14-curiga

33 15 0
                                    

"loh, ma..ma?" tiba-tiba aja ada suara yang dateng. reflek, gue dan mama melepas pelukan ini. siapa si, ganggu aje.

"eh, caca, udah pulang," kata mama. "sya, kenalin. ini ponakan tante. ca, ini sasya,"

mama mengenalkan caca ke gue dan gue ke caca. padahal gue udah kenal dia, si caca.

"uhm, hai. sasya? dia siapa ya," berawal dari senyum manis brubah jadi tatapan introgasi. set, kakak sepupu sendiri uga.

"dia mau nawarin bantuan buat ngejual kue mama. lagian, kesian dia, dia gapunya--" ucapan mama terpotong begitu aja.

"tante? eh, mama. tapikan dia orang asing," bisik si caca tapi gue bisa denger. gue cuma bisa muter bola mata.

gue bukan orang asing, ca!

"tapi, keanya dia orang baik ko ca. dia hidup sendirian,"

"tapi kita gaboleh percaya gitu aja. kalo dia tiba-tiba--"

"gue bukan orang jahat ko, tenang," gue memberhentikan tuduhan yang salah besar itu. enak aje.

"tuh denger kan kamu," kata mama.

"hh, seterah mama deh. caca cuma gamau kenapa-napa aja," kata tuh cewe. yagalah. emang gue mau apa-apain dia? nih rumah? kan gue icha, anak pemilik nih rumah.

dan caca pun berlalu ke atas. naik tangga maksudnya.

"caca ke kamar ya," dan hilang tuh punggungnya si caca.

gue ngelirik ke mama. mama cuma ngehela nafas. "maklumin aja ya. caca emang anaknya khawatiran banget. ya jadi suka gitu, sama kea anak saya yang udah meninggal itu,"

hehe, emang bener si. gue ya.. gue gasuka aja kalo ada orang asing dateng ke rumah gue. dan justru mama tuh dengan mudahnya menerima gitu aja. gimana gue ama caca ga khawatir coba?

tapi tenang. si sasya kan  sebenernya icha. ya itu gue.

"hehe, iya gapapa ko, tante. lagian saya tau maksud dia baik. jangan terlalu cepet nerima orang asing. gabaik juga. tapi saya, beneran bukan orang jahat ko," jelas gue.

"iya, tante percaya ko,"

dan mama pun tersenyum ke arah gue. ya gue bales senyum.

"yaudah mungkin, besok kamu bisa ke sini. pagi-pagi, gimana?"

"ooh oke, oke. siap!" gue reflek gitu aja ngehormat.

"hahahah. kamu tuh kelakuannya mirip sama si icha,"

"eh? hehehe,"

"yaudah kamu.. pulang gih, serem udah mau maghrib, nanti diculik hantu loh," gimana gue mau takut. lah gue mantan hantu. maksud gue, arwah gentayangan.

"hahahah, bisa aja nih tante, yaudah saya pulang ya,"

"iya yaudah atiati ya, daa!"

"daa!" dan gue pun keluar dari rumah itu.

tunggu dulu.

merasa ada yang janggal.

gue mau pulang ke mana?

ah sudahlah ya. genteng rumah orang mungkin enak.

[]

tubihones, saya tidak tahu apa judul yang tepat untuk bagian yang satu ini. hehe.

Death (lowercase)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang