~DUA~

9.2K 821 5
                                    


"Ah, ternyata kau sama. Bagaimana kau bisa ada di kampus ini?" Tanya Namja itu

*Author POV*

Wendy mengangkat kedua alisnya menatap Laki-laki bersurai hitam ini aneh. "Itu bukan urusanmu Min Yoongi-sshi." Ucap Wendy, yang ternyata tau nama dari Laki-laki yang beridiri didepannya, Namja itu tersenyum miring ketika Wendy menyebutkan nama lengkapnnya. Laki-laki itu mendekat kearah Wendy. Namun tidak ada rasa takut sedikit pun dari Wendy, dia masih berani melihat Namja itu yang mulai mendekatinya.

"Bagaimana bisa kau ada dikampus ini? Setahuku hanya kami yang berada disini tidak ada yang lain." Ucap Yoongi menatap dalam kearah manik mata Wendy yang berwarna coklat keemasan.

"Cih, apa kau bodoh? Harusnya kau lebih memperhatiakn sekitarmu, banyak mahasiswa dan mahasiswi sepeti mu di kampus ini, bukan hanya kalian dan diriku." Ucap Wendy kembali berjalan menuju Pianonnya, merapikan kertas-kertas note yang berserakan diatas piano tersebut.

"Kau berada di kelas Seni kan?" tanya Yoongi lagi

Wendy tidak menjawab melain kan menutup tuts piano tersebut tanda dia telah selesai bermain, lalu menatap Namja disampingnya ini. "Yeah dan sudah hampir sebulan kau tidak hadir di dalam kelas right?" ucap Wendy

"Jadi kau seangkatan denganku?" Tanya Yoongi lagi

Wendy tidak menjawab melainkan berjalan menuju pintu ruangan Seni meninggalkan Yoongi didekat piano dengan sejuta pertanyaan yang memenuhi kepalanya.

"Ah, kuharap kau masuk besok, karena akan ada pembicaraan mengenai pentas yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 Desember dimalam Natal. Bukankah kau termasuk mahasiswa yang paling jenius bermain piano?" Ucap Wendy sebelum dirinya keluar meninggalkan Yoongi yang sedari tadi mengepalkan tangannya kesal karena seorang wanita berani sekali berbicara seperti itu kepadanya.

'Aku bahkan tidak tahu namanya.' Batin Yoongi

.

.

.

*Wendy POV*

Aah! Dasar Bodoh, kenapa kau memberitahunya. Harusnya kau berpura-pura tdiak tahu. Pabo! Aku segera berjalan meninggalkan ruangan seni dengan kesal, kenapa tiba-tiba dia harus muncul dihadapanku? Padahal dari seluruh mahasiswa dan mahasiswi di kampus ini aku berharap tidak akan bertemu dari salah satu Bangtan. Sial!

"Wendy." Panggil seseorang membuatku menoleh, Seulgi menghampiri ku.

"Seulgi bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?" Tanyaku sambil menatap temanku dengan wajah melas.

"Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba memasang wajah seperti itu." Tanya Seulgi sambil berjalan bersama ku menuju kantin hanya untuk meminum Kopi.

"Aku bertemu dengan salah satu member Bangtan." Ucap ku setelah kami sampai dikantin dan memesan kopi, perkataan ku membuat Seulgi sedikit tersedak dan menatap ku serius.

"Lalu? Siapa yang kau temui?"

"Min Yoongi."

Kulihat Seulgi sedikit membaung nafasnya lega, aku sedikit bingung melihat Seulgi merasa lega, bagaimana bisa dia lega? Aku baru saja memberitahu Yoongi tentang diriku.

"Untung saja kau tidak bertemu dengan si pembaca fikiran. Setidaknya dia tidak tahu namamu-kan." Ucap Seulgi

"Iya sih, tapi dia sudah tahu tentang diriku dan dia juga tahu jika bukan hanya dia dan teman-temannya yang berada di kampus ini, melainkan diriku dan masih banyak lagi."

Blood, Sweat And Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang