Degh.
Sakura merasa detak jantungnya berdetak begitu cepat.
Gadis Beta itu merasakan bahwa detakan ini bukan karena rasa kagumnya terhadap pemuda itu, melainkan karena rasa takut yang sejak tadi menghampirinya begitu mengetahui bahwa pemuda itu adalah seorang Alpha yang telah mencium aroma feromon Naruto bahkan sebelum pemuda pirang itu menyadarinya.
Namun yang dapat ia lakukan saat ini hanya menganggukan kepalanya. Maka gadis berambut pink itu pun mengikuti pemuda yang dicintainya untuk keluar dari ruang kerja Tsunade bersama.
Ia mengikuti sosok Sasuke di depannya dan berhenti ketika mereka berada di lorong yang sepi. Mereka terdiam, sedangkan Sasuke masih tetap membelakanginya.
Sang gadis tidak tahu apa yang akan dibicarakan pemuda yang sejak lama telah membuatnya jatuh cinta. Sejak tadi Sakura menundukkan kepalanya.
"Maaf."
Iris emerald gadis itu terbelalak lebar.
Ia segera memandang pada pundak tegap milik pemuda di depannya. Ia tahu bahwa pemuda ini sangat jarang mengeluarkan kata 'maaf' dari mulut tipisnya.
Pemuda yang terkenal stoic dan berharga diri tinggi ini bukanlah sosok yang mudah mengatakan maaf seperti itu. Namun Sakura tahu, ketika Sasuke sudah mengatakannya, maka pemuda itu bersungguh-sungguh.
"Maafkan atas perlakuan dan kalimatku yang menyakitimu, Sakura."
Sasuke membalikkan tubuhnya hingga berhadapan dengan gadis di depannya kini.
Iris oniks miliknya kini memandang rekan wanitanya tersebut dengan tenang. Tak ada lagi kemarahan padanya.
"Seperti katamu, aku tidak sedang dikendalikan oleh diriku melainkan jiwa Alpha-ku sehingga mengatakan hal yang menyakitkan padamu. Karenanya Sakura, aku ingin memohon padamu…"
Setelah meminta maaf, kini Sasuke justru memohon padanya. Tentunya hal ini tidak lepas dari rasa kejut Sakura.
Sosok pemuda yang disukainya ini bukanlah orang yang dalam satu kesempatan dapat mengatakan maaf sekaligus meminta permohonan pada seseorang. Karena bagi pemuda Uchiha tersebut, ia tengah merendahkan dirinya pada orang lain.
Sakura memiliki firasat tak menyenangkan akan hal ini.
"Aku mohon agar kau dapat melindungi Naruto dariku. Jika memang perlu, gunakan kekerasan. Pukul aku ketika insting Alpha-ku mengambil alih pikiranku dan nantinya akan membuat Naruto menderita. Hanya kau yang dapat melakukannya."
Lihat? Firasatnya terbukti.
Denyutan sakit kini yang dirasakan hati gadis itu.
Ia menyadari bahwa pemuda yang disukainya ini begitu memikirkan keadaan Naruto. Bahkan Sasuke rela menyakiti hatinya sendiri.
Sakura tidak bodoh, dan ia tahu bahwa pemuda Alpha di depannya menaruh perhatian pada pemuda yang selalu dianggapnya sebagai rival. Yang berarti Sasuke menyadari bahwa ia menyukai Naruto dan ingin melindungi pemuda Omega itu dari Alpha manapun bahkan termasuk dirinya.
Sakura tersenyum miris.
Dirinya yang selalu mengejar pemuda di depannya ini berharap agar Sasuke adalah seorang Beta juga seperti dirinya sehingga ia masih memiliki kesempatan untuk dapat bersama dengan keturunan Uchiha ini.
Ia selalu berharap dan menolak kenyataan bahwa klan Uchiha sangat kental terhadap gen Alpha dan Omega mereka. Tak pernah ditemukan gen Beta dalam keluarga Uchiha, pengecualian terjadi jika mereka melakukan hubungan dengan seorang Beta juga maka keturunan mereka pun akan menghasilkan Beta.
"Sasuke-kun," ucap gadis itu pelan. "Tidakkah kau merasa bahwa permohonanmu ini sedikit kejam untukku?" lanjutnya lirih.
"Kau tahu bagaimana perasaanku padamu. Dan kau justru meminta bantuan pada orang yang menyukaimu untuk melindungi orang yang kau cintai."
Dalam satu hari ini, Sakura dapat melihat berbagai macam gejolak emosi yang dikeluarkan oleh pemuda yang disukainya tersebut.
Seperti saat ini, ia dapat melihat wajah terkejut yang dilontarkan oleh Sasuke pada penuturannya. Dan bagaimana bibir tipis pemuda itu membuka dan menutup seperti seekor ikan akuarium.
Gadis itu perlahan mulai mengerti gestur pemuda yang menurutnya dulu cukup sulit untuk ditafsirkan.
"Aku… maaf…" lirih Sasuke.
Gadis itu hanya tersenyum tipis sebelum dirinya menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.
Lalu gadis Beta itu tertawa kecil. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanya satu.
"Hari ini kau banyak mengatakan kata 'maaf', Sasuke-kun. Rasanya aneh mendengar kau seperti ini. Hihi…" tawanya kecil. "Sudahlah. Tanpa kau memohon padaku pun, sejak awal aku memang akan melindungi Naruto dari Alpha manapun yang tidak dikehendakinya. Walaupun itu dari orang yang kusukai sekalipun. Dan karena tujuan kita sama, yakni melindungi Naruto, mohon kerjasamanya, Sasuke-kun," ujar gadis itu dengan senyum menawannya.
Senyuman tipis turut tersungging di bibir tipis Sasuke.
Sedikitnya ia menundukkan kepala pada gadis itu sebagai bentuk menghargai darinya.
Mereka adalah rekan terdekat pemuda yang mengklaim dirinya sebagai calon Hokage masa depan tersebut. Karena itu mereka bertekad untuk melindungi orang yang mereka sayangi bersama, bagaimanapun caranya.
Iris emerald itu memperhatikan punggung gagah pemuda yang pernah menghilang dalam kehidupannya dan Naruto.
Dan secara perlahan air mata mulai berjatuhan dari kelopak mata gadis itu. Tanpa ada isakan, hanya tangisan dalam keheningan melihat sosok yang disukainya pergi dari hadapannya.
Sakura telah menyadari bagaimana kedua pemuda itu berinteraksi sejak dulu.
Jika mereka sudah berbincang, bertengkar bahkan bertanding, ia tahu tak akan ada tempat bagi dirinya untuk masuk ke dalam dunia mereka. Mereka selalu fokus pada satu sama lain seolah dunia milik berdua.
Ia menyadarinya, meskipun mungkin kedua pemuda itu belum sadar akan perasaan mereka satu sama lain, tapi Sakura sudah merasakannya sejak dulu.
Selama bertahun-tahun gadis ini berusaha menampik kenyataan bahwa keduanya telah saling tertarik sejak lama, namun pada akhirnya ia memang harus menyerah pada perasaannya. Ia sudah tidak memiliki kesempatan sejak mengetahui Sasuke adalah seorang Alpha.
Tidak, mungkin sejak Naruto berubah menjadi Omega pertama kali.
Dan yang dapat dilakukannya saat ini hanyalah membantu kedua pemuda yang terkenal sangat keras kepala itu untuk menyadari perasaan mereka. Ia tahu bahwa hal ini akan sulit.
Perlahan ia menghapus sisa-sisa air mata yang membekas di pipinya.
"Aku menyayangi kalian, karenanya akan kulindungi kalian. Sasuke-kun, Naruto. Sudah terlalu banyak hal menyakitkan yang kalian lalui. Setidaknya aku mengharapkan kebahagiaan kalian bersama kali ini."
*
*
*
TBC
*
*
Thanks for reading n vomment ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Love vs Instinct
FanfictionDilahirkan sebagai seorang Omega, membuat pemuda ceria yang selalu bercita-cita sebagai Hokage harus mengalami trauma yang terus membekas. Dirinya yang memutuskan untuk tidak terikat dengan Alpha manapun kini justru berhadapan dengan fakta sebalikny...