Siang ini, seperti biasanya Sasuke akan mengunjungi Sakura di kedai, mengobrol diselingi dengan meminum secangkir teh nikmat racikan Sakura sendiri. Membayangkannya saja sudah membuat semangatnya semakin menggebu-gebu, semakin tidak sabar.
Namun setelah dirinya berada di dalam, dia tidak sengaja mendapati Sakura bersama seorang pria bersurai merah di tempat yang biasanya Sasuke tempati.
Yang membuat Sasuke semakin memanas ialah saat pria itu mencium punggung tangan Sakura mesra tanpa ada penolakan apapun dari Sakura. Dadanya semakin terasa sesak saat melihat kemesraan dua sejoli itu.
Sasuke mengeratkan tangannya, setelah itu membalikkan tubuhnya meninggalkan kedai milik Sakura.
"Sial!" umpat Sasuke.
"Tidak kusangka dia sudah memiliki kekasih," lanjut Sasuke.
Sasuke mengeratkan pegangannya pada kemudi mobil, melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Sasuke memanas.
Sasuke berjalan cepat memasuki rumahnya dengan diselimuti amarah. Sasuke bahkan membuka pintu rumahnya kemudian membantingnya dengan kasar, membuat Itachi yang sedang menikmati peristirahatannya menjerit kaget.
"Hei bodoh! Tidak bisakah kau masuk dengan tenang? Bangsat!" umpat Itachi.
Masih dengan langkah yang sama, Itachi kembali dikagetkan untuk yang kedua kalinya oleh tindakan Sasuke yang membanting pintu kamar.
Itachi bergumam, "Apa yang salah dengan siluman ayam itu. Bukannya hari ini bukan jadwal datang bulannya?"
Sasuke berguling absurd di atas ranjangnya. Sesekali dia berteriak kemudian menjambak surai kebiruannya.
Setelah cukup lama terdiam dalam posisi terlentang, Sasuke meraih ponselnya yang berada di sampingnya.
Menatap layar ponsel yang tertera nomor Sakura di dalamnya.
"Sial! Ada apa denganku?"
Setelah sekian lama bergelut dengan pikirannya, Sasuke pun tertidur.
Berselang beberapa menit, Itachi kemudian mengintip dari sela pintu kamar, menyaksikan adiknya yang sudah mendengkur pulas.
"Hm? Sudah tepar?" gumam Itachi.
Itachi kemudian menyeruput jus mangganya.
"Sepertinya aku ingin melakukan sesuatu."
Itachi kemudian melanjutkan, "Sebuah ide cemerlang telah melintas di kepala jeniusku."
Setelah itu Itachi tersenyum, lalu kembali menyeruput jusnya dan melangkah pergi.
Sebelum benar-benar menjalani aksinya, kepala Itachi ditarik dari samping secara tiba-tiba.
"HMMPH!"
Di sisi lain, Sasuke memikirkan banyak hal di kepalanya sembari merebahkan dirinya dengan tangannya yang menutupi sebagian wajahnya.
Hari ini dia cukup emosional. Bahkan sampai rela meninggalkan urusan kantornya.
Jam istirahat telah berlalu sejam yang lalu. Namun Sasuke masih enggan untuk kembali ke sana. Sasuke masih betah dengan ranjang empuknya untuk menenangkan diri dan berpikir. Untuk apa dirinya bertindak sejauh ini.
Ah. Tidak akan ada masalah apa-apa jika aku bolos hari ini, pikirnya.
Sasuke berpikir dirinya sudah gila karena bertindak berlebihan.
Ah, sudahlah! Sudah terlanjur begini. 'Sudah terlanjur basah, mandi saja sekalian', kan? Pikirnya lagi.
Baru sepersekian detik Sasuke memejamkan matanya, terdengar suara notifikasi dari ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omoide No Hotondo ✔️
FanfictionLewat pertemuannya dengan Sakura serta secangkir teh hangat yang menemani kehangatan di antara mereka berdua, Sasuke diingatkan kembali tentang masa lalunya yang abu-abu. Mengapa hanya Sakura yang bisa membuatnya dimabuk cinta? Dan benang merah apa...