06

959 128 8
                                    

     Sudah seminggu sejak kejadian malam itu. Setelah mendeklarasikan dirinya tidak lagi menjomblo, Sasuke mengganti semua profil, baik WA, instagram, twitter, line, dan lainnya menjadi foto Sakura.

Setiap hari selalu membuat story yang memerkan kepada orang lain bahwa dirinya sudah memiliki kekasih yang sangat cantik.

Hal itu cukup mematahkan hati para gadis yang menginginkan Sasuke sejak lama.

Sasuke menjadi sangat protektif terhadap Sakura. Apapun yang Sakura lakukan haruslah mengabari Sasuke setiap detiknya, kalau tidak, Sasuke akan mengamuk dan terjadilah drama picisan, opera sabun yang selalu ditonton oleh kalangan ibu-ibu.

Itachi mengelus dagunya beberapa kali ketika melihat story adiknya yang sedang bersama seorang gadis merah muda.

"Sejak kapan mereka menjadi dekat?" gumam Itachi.

Itachi sedikit merenung.

"Tidak mungkin, kan, kalau dia sudah mengingat semuanya?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Itachi menggelengkan kepalanya. "Tapi Sasuke sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kalau dia ingat masa lalunya."

Itachi mengetuk-ngetuk jarinya ke meja. Dirinya sedang berpikir keras.

"Tapi bisa saja Sasuke memang sudah ingat semuanya. Mengingat bahwa aku, ayah, dan ibu tidak berada di rumah selama dua pekan ini."

Yah, baguslah kalau begitu, pikir Itachi.

Itachi kemudian merenggangkan tubuhnya dan bangkit dari duduknya untuk melakukan beberapa perenggangan setelah beberapa jam berkutat pada laptopnya.

Matanya terasa sakit, punggungnya sakit, dan kakinya kram.

"Ah. Aku akan meminta Izumi memijatku sepulang nanti."

Setelah mengucapkannya, Itachi tersenyum penuh arti.

Hehehe, sekalian minta jatah, batin Itachi senang.

Beberapa adegan sudah tersusun dalam kepalanya setelah memikirkan hal itu. Itachi semakin semangat untuk menyelesaikan kerjaannya hari ini agar bisa pulang cepat.

"Izumi, i'm coming!" ucap Itachi bersenandung ria.

🍁

Sudah pukul 7 malam, Itachi mendesah kelelahan setelah menyelesaikan kerjaannya dengan cepat agar bisa pulang lebih awal dari biasanya.

Itachi yang sedang berjalan melewati ruang tamu, samar-samar mendengar percakapan adiknya dengan seseorang.

Dengan segala ke-kepo-annya, Itachi berjalan mengendap-endap ke arah kamar adiknya itu.

"Memangnya kau tidak bisa melakukannya ya?"

"..."

"Hm, yeah, tapi tidak sesulit itu kok."

Itachi mengerutkan keningnya ketika mendengar obrolan adiknya itu. Terlalu... ambigu.

"Tidak susah, kok, sayang. Kita tinggal memasukkannya saja. Lakukan pelan-pelan, kau pasti berhasil."

Itachi membekap mulutnya seketika.

Oh tidak, oh tidak. Aku mendengarkan percakapan yang tidak senonoh, batin Itachi.

Itachi memilih untuk pergi sebelum ia tewas karena keterkejutannya itu.

"Sasuke ternyata orang yang bar-bar saat bersama seorang gadis," ucap Itachi.

Dilain sisi, Sasuke semakin kesal dalam video callnya dengan Sakura.

"Kau hanya perlu memasukkan angka itu ke dalam kolom yang ada di sana! Kan sudah kuberitahu rumusnya. Kau ini membuka bisnis tapi tidak bisa mengelola bisinis ya," cerca Sasuke kesal.

"Haah, sudahlah. Kau saja yang urus. Aku benci berurusan dengan angka, bikin pusing kepala! nanti aku bisa cepat tua, kalau tua, nanti kau tidak lagi suka."

Sasuke memutar matanya malas. "Kau ini sedang berpuisi?"

"Sasu, aku mengantuk. Tidur, yuk?"

"Kau mau meniduriku? Kau yakin?"

Sakura memang terlihat sudah kelelahan, beberapa kali Sakura menguap dan meneteskan air mata karena mengantuk.

"Akan kutiduri kau malam ini. Ayo cepat, aku lelah."

Sasuke menyeringai, "Serius mau buat anaknya sekarang? Kalau pada akhirnya kau tekdung, aku akan tanggung jawab sepenuh hati, jiwa ragaku."

Sakura mengernyit di seberang sana.

"Bukan yang itu, bodoh! Seriuslah, aku benar-benar lelah. Besok pagi tolong jemput aku dulu ya?"

Sasuke menghela napas pasrah. Mencoba melapangkan hatinya ditinggal ke alam mimpi oleh sang kekasih.

"Iya. Tapi biarkan begini terus, ya. Teleponnya jangan dimatikan, aku mau bobok bareng," kata Sasuke mengajak.

Sakura mengangguk patuh, kemudian memposisikan badannya senyaman mungkin untuk masuk ke alam mimpi.

Sebelum akhirnya Sakura tertidur, Sakura menyempatkan diri untuk melemparkan ciuman jarak jauh kepada Sasuke dan mengucapkan kata selamat malam.

"Selamat malam. Mimpiin aku, ya," ucap Sasuke.

Sakura mengangguk mengiyakan. Kemudian lampu pun mati. Keduanya bergelut dalam tidur dengan video call sebagai perekat jarak di antara mereka.

🍁

     Pagi harinya, sesuai janji Sasuke akan menjemput Sakura dahulu. Sebelum benar-benar pergi, Itachi menghentikannya untuk bertanya sesuatu.

"Hei, Sasuke," panggil Itachi.

Sasuke yang sedang memasang sepatunya pun menggumam menjawab panggilan kakaknya itu.

Itachi sesikut ragu-ragu bertanya, "Apa kau sudah memberikan hadiah itu pada Sakura?"

Sasuke mengernyit bingung kemudian menoleh ke arah kakaknya.

"Kau kenal Sakura?"

Itachi menjadi bingung. Bukankah Sasuke memang sudah ingat semuanya? pikir Itachi

"Tentu saja," jawabnya ragu-ragu.

Itachi terdiam sejenak sebelum melontarkan pertanyaan lagi.

"Jadi, apakah kau sudah memberikan hadiah itu pada Sakura?"

Sasuke melanjutkan memasangkan sepatunya kemudian berdiri menatap Itachi.

"Hadiah apa? Kau ini daritadi membicarakan hal yang tidak kumengerti."

Itachi menggigit pipi bagian dalamnya, menyadari bahwa Sasuke sama sekali belum mengingat masa lalunya.

Ternyata memang belum ingat, batin Itachi was-was.

"Jadi kau belum ingat, ya?" cicit Itachi.

Tatapan Sasuke menajam seolah menuntut jawaban jelasnya dari Itachi.

"Katakan apa yang tidak kuketahui, Kakak," katanya menuntut.

"Apakah hari ini aku akan menceritakan sebuah dongeng di pagi hari?" gumam Itachi sedih akan nasibnya.

TBC

Omoide No Hotondo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang