Pagi ini Reihan sudah tiba disekolah lebih awal, ia menunggu ke datangan gadis yang telah memberikannya surat paling romantis menurutnya. Ia melihat Cinta saat memasuki gerbang sekolah. Cinta yang sadar dihadapannya sudah ada Reihan, ia menghindar ke sisi lapangan sekolah yang lain.
"Abis nulis surat buat gue, langsung kabur gitu? Padahal isi suratnya bagus,maknanya dalem." Ucap Reihan memegang dada, sedangkan tangan lainnya menahan langkah Cinta.
Ini adalah hal yang paling Cinta takuti bertemu dengan seseorang yang membuatnya keluar dari kebungkamannya tentang jatuh hati, tentang sebuah perasaan asing yang kini memenuhi relung hatinya, si bad boy yang ditakuti satu sekolah tapi Cinta menyukainya, menyayanginya.
"Buat gue surat itu udah cukup jadi bukti bahwa setidaknya gue gak berjuang sendirian dan karna lo kodein gue, gue bakal maju paling depan untuk mendapatkan cintanya seorang Cinta." Ucap Reihan tersenyum ke arah Cinta.
"Terimakasih ya" ucap Cinta akhirnya, Reihan berhenti sejenak mendengar suara kecil yang keluar dari bibir mungil gadisnya tentang sebuah ucapan yang selalu ia tunggu. "Buat apa?" tanya Reihan tersenyum jahil.
Cinta terlihat kaget. "Untuk tetap berjuang," ucap Cinta malu.
"Cie, emang ngerti berjuang? Tau nya kan cuman diperjuangin lagian itu emang kodrat cewek kok." Reihan menggandeng tangan Cinta, Cinta kembali terkejut dengan tindakan Reihan ia bingung mengapa Reihan suka sekali membuatnya olah raga jantung.
"Takut lo jatuh. Jatuh hati sama gue." ucap Reihan yang langsung membuat pipi Cinta merah merona.
"Kamu tahu kan Rei peraturan di sekolah melarang pacaran di lingkungan sekolah?" ucap Bu Monic, Cinta sudah ingin melepas genggaman mereka, karena malu dilihat oleh Bu Monic dan seluruh pasang mata namun Reihan justru mengeratkan genggaman mereka.
"Siapa yang pacaran bu?" tanya Reihan.
"Itu kamu sama Cinta?" tanya bu Monic.
"Saya sih maunya gitu bu. Nah tapi saya gatau kalau Cinta mau atau engga. Kan saya belum nembak." Kenapa Reihan jadi curhat?
"Kamu ini gak pernah berubah, mana mau Cinta sama kamu." Ucap Bu Monic meninggalkan mereka berdua.
"Buktiin kata Bu Monic salah ya Cin." tiba-tiba Reihan menggiring Cinta ke tengah lapangan berlutut dihadapan Cinta dan kemudian menatap wajah Cinta. "Ih..Lo mau ngapain? Jangan aneh-aneh Rei." Cinta berbisik.
Semua anak mulai memperhatikan ke tengah lapangan dan dengan suara lantang. "Cinta, kita udah sama-sama tau perasaan satu sama lain. Tapi secara resmi kita belum punya hubungan jadi sekarang gue mau buat komitmen kalau lo bakal jadi cewek gue dan gue bakal jadi cowok lo, lo mau?" Reihan menatap gadis didepannya dengan penuh harap. Cinta gelisah rasanya ingin berteriak kencang tapi tidak bisa, ia takut."Iya." jawabnya singkat.
"Gue gak denger, yang lainnya juga engga." Reihan masih dengan suara lantangnya, semua anak berteriak dengan nada mendukung Reihan satu sekolah langsung ramai. "Iya.." Cinta sudah meninggikan volume suaranya namun Reihan terus menggoda, jadi Reihan mengubah mukanya bingung.
"IYA MAU..!" teriak Cinta saat itu juga dan menutup mata malu. Reihan bangkit berdiri dan memeluk Cinta mengangkatnya dengan kedua lengan Reihan memeluk pinggang Cinta.
"Kamu ini sok-sok nembak cewek di sekolah, belajar dulu yang pintar." Tiba-tiba bu Monic menjewer kuping Reihan dan menggiringnya ke ruang guru membuat satu sekolah kembali tertawa tapi membuat Cinta meringis tak tega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Jatuh Hati
Teen FictionKisah seorang cowok nakal berparas rupawan dan gadis yang mencintai kata-kata puitis. Kisah antara Reihan dan Cinta yang menemukan romansa manis khas SMA, tentang bagaimana berjuang dan menyuarakan isi hati. Karena hal yang tersulit bukanlah memilih...