalkanku sendiri.

Rasanya aku benar-benar ingin menangis saat ini. Aku ingin mengungkapkan semuanya yang aku pendam, tapi tetap saja aku tidak bisa. Aku menghargai pekerjaan suamiku dan aku harus bertahan. Mungkin suatu saat semuanya akan membaik seiring berjalannya waktu.
-Ji In pov end-

ⓦⓘⓜⓐⓘ

Setelah mendapat saran dari Yoora kini Ji In lebih sering mengunjungi cafe dan Ji In juga mulai meceritakan semua unek-uneknya pada Yoora dan Yugyeom, sahabatnya. Dan sore ini Yugyeom mengajak Ji In pergi jalan-jalan untuk sekedar membuat Ji In lebih baik tentunya.

-Sungai Han-

Dua sahabat ini tengah duduk di bangku dekat sungai Han. Menikmati angin sore di tengah kesibukan orang-orang disana.

"Apa kau pernah pergi kesini bersama Jungkook?" Yugyeom bertanya pada Ji In.

"Pernah, tapi itu dulu sebelum kami menikah dan sebelum Jungkook debut sebagai idol." Ji In tersenyum mengingat masa-masa dimana Jungkook masih menjadi 'orang biasa'.

"Ah, lalu setelah kau jadi istrinya apa dia pernah mengajakmu pergi ke suatu tempat?" Yugyeom kembali bertanya pada Ji In.

Walaupun mereka sudah lama saling mengenal, tapi Ji In memang jarang menceritakan masalah rumah tangganya pada Yugyeom.

"Sudah kubilang suamiku terlalu sibuk, jadi dia jarang mengajakku pergi. Dan aku juga tidak ingin melihat suamiku seperti mata-mata yang harus menyamar untuk menutupi identitasnya. Akan merepotkan dia." Ji In menjawabnya dengan senyum seadanya.

"Aku tahu kau pasti sangat tertekan. Setidaknya kau menikahi orang yang benar-benar kau cintai, Ji In-ah." ucap Yugyeom lalu mengacak surai Ji In.

"Aku tidak tertekan, awalnya memang sih, tapi sekarang aku tidak apa-apa dan kau benar aku memang menikahi orang yang benar-benar aku cintai dan benar-benar mencintaiku." Ji In lagi-lagi berusaha tersenyum.

Yugyeom yang sudah mengenal sahabatnya itu tahu bahwa Ji In sedang tidak baik-baik saja atau berusaha sedang baik-baik saja.

"Yasudah, setelah ini kau mau kemana? Apa kau ingin melihat suamimu? Kita bisa datang ke acara musik." Yugyeom berusaha menghibur Ji In.

"Kita pulang saja. Lagipula aku bisa melihat suamiku di layar TV dan jika kita pergi ke acara musik kita akan terlihat seperti sepasang kekasih." ucap Ji In sambil terkekeh.

"Kau ini! Yasudah, ayo!" Yugyeom mengantarkan Ji In pulang.

Dan setelah Ji In tiba dirumah dia terkejut melihat seseorang keluar dari kamar mandi yang ada di kamarnya.

Siapa itu?

ⓦⓘⓜⓐⓘ
~to be continue~

When I Married An Idol - JJK [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang