Cinta hari ini berjalan kaki, karna om nya pergi keluar kota dan tidak bisa mengantarnya. Dia melihat segerombolan pembalap liar sedang ngebut-ngebutan dijalan, rasa keingin tahuannya begitu besar membawanya semakin berada ditengah jalan dan tak sadar.
"Aduh" sebuah motor besar menyerempet badannya, siku dan dengkulnya mencium aspal jalanan. Dia bingung harus bagaimana semua badannya terasa nyeri akibat benturan dengan motor dan aspal, setiap orang yang lewat tak ada niatan untuk membantunya sampai ada sebuah motor sport putih melewatinya dan memutar balik berhenti tepat di sampingnya sekarang, sang pemiliknya hanya berdecak kesal lalu turun dari motor, membuka helm, dan menemui Cinta.
"Lo kuat berdiri gak?" tanya seseorang yang sudah tak asing karna sering jadi bahan pembicaraan Cinta dan teman-temannya.
"Bisa." jawab Cinta berbohong dan mencoba berdiri tetapi saat mencoba dia hampir aja terjatuh kalau tidak ada lengan yang menahan pinggulnya.
"Dasar lemah." ucap cowok di hadapannya, Cinta bisa mendengar hal itu jarak mereka terlalu dekat.
"Kalau gak niat, gausah bantuin." ucap Cinta datar sambil menatap tajam ke cowok dihadapannya, Cinta langsung digendong untuk naik ke atas motor.
"Tunggu sini." perintah cowok itu dan si cowok pergi entah kemana.
"Nih ada perban sama alkohol, sampe sekolah aja baru lo pake takut kita telat." Cowok itu datang membawa kantong plastik hitam juga sekotak rokok ditangannya, Cinta yang baru melihat seorang anak SMA memegang rokok hanya terdiam dan tak berkutik jadilah ia mengangguk.
Motor putih itu menembus jalanan secepat mungkin mengalahkan suara klakson kendaraan lain yang memperingatkan kecepatan motor ini, Cinta hanya bisa memejamkan mata dan memegang sisi belakang motor sebagai tumpuan kekuatan agar ia tidak terjatuh jantungnya berdebar sangat cepat, untunglah hari ini rambutnya tidak di gerai mengapa aliran oksigen menuju otaknya semakin sedikit bahkan sekarang ia sulit bernafas dan ia harap penderitaan ini segera berakhir.
"Udah sampe, gamau turun?" tanya seseorang yang membuat Cinta tersadar dari ketegangannya berada di kursi penumpang, dengan badan bergetar ia pun berusaha turun sambil mencari pegangan agar ia tidak terjatuh dan setelah kakinya berhasil menginjakan tanah ia pun sedikit lega karna kenyataan bahwa dia masih hidup.
"Ke UKS aja." saran seorang laki-laki yang baru turun dari motornya dan Cinta masih belum bisa berkata-kata, jadi ia membalasnya dengan anggukan masih dengan tubuh yang bergetar hebat.
Reihan paham apa yang di alami Cinta pasti ini pertama kalinya Cinta naik motor dengan kecepatan tinggi seperti tadi di tambah lukanya yang membuat mukanya pucat, dia memang cowok brengsek tapi dia adalah cowok yang bertanggungjawab.
"Gue antar ke UKS." Reihan menatap Cinta yang masih terdiam berusaha menormalkan degupan jantungnya.
"Gak perlu, gue bisa sendiri." Cinta yang memang dasarnya tak mau kembali berhutang budi pada cowok nakal di hadapannya tapi tangannya sudah di tarik menuju UKS.
"Astaga Reihan, buat ulah lagi ya kamu? Sekarang anak baru kamu ajak berantem juga? Dia kan cewek." Bu Monic sebagai wali kelas Reihan yang sudah bosan mendengar berbagai macam pengaduan dari guru lain bahkan siswa juga.
"Ibu jangan salah paham dulu, berburuk sangka gak baik bu, dosa loh. Gini nih saya jelasin ya." Reihan baru ingin menceritakan kejadian sebenarnya.
"Gak perlu banyak alasan, temui saya di ruang guru saat istirahat. Dan kamu saya antar ke UKS." perintah Ibu Monic.
"Oke bu, saya juga kangen nih sama ruang guru 3 hari diskors bikin saya rindu." Reihan terkekeh yang membuat Ibu Monic naik darah sampai mukanya memerah.
"REIHAN!" teriakan Ibu Monic membuat Reihan langsung berlari cepat menaiki tangga, dada bu Monic naik turun nafasnya pun tersengal-sengal karna kemarahan yang sudah memuncak.
*******
"Coba ceritain gimana sampe lo berangkat bareng sama Reihan?" baru saja bel istirahat berbunyi tapi July langsung menghampiri meja Cinta dan melontarkan pertanyaan.
"Temen macem apa sih lo, temennya luka-luka ditanyain dulu atuh keadaannya." Gisel langsung menatap jengkel ke arah July.
"Tadi gue keserempet orang balapan gitu, dia lewat terus nolongin." jelas Cinta yang menengahi pertengkaran mereka
"What?! Nolongin?! Lo gak salah nih? Percaya sama gue ada niat terselubung, ada maksud tersembunyi seorang Reihan nolongin murid baru oh gue tau atau dia mau deketin lo manfaatin kepintaran lo, wah parah tuh cowok emang." July berceloteh melakukan penuduhan-penuduhan tak beralasan pada Reihan.
"Udah lah Jul, yang penting si Cinta gapapa. Jangan suka nuduh orang sembarangan." Gisel terlihat bosan setiap kali July mencibir Reihan.
"Mau nitip apa Cin?" tanya Gisel.
"Es teh manis aja ya sama siomay" ucap Cinta tersenyum.
"Penghasut lo Sel, si Cinta jadi suka siomay." July mencibir Gisel yang sangat lihai mempengaruhi orang lain dalam hal makanan.
"Fitnah lebih kejam dari fitness, parah lo Jul." Gisel berpura-pura terluka dengan perktaan July.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Jatuh Hati
Teen FictionKisah seorang cowok nakal berparas rupawan dan gadis yang mencintai kata-kata puitis. Kisah antara Reihan dan Cinta yang menemukan romansa manis khas SMA, tentang bagaimana berjuang dan menyuarakan isi hati. Karena hal yang tersulit bukanlah memilih...