Chapter 5

2.3K 179 75
                                    

Sehun berjalan gontai dan meduduki tepi ranjang dengan lemas. Baru saja Sehun pulang setelah menghadiri acara pemakaman Kai. Awalnya Sehun berharap itu bukan Kai, tapi hatinya hancur karena sangat jelas dia melihat tubuh yang sama, wajah yang sama, rambut yang sama, dan jangan lupakan cincin pertunangan mereka yang masih tersemat di jari manis nya.

Kai..

Sehun tidak tahu, kenapa disaat dia menyebut, mendengar nama Kai dia tidak bisa menahan aitmatanya. Apakah dia sedih atau menyesal atau apapun itu dia tidak tahu.

Terbesit dipikiran Sehun, terkadang dia merasa bersalah karena dirinya merasa yang telah mengkhianati Kai dengan menikah dengan Chanyeol, walaupun pada kenyataannya Kai lah yang meninggalkannya.

Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan?
Batin Sehun.

Ceklek

"Hunnie..."

Sehun tidak menjawab panggilan Chanyeol.

Chanyeol mendekatinya dengan membawa minuman untuk Sehun.
"Minumlah coklat panas ini. Semoga bisa membuatmu lebih baik"

Sehun melihat coklat panas yang disodorkan oleh Chanyeol lalu mengalihkan pandangannya pada Chanyeol.

Chanyeol trenyuh melihat tatapan Sehun, namun kemudian tersenyum. Chanyeol mendudukkan dirinya di samping Sehun lalu meminumkannya pada Sehun. Sehun yang memang merasa lelah menuruti apa yang Chanyeol lakukan. Setidaknya benar kata Chanyeol, coklat panas ini membuatnya sedikit tenang.

Chanyeol melihat Sehun begitu memprihatinkan. Chanyeol terperanjat ketika merasa tubuh Sehun bergetar. Walaupun Sehun menundukkan kepalanya, tapi Chanyeol tahu jika Sehun sedang menangis.

Melihat Sehun hancur membuat Chanyeol merasakan sakit seperti apa yang Sehun rasakan.

Setelah Chanyeol meletakkan coklat panasnya di atas meja, dengan pelan Chanyeol membawa Sehun ke pelukannya. Dengan sayang Chanyeol mengusap punggung Sehun.

Sehun mulai membalas pelukan Chanyeol. Dia merasa lelah. Sehun mengeratkan pelukannya dan semakin menyamankan dirinya dalam dekapan Chanyeol. Hangat dan menenangkan serta kenyamanan adalah hal yang Sehun rasakan sekarang. Biarlah Sehun melupakan sementara semua masalah dan kesedihannya.

Chanyeol menoleh pada Sehun. Dia tersenyum ketika merasakan Sehun membalas pelukannya.

Setelah beberapa saat, Sehun telah tertidur. Chanyeol membaringkan Sehun dengan pelan di atas ranjangnya. Kemudian Chanyeol ikut merebahkan dirinya di samping Sehun dan memeluk Sehun.

Chanyeol tersenyum memandang wajah damai Sehun ketika tidur. Tidak datar, tidak ada tatapan tajam, ataupun seringai. Yang Sehun pancarkan adalah kedamaian. Sesekali dahi Sehun mengkerut, mungkin karena Sehun sedang berada dalam kesedihannya. Chanyeol mempererat pelukannya dan berharap agar bisa memberikan kehangatan untuk Sehun.
.
.
.
.
.
Jreng..jreng..jreng...

Alunan petikan berhenti dan menandakan bahwa permainan akustik nya telah selesai.

Seorang namja tinggi dan tampan meletakkan gitarnya dengan pelan-pelan. Namja itu memutarkan kepalanya untuk melemaskan otot lehernya.

Namja itu menghela nafasnya ketika waktu menunjukkan pukul 3 dini hari. Dia samasekali tidak khawatir karena telah memainkan gitarnya di tengah malam. Sehingga tidak mungkin ada orang lain yang terusik karena ruangan yang penuh dengan foto Sehun serta di bagian sisi lain yaitu studio merupakan ruangan kedap suara.

Suasana hatinya sedang baik, itu terlihat dengan senyuman yang selalu melekat di wajahnya. Dia lalu memandang sebuah bingkai foto yang besar yang berada di tengah dinding itu. Foto itu adalah foto pernikahan Sehun dan Chanyeol.

Last Bad Boy, Now PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang