08

890 132 0
                                    

    Sasuke yang baru saja tiba di rumah Sakura dengan tergesa-gesa keluar dari mobil dan berlari ke arah rumah Sakura.
Dengan tidak sabaran dirinya mengetuk pintu Sakura, menghiraukan bahwa ada bel yang bisa ditekan tanpa harus menyakiti tangannya.

Dengan begitu banyaknya emosi yang terkumpul dalam otaknya, Sasuke menjadi kalut, sesegera mungkin meminta penjelasan lebih dari Sakura.

Ketika pintu dibuka oleh sang pemilik rumah, raut wajah Sakura ikut berubah melihat Sasuke tidak dalam kondisi yang menyenangkan.

"Ada apa, Sasu?"

Wajah Sasuke menggelap, menatap Sakura tajam hendak mengintimidasi kekasih merah jambunya itu.

"Kenapa kau berbohong?"

Sakura mengerutkan keningnya tidak mengerti maksud perkataan Sasuke. "Berbohong kenapa? Aku tidak pernah be--"

Sasuke meremas rambutnya dengan kedua tangannya kemudian menyentakkan kedua tangannya penuh marah.

"Apakah kau hanya bisa berbohong? Begitukah?"

"Aku tidak mengerti maksudmu, memangnya kapan aku membohongimu?'

Wajah Sasuke memerah menahan amarah yang meletup-letup.

"Sebegitu senangnya, kah, kau telah membodohiku selama ini? Berpura-pura manis saat pertemuan pertama kita seolah kau tidak mengenali siapa aku! Mempermainkan aku yang bahkan tidak bisa mengingat wajah orang yang kucintai sejak kecil," cerca Sasuke dengan napas terengah-engah.

Suaranya agak tinggi tertahan sehingga terlihat seperti orang yang sedang menahan diri agar tidak berteriak saat itu juga. Sasuke berusaha mengontrol emosinya agar tidak meluap.

"Sudah berapa banyak hari yang kita lewati, namun tak pernah sedikitpun kau berusaha membuatku ingat tentang eksistensimu dalam hidupku!"

Ketika Sasuke hendak mengeluarkan beberapa kalimat lagi, Sakura segera menyela sebelum Sasuke benar-benar meledak.

"Jika kuberitahukan padamu siapa aku dan bagaimana kita hidup dulu, memangnya akan seperti apa tanggapanmu?" Sakura mencoba menjaga nadanya tetap selembut sutera agar lawan bicaranya juga dapat memahami perasaannya.

"Aku yang menjadi penyebab
kau kehilangan sepertiga ingatanmu tentangku dan juga orang yang membuatmu hampir mati tenggelam saat itu hanya karena perasaan sepeleku, melupakan segala kesalahan itu kemudian tanpa rasa malu aku membuatmu membuka kenangan lama, membuatmu mengingatku yang telah hampir membunuhmu," Sakura terdiam sejenak, menyusun kata-kata yang tepat agar Sasuke dapat memahaminya.

"Memangnya tanggapan apa yang aku harapkan? Fakta bahwa kau kehilangan ingatanmu karena diriku sendiri, aku tidak berhak memaksamu untuk mengingatku saat itu karena kupikir, itu hanya sebuah kebetulan kau bertemu denganku, tidak mungkin ada perjumpaan kedua kalinya."

Sasuke menyela, "Kenyataan bahwa sudah beberapa bulan terlewati, sudah berjuta perjumpaan telah kita lakukan, dan sudah begitu banyak kenangan yang telah kita ukir, namun kau tetap saja bungkam. Tidak, kah, kau memikirkan bagaimana perasaanku ketika hanya aku seorang yang tidak mengingatmu! Satu-satunya orang bodoh di sini!"

Sasuke mengusap wajahnya kasar sebelum menyambung beberpaa kata.

"Tidakkah kau mengira, selama itu kau sudah menipuku?"

Sakura memberikan pembelaan, "Aku tidak menipu--"

Sasuke dengan cepat memotong ucapan Sakura penuh dengan tekanan di dalam perkataannya. "Kalau bukan menipu, lalu apa namanya?!"

Sasuke kemudian melanjutkan.

"Selama ini kau hanya diam. Membungkam mulut indahmu itu untuk dapat membodohiku dalam jangka waktu yang lama."

Sasuke bernapas terengah-engah, banyak hal dikepalanya yang bahkan dirinya sendiri pusing karena terlalu banyak pertanyaan yang ingin dilontarkan pada kekasih merah jambunya ini.

"Apakah kau berniat untuk tetap bungkam selamanya?"

Sakura terdiam, kepalanya menoleh ke arah lain, dirinya tidak bisa menatap wajah Sasuke karena ucapan terakhir Sasuke tadi tepat sasaran.

Sasuke tertawa sinis melihat diamnya Sakura hingga tidak bisa berkutik, bahkan untuk membantah pun sudah tidak bisa.

Sasuke sudah mengerti. Itulah kenyataannya.

Jika saja Sasuke tidak mengetahui fakta ini dari Itachi tadi, mungkin selamanya Sasuke akan tetap berada dalam lubang yang diciptakan oleh Sakura tanpa membiarkannya keluar untuk melihat kenyataan yang ada di luar sana.

"Entah mengapa aku kecewa padamu, Haruno Sakura," ucap Sasuke lirih.

Sakura kemudian memalingkan wajahnya, menatap wajah Sasuke yang tengah menatapnya dengan penuh luka.

Perasaan bersalah menyelimuti Sakura saat itu juga.

"Kau mengerti bahwa dirimu salah dalam hal ini. Namun bukannya meminta maaf, dirimu justru melakukan pembelaan habis-habisan," kata Sasuke setelahnya.

Sasuke menyisir rambut bagian depannya ke belakang. "Kau terus membela dirimu yang secara nyata telah berbuat salah tanpa ada rasa penyesalan karena telah berbohong. Aku kecewa padamu, Sakura."

Sasuke berbalik pergi, meninggalkan Sakura yang terus menerus memanggilnya.

Di dalam mobilnya, Sasuke merasakan kepalanya seperti ditimpa beton yang sangat besar. Setelah menstabilkan perasaannya, Sasuke melajukan mobilnya meninggalkan kawasan rumah kekasihnya.

🍁

Sasuke berjalan tenang menyusuri area tepi danau yang pernah menjadi bagian dari kenangannya dulu.

Begitu banyak hal berubah di sini setelah kejadian itu.

Sasuke menemukan pohon besar yang masih tetap sama, masih kokoh namun terlihat sudah tua termakan usia.

Sasuke berjongkok, menyentuh permukaan tanah dari pohon itu.

"Di bagian mana Itachi menguburnya?" gumam Sasuke.

Sasuke memilih membaringkan tubuhnya di bawah pohon besar nan rindang itu, menghiraukan pakaian kerjanya yang akan kotor bercampur tanah.

Tidak ada salahnya untuk membolos, aku bosnya, pikir Sasuke.

"Padahal sudah puluhan tahun berlalu semenjak saat itu, namun aku tetap saja tidak mengingat apapun," keluh Sasuke pada sang pohon.

"Aku memang bukanlah bocah lagi sehingga harus marah karena hal itu, namun, entah kenapa aku membenci diriku sendiri karena sudah melupakannya."

Sasuke terus saja menggerutu. "Dia hidup dengan baik tanpa bisa kulihat bagaimana perkembangannya sampai saat ini. Aku membenci diriku yang sudah melewatkan itu semua."

Sasuke menutup matanya menggunakan lengannya.

"Menyebalkan."

Omoide No Hotondo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang