Rantai mulai terikat dan simpul mulai terjalin. Ini antara aku dan kamu. Kita merajut kisah dalam kasih.
.
.
.
Krieeetttt
Suara derit pintu disertai bunyi lonceng yang berdenting menandakan bahwa seorang pelanggan baru saja memasuki area kedai.
Suara langkah kaki yang tenang membawa tuannya ke arah seseorang yang sedang berdiri bersiap menyambut kedatangannya.
Pelanggan itu sedikit membuka mulutnya, iris mata kelamnya bergerak seolah menelisik sesuatu di depannya.
"Berikan aku sebuah kejutan lagi," kata orang itu seolah sedang memberitahukan sebuah kode rahasia.
Sakura sedikit memiringkan kepalanya ke kanan, menatap heran pelanggan di depannya. Kemudian Sakura mengangguk dan sedikit membungkuk, ikut membisik.
"Kupikir aku bukanlah orang yang sedang merayakan pesta ulangtahun untuk temannya, ataupun seorang peri maupun Santa, sehingga aku harus memberikanmu sebuah kejutan."
Orang itu menaikkan sebelah alisnya. Orang itu kemudian menyentuh dagunya seolah dirinya sedang berpikir keras untuk suatu hal.
Masih dengan membisik, Sasuke berkata, "Hm... Jadi kalau bukan peri ataupun Santa, lalu siapakah dirimu? Penyihir?"
Sakura mengulas senyum jenaka sembari merentangkan kedua tangannya. "Aku Tingkerbell. Whoopla! Kau menemukanku! Tapi jangan beri tahu siapapun ya, ini rahasia kita berdua."
Orang itu menyambut uluran tangan Sakura disertai dengan suara tawa yang tertahan.
"Kau orang yang sangat receh untuk lelucon yang sangat receh," kata orang itu menggelengkan kepalanya.
Sakura tertawa renyah setelah mendengar respon yang diberikan orang itu kepadanya.
"Aku sangat menyukai uang receh. Terlebih lagi jika uang itu diberikan olehmu," kata Sakura menanggapi.
Orang itu menatap Sakura dalam diamnya. Kemudian semburat merah muda tipis muncul di kedua pipi orang itu. Ia berpikir bahwa Sakura sedang melemparkan rayuan kepadanya.
"Kau tidak pandai dalam merayu," ungkap orang itu. Ia mengalihkan pandangannya ke bawah untuk meghindari tatapan Sakura.
"Aku tidak merayu!" sergah Sakura.
Sasuke, orang itu tersenyum lalu mengeluarkan lima lembar uang seratus ribu.
"Aku ingin menyewamu," ucap Sasuke.
Sakura mengerutkan alisnya marah. "Hei! Itu terlalu murah!"
***Sasuke menyesap secangkir teh yang berada dalam genggaman tangannya. Tidak ada yang aneh dengan cuaca di luar. Siang ini udara hangat, namun ia tetap menyukai teh hangat yang disajikan oleh gadis gulali di depannya.
Sasuke terlihat mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya.
"Apakah kau ada waktu luang nanti?""Aw, apakah kau ingin mengajakku menonton?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Omoide No Hotondo ✔️
FanfictionLewat pertemuannya dengan Sakura serta secangkir teh hangat yang menemani kehangatan di antara mereka berdua, Sasuke diingatkan kembali tentang masa lalunya yang abu-abu. Mengapa hanya Sakura yang bisa membuatnya dimabuk cinta? Dan benang merah apa...