4: Pesta Farel

324 30 0
                                    

Happy Reading...





"Ayaahh...nanti anterin Shila ya," rengek Shila pada Ayahnya yang sedang berkutat dengan Sup Ayam di dapur rumahnya, sejak pulang sekolah Shila tak henti-hentinya mengingatkan Ayahnya untuk memasak sup ayam.

Kalau biasanya Shila akan memasak apapun untuk Ayah dan Om tercintanya, beda ceritanya kalau Shila menginginkan sup ayam. Sejak Shila masih kecil hingga usianya 16 tahun, baginya hanya sup ayam buatan ayahnya yang paling menggugah selera.

"'kan bisa pergi sama si Om, Shil," jawab ayahnya sembari mencicipi kuah sop.

"Om kan pergi sama Tante Cecil, sekarang juga masih sakit giginya, tuh!" kilahnya.

"Om bawa mobil kok. Kamu bisa nebeng" Jonas yang baru saja selesai mandi, ikut bergabung di meja makan menunggu sup ayam matang.

"Ayah rela kalau Shila jadi nyamuk?" Shila memasang tampang memelas.

"Ayah percaya sama Jonas, dia tidak akan membuatmu menjadi nyamuk. Ya 'kan Jon?" tanya Ayah pada Jonas.

"Iya Bang, Shila 'kan ponakan Jonas tersayang" Jonas merangkul bahu Shila yang di tepis dan diiringi decakan sebal.

"Nah, sekarang ayo kita makan. Shila pergi sama Om ya. Ayah lagi banyak pekerjaan, lain kali Ayah akan antarkan kamu," ujar Ayah sembari menghidangkan sup buatannya yang menggugah selera.

Tanpa menunggu lama, setelah membaca doa makan mereka memulai acara makan malam.

"Shila, jangan makan terlalu banyak ya Nak. Jangan jauh-jauh dari si Om. Kalau kamu mengantuk ajak si Om pulang. Jangan pergi dengan sembarang orang. Kalau ada yang ganggu lapor sama si Om ya" Arya -Ayah Shila- menasehati Shila panjang lebar sebelum ia menutup pintu rumah.

"Bang, kita cuma ke pesta ulang tahun bukan mau ke konser Cold Play" Jonas memutar bola matanya malas, selalu begini sikap Arya kalau melepas Shila pergi.

Bukan Jonas tidak suka, dia sangat suka hanya saja sikap Arya yang terlalu mengkhawatirkan keadaan Shila membuat Shila tak banyak waktu untuk mengumpulkan teman. Jonas selalu mengajak Shila kemanapun ia pergi, apalagi jika itu acara bersama teman-teman sekolahnya tapi Arya sangat jarang mengizinkan Shila pergi. Malam ini Arya mengizinkan Shila pergi karena Arya sudah mengenal Farel atau lebih tepatnya orang tua Farel, salah satu rekan kerjanya.

"Iya Ayah, Shila ada si Om" dan jika Shila sudah menjawab seperti ini Jonas sudah dapat membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

Shila akan mengekorinya kemanapun tanpa berniat berbicara pada orang lain kecuali orang yang dikenalnya dan orang yang dikenal Shila itu sangat minim!

Setelah memberi salam, Jonas melajukan mobilnya menuju rumah Sesil. Malam ini jalan terlihat sangat padat dikarenakan malam minggu. Beruntung Jonas mengetahui jalan tikus menuju rumah Sesil. Tak sampai 15 menit mereka tiba dirumah Sesil.

"Lama banget Bang, jemputnya lewat Bandung ya?" sarkas Sesil saat memasuki bangku penumpang disebelah kiri Jonas.

"Kita lewat jalan tikus, Tant" jawab Shila polos. Suara Shila yang tiba-tiba membuat Sesil terlonjak kaget dan beristighfar.

"Ayahnya ga bisa nganterin Shila, jadi dia ikut kita ya," jelas Jonas pada Sesil yang di jawab "Oh, iya gapapa. Kalian serumah ini," -oleh Sesil.

"Nathan bilang dia pergi sama Kinar, rumah mereka 'kan deket" ujar Shila yang duduk di bangku penumpang belakang dengan satu bantal Hello Kitty dipangkuannya.

15 menit kemudian mereka bertiga sampai di rumah megah milik orang tua Farel (Farel belum punya rumah, masih sekolah). Jonas turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Sesil. Shila turun dengan membawa sebungkus kado yang dibelinya sepulang sekolah bersama Ayahnya.

Hello Arshila!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang