~DUA BELAS~

5K 472 0
                                    

"Jung...Jungkook-ah"

*Yeri POV*

Jungkook membulatkan matanya marah ku, Aku bingung harus berbicara apa dengan Jungkook setelah hampir 2 bulan tidak berbicara dengannya? 'Pasti sekarang dia sudah tahu jika aku sudah berubah sama sepertinya'.

"Jungkook, apa yang kau lakukan disini?" panggil seorang Yeoja disebelah Jungkook, dia yeoja yang terakhir aku lihat tertawa bersama dengan Jungkook, dia juga seorang Vampire. Mereka terlihat cocok saat bersama.

Aku berjalan melewati Jungkook dan yeoja tersebut, namun tanganku ditarik hingga diriku harus berjalan mengikuti langkah kaki Jungkook, kami pergi meninggalkan yeoja tersebut. Dia membawaku ke asrama Bangtan.

Ah apa yang harus aku ucapakan didepan mereka semua? Pasti ada Irene Eonni, Seulgi, Wendy dan Joy.

.

.

.

Semua menatapku, meminta penjelasan. Aku masih diam dan menunduk. Tatapan mereka benar-benar menakutkan. "Siapa yang merubahmu Yeri?" tanya Irene Eonni. Apa aku harus bilang kepadanya? Tanpa aku bilang pasti dia juga sudah membaca fikiran ku bukan?

"Kau...kau kecelakaan? Bagaimana bisa?" tanya Irene sedikit terkejut, membuat semua ikutan kaget, aku menarik nafasku sebentar lalu akhirnya bercerita.

"Saat aku pulang kerumah, aku tertabarak truk, aku koma dirumah sakit dan kata dokter tidak ada harapan yang pasti apakah aku selamat atau tidak, lalu aku bertemu dengan seseorang bernama Seohyun, dia yang merubahku. Dia yang membantu ku agar bisa tetap hidup." Ucapku akhirnya

"Seohyun? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu?" ucap Namjoon.

"Siapa dia hyung? Apakah dia orang yang baik?" tanya Jungkook.

Aku masih diam, kenapa mereka semua tampak tidak suka jika aku berubah sama seperti mereka? Apa menurut mereka lebih baik aku mati? "Tidak, tidak begitu Yeri-ah, kami sungguh khawatir kepadamu selama 2 bulan ini kau tidak berbicara kepada kami, kami hanya ingin kau mempunyai pilihan terhadap hidupmu, itu saja." Ucap Irene, membuatku menoleh kepadanya.

"Tapi aku tidak ingin jika aku harus mati dan tidak bisa melihat kalian lagi, lagipula memang takdirku seperti ini, jika bukan takdir, aku tidak mungkin tertabrak dan hampir mati." Ucapku sambil memeluk Irene, bagaimana pun aku merindukan mereka.

Irene Eonni mengusap kepala ku dengan lembut, dia memang sudah seperti kakak dan ibuku. "Maafkan kami, karena kami terlalu melarangmu tanpa menjelaskannya, harusnya dari awal kami memberitahu alasan kami kepadamu, dan kau tidak akan berakhir seperti ini." ucap Wendy, aku memeluk Wendy lalu Seulgi.

Aku melirik Joy masih terdiam di sofa, aku menghampirinya "Maafkan aku Joy-ah?" ucap ku memasang wajah memelas ku, berharap dia tidak marah lagi kepadaku, dia menghela nafas sebentar lalu memeluk-ku.

"Joy-ah, aku merindukanmu." Ucap ku sambil menangis, dia menepuk kepalaku sebentar dan mengangguk.

"I Know, Aku juga merindukan mu Yeri-ah, apa kau haus?" Tanya Joy, aku mengangguk lalu mengajaku kedapur untuk minum. Aku melirik sedikit kearah ruang keluarga, setidaknya mulai saat ini aku tidak akan merasa ditinggalkan lagi.

.

.

.

*Auhtor POV*

Yeri sedang duduk sofa asrama Bangtan, semua orang sedang ada kelas. Hanya Yeri sendiri dirumah, dirinya hanya memainkan bongkahan es yang berada di atas telapak tangannya. Kekuatan Yeri adalah Ice, dia bisa mengeluarkan Ice atau membuat hawa diseketiarnya menjadi dingin dan membeku.

Blood, Sweat And Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang