2: Warung Padang

472 37 0
                                    

Happy Reading....

"Shila, lima menit ngga turun. Om tinggal!" teriak Jonas dari lantai bawah tepatnya meja makan.

"Bawel banget Om! Ini Shila lagi pake kaos kaki!" protes Shila sambil duduk di bangku meja makan, mulai menyantap sarapan pagi ini.

"Eh buset! Ngapain pake kaos disini sih? Sepatunya kan didepan"

"Emangnya kenapa kalo Shila pake disini?" sulut Shila.

"Kaosnya jadi kotor selagi kamu jalan ke teras putriku sayang..." kali ini Ayah yang menimpali.

"Jangan salah!" Shila mengangkat jari telunjuknya lalu digerakkan ke kanan dan kekiri, "Lantai rumah ini sudah bersih. Shila yang nyapu dan NGEPEL!" Shila sengaja menekan kata terakhir sembari mendelik ke arah Jonas.

"Biasa aja matanya Shila!" Ujar Jonas menghindari delikan Shila.

"Nanti pulang ke kantor Ayah ya, kita makan di resto depan kantor aja" seru Ayah sebelum Shila dan Jonas berangkat.

"ok" jawab mereka kompak.

.
.
.
.
.

"Om, kok lo ga bilang kalo lo udah nembak Trias?" todong Shila pada Jonas yang sedang asik melahap bulatan bakso.

"ngapain diumbar kalo ujung-ujungnya ditolak lagi Shek!" seru Maman, membuat wajah Jonas semakin masam.

"Si Om ngeyel sih. Udah gue bilang sama gue aja. Masih aja ngejar yang lain," sambung Sesil yang baru saja bergabung setelah berperang mengantri mie ayam.

"Om kalo bego jangan keterusan. Sesil di anggurin," Shila ikut mendukung untuk memojokkan Jonas.

"Ck..bisa diem ga sih lo pada?!" Jonas mendecak kesal, menghentakkan sendok bakso kedalam mangkuk yang sudah kering tak tersisa.

"Ya ampuun Om..itu laper, aus atau emang doyan? Kering gitu mangkoknya" seru Kinar.

"Om gue dari dulu emang hobi ngabisain kuah bakso. Untung ga sekalian mangkoknya!" sahut Shila.

Jonas hanya bisa mengupat dalam hati, saat ini mulutnya enggan menanggapi celotehan-celotehan orang disekelilingnya. Tadi pagi, baru saja Jonas ditolak mentah-mentah oleh seorang siswi kelas 10 yang sudah sebulan dia dekati namun hasilnya, NIHIL. Jonas tetap menjadi Jonas si Jones yang tidak pernah menyadari satu hal dari beberapa hal yang ada disekitarnya.

"Eh iya, Sesil lo diundang ke acara ulang tahunnya Farel?" tanya Kinar.

"Pastilah dia ngundang gue, kalo ga ada gue siapa yang bakal nyanyi gratisan di pestanya?" jawab Sesil sembari tertawa.

Farel adalah teman Sesil sejak SMP yang sudah lama menyukai Sesil, hanya saja Sesil menganggap semua itu cuma candaan.

"segitu sukanya disuruh nyanyi gratis!" celetuk Jonas sinis.

"Loh, 'kan sebagai teman yang baik ga mungkin gue nolak tawaran yang baik juga" Sesil memberi pembelaan.

"Suka gitu, suara lo yang cempreng didenger sama semua orang?" nada bicara Jonas sarat akan sindiran.

"Bukannya kita emang tiap hari denger suara kaleng rombengnya Sesil ya?" Maman membela Sesil, membuat Jonas memutar bola matanya malas.

"Kampret!" Sesil melempar buntalan tisu pada Maman, "jangan lupa jemput gue loh!" Sesil menepuk lengan Jonas.

"Kalo si Om pergi sama lo, terus gue gimana?" tanya Shila polos.

"Adek pergi sama abang sajalah" tawar Nathan seraya menaik turunkan alisnya.

Hello Arshila!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang