~EMPAT~

7.4K 711 8
                                    

"Bagus sekali ya dirimu, menghasut-hasut yeoja tadi agar tidak dekat-dekat dengan Jungkook. Kau fikir dirimu siapa ha?" Tanya Namja itu yang ternyata adalah Anggota Bangtan, Jung Hoseok.

*Joy POV*

Aku menatap Namja di depan ku ini, yang tidak lain adalah Jung Hoseok, salah satu anggota Bangtan, pasti dia mendengar pembicaraan ku, aku menarik nafas sebentar lalu mengumpat dalam hati.

"Bukan urusan mu, aku tidak ingin teman ku dekat dengan orang-orang seperti kalian." Ucap ku lagi

Dia mengangkat sebelah alisnya "Memangnya dirimu berbeda? Kau sama dengan kami dan kau berteman dengan mereka, jadi apa salahnya jika Jungkook ingin dekat dengan teman mu itu." Tanyanya lagi dan sekarang dia membawa-bawa jika diri kami sama.

"What? Yak! Jangan samakan kami dengan kalian. Kalian itu tidak mengerti apa bagaimana sih? sudah berapa banyak manusia yang kalian korban kan selama ini ha? Dan aku tidak ingin jika teman ku akan mendapatkan nasib yang sama seperti korban-korban kalian." Ucap ku lagi sambil menepis tangannya agar aku dapat lewat.

Baru beberapa langkah tangan ku ditarik olehnya dia merapatkan diriku ke dinding, membuat wajahnya menjadi dekat beberapa centi dengan wajahku, aku menatap matanya yang sekarang sudah berwarna keemasan, padahal baru saja matanya berwarna hitam.

"Kau tidak tahu apa-apa tentang kami, kau hanya pernah mendengar rumor tanpa melihat kenyataannya. Kau tidak tahu apa yang difikirkan Jungkook saat dekat dengan temanmu, dia tidak ada maksud apa-apa selain berteman dengannya." Ucap Hoseok

Aku berdecak meremehkannya, kutatap matanya lurus "Jangan pernah bermimpi, memangnya kau fikir aku akan percaya pada ucapan mu." Ucap ku sambil mendorongnya menjauh dariku aku kembali berjalan namun kali ini dia tidak mengejar atau menahan ku, dan itu membuatku bisa bernafas lega.

.

.

.

10 menit yang lalu aku mengirimi pesan kepada Seulgi dan Wendy agar menemui ku dikantin, aku sudah duduk memesan kopi kesukaan kami bertiga, setelah menit berikutnya Seulgi dan Wendy sudah duduk di kursi didepan ku.

"Apa yang ingin kau bicarakan? Aku sampai membolos matakuliah gara-gara kau." Tanya Seulgi sambil meminum kopinya.

Sebelum aku bercerita aku menarik nafas sebentar dan memulai bercerita kepada mereka.

"Aku bertemu dengan Hoseok, lalu tiba-tiba saja dia memperingatkan ku untuk tidak melarang Jungkook dekat dengan Yeri."

Perkataan ku membuat kedua teman ku didepan kaget, bahkan Seulgi tersedak kopinya.


"Apa? Bagaimana Yeri bisa dekat dengan Jungkook?" tanya Wendy

"Aku tidak pernah mengira jika Yeri sebenarnya sekelas dengan Jungkook, dan itu membuat kemungkinan besar Jungkook bertemu dengan Yeri lebih sering." Ucap ku lagi sambil mengaduk-aduk kopi yang sebenarnya tidak niat ku minum.

"Aku merasa jika belakangan ini Bangtan sering berurusan dengan kita." Ucap Seulgi lagi, ucapannya membuatku mengangkat alis, 'apa maksudnya?'

"Maksud ku, sejak Irene bertemu dengan Taehyung seakan-akan tuh setiap harinya kita berurusan dengan salah satu Anggota Bangtah, itu seperti takdir yang tidak bisa dilawan dimana salah satu kita bertemu diwaktu yang berdekatan." Ucap Seulgi lagi

"Tunggu, aku masih tidak mengerti. Apa maksudmu?" tanya ku lagi setelah mendengar ucapan Seulgi yang berbelit-belit.

"Maksud Seulgi adalah Jika sekarang dan seterusnya kita akan selalu berurusan dengan Bangtan. Irene bertemu dengan Taehyung di perpusatakaan, Namja berbahaya itu bisa saja melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan kepada Irene, lalu Yoongi bertemu dengan ku tiga hari yang lalu, dan Yeri tiba-tiba saja dekat dengan Jungkook." Ucap Wendy menerangkan

Blood, Sweat And Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang