Siapa Sih Reihan?

192 21 1
                                    

"Jadi lo beneran mau tau Reihan siapa?" tanya Gisel saat berjalan di koridor.

"Iya, kok kayaknya terkenal?" tanya Cinta berpikir.

"Dia itu anak kelas 11 IPS 3, semacam kelas buangan yang isinya anak-anak nakal." Gisel menjelaskan sambil mengingat-ingat tentang Reihan.

"Terus kenapa dia bisa terkenal?" tanya Cinta seperti ada obrolan menarik di dalamnya.

"Dia itu nakalnya parah, udah kelas kakap. Dia pernah kunciin guru di toilet supaya ulangan di kelasnya gak jadi kalau gak salah itu pas dia kelas 10, terus sering banget telat gak tanggung-tanggung dua jam Cin." dengan sedikit tawa Gisel kembali melanjutkan ceritanya karna mengingat tingkah laku kakak kelasnya itu.

"Dia juga ngerokok, minum-minuman keras, dan demen banget tawuran plus balapan liar pake motor dan gak ketinggalan diskotik." kali ini Cinta tercengang dengan cerita Gisel, ini seperti bad boy yang ada dalam novel yang sering ia baca. Tapi, anehnya ini nyata bahkan satu sekolah dengannya.

"Bu siomaynya 2 ya, bumbunya banyakin kayak biasa." Gisel langsung saja memesan seperti biasa.

"Duduk sini Cin." Gisel menepuk kursi di sebelahnya. Saat sedang memakan siomaynya wangi parfum seseorang masuk ke dalam indera penciuman Cinta, wangi maskulin khas pria, saat ia mengangkat wajahnya tampaklah cowok tampan tak berseragam melintas di hadapannya, Cinta tidak jadi memakan siomaynya.

"Biasa aja kali Cin, itu yang namanya Reihan." seperti tersadar dari dari daya tarik pria yang tadi ada dihadapannya. Reihan berjalan menghampiri gerombolan anak yang sedang berada di pojok kantin dan melakukan high five sebagai tanda persahabatan.

"Wah yang diskors masuk nih?" ucap salah seorang dari mereka yang bernama Vito dengan postur tubuh tinggi menjulang dan tentunya dia adalah kapten basket.

"Jangan bilang gara-gara ada murid baru lo masuk." Rendy dengan nada mengejek.

"Anak baru? Gue gatau." Reihan yang baru akan mengambil bakso milik Julian.

"Cewek bro, cakep dan pinter baru nih tipe gue." Kevin yang paling semangat langsung menyambar pembicaraan ini.

"Gue gak peduli, ambil kalau lo mau." Reihan mengahbiskan bakso milik Julian sedangkan pemilik bakso hanya terdiam memainkan handphone nya, sekarang yang ditangkap oleh Cinta dari pembicaraan mereka adalah dirinya si anak baru yang akan memulai lembaran baru di sekolah ini.

"Makan Cin, jangan mikirin Reihan terus." Gisel sepertinya paham apa yang sedari tadi berputar di kepala Cinta.

"Engga Sel, siapa yang mikirin cowok begitu dari cerita lo cuman cewek bodoh yang mau sama dia." kata-kata ini terlalu mulus meluncur.

"Gue pegang kata-kata lo ya." Gisel terkekeh sambil menghabiskan siomaynya dan melirik mengejek ke arah Cinta.

"Kenapa July keliatannya benci banget sama Reihan?" Cinta kembali penasaran saat akan kembali ke kelas.

"Lo tadi perhatiin gak? Pas masuk gerbang July bareng cowok yang naik motor nah itu Kak Julian, kakaknya July sahabat karibnya Reihan." Gisel mencoba menjelaskan.

"Hubungannya sama benci apa?" Cinta kelihatan bersemangat.

"Sabar dong Cin, semangat banget?" Gisel mencolek dagu teman barunya ini dan di balas dengusan panjang oleh Cinta.

"Dulu, sebelum kenal Reihan Kak Julian anak rumahan dan deket banget sama July tapi sekarang mereka jarang deket gara-gara Kak Julian kerjaanya nongkrong bareng Reihan entah balapan atau ke diskotik nah itu alasannya July benci banget sama Reihan." Gisel becerita panjang tentang kebencian berakar July pada Reihan dan kembali di balas anggukan oleh Cinta.

"Berarti Reihan buruk banget? Tapi bentar deh lo panggil kak Julian tapi kenapa gak ke Reihan? Mereka seangkatan kan?" tanyaku bingung saat memasuki kelas.

"Kalau Kak Julian pantes di panggil kakak soalnya dewasa terus baik." celetuk July yang langsung mengambi es jeruk yang ada di tangan Gisel.

"Hush, gak boleh gitu lo sama Reihan." Gisel mengingatkan.

"Bodo amat, lagian jadi orang nakalnya minta ampun." July terlihat bodo amat dengan perkataan Gisel.

"Karna Julian kakanya July, Cin. Dan gue emang gak kebiasa panggil orang yang beda satu tahun sama gue kakak." Gisel menjelaskan alasan sebenarnya.

Ketika Cinta Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang