Berhenti dari Dia

134 14 0
                                    

"Gue liat, lo lagi berantem sama Reihan?" tanya Gisel.

"Gapapa kok." ucap Cinta, memang setiap ia dan Reihan bertemu hanya ada tatapan kecewa juga rasa kesal tak terbendung yang terlihat.

"Kalau jauh dari Reihan buat lo galau gini, gue restuin deh." July mencoba meluluhkan hati Cinta.

"Beneran gak ada apa-apa kok." Ucap Cinta sambil fokus pada buku kimianya.

"Kita kan sahabat, pasti kita seneng kalau lo seneng. Dan kita ikutan sedih kalau lo sedih." Ucap Gisel membuat senyum sedikit mengembang di wajah Cinta akahirnya dia bisa membuka lembaran baru dengan Gisel dan July mereka menyebut Cinta sahabat.

"Gue mau ngomong Cin." Tiba-tiba suara Reihan memenuhi ruangan kelas.

"Abis ini gue ulangan, gak bisa." Ucap Cinta tetap memperhatikan bukunya.

"Kan ulangannya di undur minggu depan Cin?" tanya July bingung membuat Gisel dan Cinta menepuk jidat dan mebuat sumpah serapah.

"Sebentar aja" ucap Reihan dan Cinta pun berdiri mengikuti langkah Reihan.

*******

"Jangan kenal gue hanya dari mulut-mulut sampah, karena itu hanya katanya bukan nyatanya." ucap Reihan saat mereka sampai di depan ruang perpustakaan.

"Gue gak paham maksud lo." ucap Cinta menatap ke lapangan, saat ini ia sangat gugup.

"Gue gak bisa lanjutin perjuangan gue buat lo. Lo terlalu sulit buat gue pahami terlalu sulit buat gue raih dan gak mungkin gue milikin." Reihan menatap Cinta dari samping.

"Gue makin gak ngerti" ucap Cinta yang akhirnya menatap mata Reihan dengan selaput bening yang menyelimuti matanya.

"Gue berhenti Cin buat ngejar lo, dari awal gue yang terlalu maksa buat deketin lo, gue minta maaf, nggap kita hanya sebatas senior dan junior anggap kita gak kenal dan ini terakhir kalinya kita bicara sedekat ini." Reihan mencoba mengumpulkan keberanian untuk berkata-kata seperti tadi jujur hatinya hancur sekarang dan Cinta kembali hanya diam membuat pertahanan agar ia tidak menangis, tidak ia belom siap untuk ini untuk melepas Reihan untuk melepas mimpinya kembali.

"Maaf gue brengsek karna segampang itu menyerah untuk ini." itu kata-kata terakhir Riehan dan setelah itu raganya pergi menjauhi Cinta, Cinta terdiam merasakan kehilangan untuk kedua kali tapi sungguh ini lebih menyakitkan dan lebih perih.

Cinta berlari sepanjang koridor memasuki toilet wanita, mencari ketenangan batin."Semua orang bilang lo buruk, tapi di mata gue lo lebih dari baik. Apa bisa gue sebut ini cinta, Rei?" ucap Cinta saat ada didalam toilet. Sekarang ia paham perasaan ini tentang khawatir, kecewa, berjuang, menyerah, tentang pergi meninggalkan. Kenapa ia baru sadar? Saat Reihan pergi dan meninggalkan kenangan yang baru beberapa hari mereka jalani.

Hari terus bergulir, semuanya berjalan seperti biasa saat awal Cinta masuk ke sekolah ini pertama kali. Dia belum merasakan cinta di SMA, dia belum merasa dilambungkan ke langit ketujuh, dia belum merasa bahagia dengan senyum mengembang setiap saat. Hari-harinya biasa saja saat ini tak ada yang berbeda. Benar kata Reihan mereka seperti tak saling kenal, hanya sebatas senior dan junior tidak ada perbincangan sedekat dulu. Cinta hancur dengan segala sikap Reihan, yang tidak mau melihatnya atau tersenyum kepadanya, pertahanan Cinta untuk tidak membiarkan seseorang masuk ke dalam hidupnya dan mewarnai hidupnya telah hancur dan orang itu sekarang pergi.

"Kamu ini masih saja suka berantem, sekarang adik kelas kamu palakin." Ucap Bu Monic yang sudah lelah melihat kelakuan Reihan.

"Siapa bilang bu saya malakin, saya kan cuman minta uang terus kalau cantik saya godain. Ibu mah suka berprasangka buruk sama saya, saya sedih." Reihan dengan wajah sangat dramanya, berpura-pura sedih, cocok bermain disinetron.

"Kamu ini di diemin kurang ajar, sekarang kamu masuk ke ruang guru." Bu Monic berjalan lebih dulu. Cinta yang kebetulan lewat situ menyaksikan dan mendengar semuanya, saat Reihan lewat dihadapannya cowok itu tidak mau melihatnya. Hatinya seperti di obrak abrik setiap hari, dia tidak bisa dia seperti ini terus, dia tidak mau kehilangan mimpi yang telah ia rajut kembali, walau ia baru sebentar bersama Reihan tapi hatinya berkata ingin selamanya. Terkadang bukan seberapa lama kita bersama tapi seberapa nyaman kita disampingnya.

Ketika Cinta Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang