Sakura langsung mengunci Naruto di ruangan kamarnya yang terpisah beberapa kamar dari kamar sebelumnya.
Gadis itu tak mengindahkah teriakan si pemuda pirang. Dengan tergesa ia segera kembali ke kamar Sasuke.
Pemuda berambut raven itu masih terbaring disana mengatur nafasnya. Darahnya masih terus menggenang di bawah tubuhnya.
Dengan cekatan gadis Beta itu mengobati dan menyembuhkan luka pada perut Sasuke.
Ia mencabut perlahan kunai yang masih tertancap pada perut pemuda di hadapannya yang menyebabkan Sasuke sedikit meringis kesakitan lalu segera mengalirkan cakra penyembuh pada perutnya. Selama beberapa saat keduanya terdiam.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Sasuke-kun?" tanya Sakura perlahan.
Hening menemani.
"Naruto sudah kau amankan?"
Gadis itu menganggukan kepalanya perlahan.
Sasuke menghela nafas lega.
Mereka kembali terdiam dan Sakura tetap berkonsentrasi menyembuhkan luka pada rekannya. Ketika sudah memastikan bahwa luka tadi telah sembuh, gadis itu tetap duduk pada posisinya dan memandang pada pemuda di hadapannya yang secara perlahan mulai bangkit dan ikut terduduk.
Sasuke melepas baju yang telah terkoyak dan berlumur darah lalu melemparnya jauh. Yang tersisa dari tubuhnya kini hanya noda darahnya.
Pemuda itu dapat merasakan bahwa gadis di sampingnya menunggu penjelasan darinya. Ia menghela nafas perlahan.
"Naruto… mengalami Heat saat aku menyentuhnya tanpa disengaja," ujarnya.
Tak ada tanggapan dari Sakura, mungkin ingin mendengar secara jelas tanpa ada gangguan.
Pemuda Alpha itu menundukkan kepalanya.
"Dan aku menyerangnya."
Hening kembali menemani di antara mereka. Sakura menghela nafas.
"Lalu kau sengaja melukai dirimu untuk melindungi Naruto?" ucap gadis itu lirih yang dibalas anggukan lemah dari rekannya.
Iris emerald miliknya terpejam erat.
Karena meskipun ia telah merelakan pemuda di hadapannya ini lepas dari genggamannya, namun rasa sakit karena mencintainya masihlah tetap ada. Tangan ramping gadis yang berlumur darah itu mengepal erat.
Perlahan gadis itu bangkit dari posisinya duduk. Ia berjalan menuju pintu bermaksud untuk keluar dari ruangan itu.
Namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara bariton dari pemuda di belakangnya.
"Terima kasih… Lindungi Naruto dariku, Sakura."
Genggaman gadis itu semakin erat. Perlahan Sakura menoleh melalui bahunya sambil menyunggingkan senyuman tipis yang menenangkan.
"Pasti."
Dan sosok gadis Beta itu menghilang dari balik pintu kamar yang tertutup. Kini Sasuke hanya seorang diri dan masih tetap duduk di atas genangan darahnya sendiri.
Iris obsidiannya memandang nanar pada apapun yang ada di hadapannya. Lalu ia membenamkan wajahnya pada telapak tangannya, membuat wajahnya ternoda oleh darahnya sendiri.
Terdengar sebuah ketukan pada pintu kamarnya sebelum terdengar suara seseorang yang memanggil, "Permisi, Tuan. Saya diperintahkan oleh Nona Sakura untuk membersihkan kamar Anda."
Suara pelayan penginapan mereka rupanya. Pemuda Uchiha itu segera bangkit dari tempatnya termenung sebelum berpindah ke sisi lain ruangan kamarnya untuk berganti pakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love vs Instinct
FanfictionDilahirkan sebagai seorang Omega, membuat pemuda ceria yang selalu bercita-cita sebagai Hokage harus mengalami trauma yang terus membekas. Dirinya yang memutuskan untuk tidak terikat dengan Alpha manapun kini justru berhadapan dengan fakta sebalikny...