12: Hai

471 38 10
                                    

Happy Reading..





Nathan berdiri didepan kelas sembari sesekali menunjuk kertas karton yang tertempel di papan tulis. Karton berwarna kuning yang sudah dipenuhi oleh gambar sel berukuran besar. Seisi kelas hening memperhatikan Nathan yang sangat lancar mempresentasikan tugas kelompoknya.

"Jadi, itu adalah hasil kerja kelompok kami. Kami membuka sesi tanya jawab untuk tiga pertanyaan," tutupnya.

Awalnya semua diam, ada yang diam karena sudah paham dengan penjelasan lengkap Nathan, ada juga yang diam karena bingung dengan penjelasan panjang tanpa jeda Nathan. Sampai akhirnya, satu orang mengacungkan tangan.

"Iya, Arshila. Silahkan bertanya," ujar Wahyu selaku moderator mempersilahkan.

Shila menggigit bibir bagian dalamnya pelan, "Maaf, Bu. Saya mau izin ke toilet..." cicitnya ragu.

"Yeee....kirain mau nanya!" seru Maman.

Bu Risna menggeleng kecil, bibirnya sedikit tertarik karena menahan senyum. "Silahkan Shila," jawabnya memberi izin.

Belum sempat Jonas bergeser, Shila sudah lebih dulu menggeser paksa kaki Jonas lalu melesat cepat meninggalkan kelas. Kelas yang awalnya hening, pecah seketika.

"Makan apa dia?" tanya Kinar.

"Kebanyakan minum, jadi kebelet gitu," jawab Jonas singkat, setelahnya mereka kembali fokus pada kelompok presentasi didepan.

Shila menyelesaikan panggilan alamnya, "Huh, legaa...." gumamnya santai.

"Hai..! Lega banget ya?" celetuk seseorang. Shila menghentikan langkahnya mendadak dan mendongak, melihat orang didepannya. Jantungnya berdebar tidak karuan, pertama karena terkejut dan kedua karena orang yang menyapanya.

"Lo?" respon Shila kikuk.

"Alif," jawabnya cepat.

"Gue permisi," ujar Shila tak kalah cepat.

"E..ee..tunggu," Alif menahan pergelangan tangan Shila. "Eh..maaf," ujarnya seraya melepas pengangannya saat menyadari Shila melihat tangannya tidak suka.

"Gue cuma izin ke toilet, bukan buat bolos,"

"Gue nggak ngajak lo ngebolos," jawab Alif polos.

"Kalo gitu, gue permisi," respon Shila lalu berlalu begitu saja.

"Ke kantin bareng!" seru Alif berharap Shila masih mendengarnya.

"Aneh!" gerutu Shila.

.
.
.
.
.
.
.

"Baiklah, sekian presentasi kelompok kami. Semoga apa yang sudah kita pelajari bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua..." Shila menutup presentasi kelompoknya, saat bel jam istirahat berbunyi.

Saat Bu Risna meninggalkan kelas, seisi kelas langsung berhamburan keluar kelas. Termasuk Shila.

"Om, tungguin!" serunya ketika melihat Jonas sudah menggandeng tangan Sesil.

"Cepetan, Shek. Bubur abis loh!"

Shila mensejajarkan langkahnya dengan Sesil menuju kantin yang pasti sudah dipadati ratusan siswa haus dan lapar. Shila bisa saja cuek tapi dari ekor matanya, ia bisa menangkap keberadaan Alif di samping pintu kelasnya. Kali ini Alif tidak menyerukan kata "Hai" seperti sebelumnya, tapi hanya menatap Shila dengan tatapan yang sulit Shila artikan. Shila pikir Alif hanya bercanda saat menyerukan "Ke kantin bareng!" tadi.

"Shek, buru gih antri bubur. Udah mau abis tuh kayaknya!" seru Nathan yang baru saja duduk dengan tiga mangkuk Mie Ayam di nampannya.

"Minumnya udah nih ya," sahut Maman yang juga ikut duduk setelah meletakkan 6 gelas jus dari nampannya.

Hello Arshila!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang