11-semoga ga salah

44 17 2
                                    

gue abis makan es krim. bareng fani. dia rasa cokelat gue rasa vanila. vanila mah debes menurut gue.

"cha, gue mau nanya yang kemaren," kata fani. duh gue udah gabisa mengalihkan nih. "lo mau kan bantu gue? gampang ko,"

"hah? bunuh orang lo bilang gampang? gils lo,"

"ga. bukan. lo cuma bantu gue buat cari yang namanya susaza itu,"

gimana ya? gue si kea pernah denger gitu namanya. cuma, ya..

"dan gue kasitau cara biar bisa hidup lagi selama seminggu,"

"hah?" lagi-lagi gue kea orang bego. padahal gue gamau dibilang bego.

gue bantu dia dan cuma dibales cara buat hidup kembali slama sminggu?

"lumayan loh, lo bisa nyatain suka ke si ucup, atau apalah,"

mata gue membesar. iya juga sih.

"cuman lo gabisa pake jasad lo, pake jasad gue aja," ujar fani.

"loh kenapa emang?"

"punya lo udah busuk. udah kelamaan. lagian lo, kalo mau hidup lagi, pake jasad lo, mikir lah. yang ada orang ketakutan liat lo,"

ya juga si.

"eh lo, jangan lupa ya dateng ke acara ultah gue hari minggu," tiba-tiba gue denger si ucup lagi bagiin undangan ke murid yang lainnya.

yaampun! gue sampe lupa! hari minggu tanggal 23. dan ucup ultah!

gue bisa aja dateng ke acara ultah ucup kan? iya bisa.

gue ngelirik ke arah fani yang lagi tersenyum.

dengan sekali hembusan nafas gue ngangguk. "oke, gue bantuin lo,"

x

"jadi, gue harus ke kuburan lo, dan masuk ke jasad lo gitu?" tanya gue. sumpah gue gangerti.

fani ngangguk. "naam. tepat sekali. habis itu, lo bisa nyamar jadi gue,"

gue dan fani udah ada di kuburan sekarang. siang-siang bolong gini. dan gue sekarang lagi melayang ke arah kuburan fani.

"yang ini?"

"iya,"

gue ragu. bener deh. gue takut, ragu, gayakin gitu deh. ah coba duls aja la ya.

"eh tunggu dulu! lo harus makan nih daun-daun," fani nahan tubuh gue, dan ngasih gue daun-daun hitam yang daritadi dia bawa.

"apaan nih?" tanya gue, merhatiin daun lonjong ples lebar warna gelap nyaris hitam.

"udah makan aja. ini daun," yaelah. gue tau ini daun. tapi daun apa, dan.. ah udalah banyak tanya diri ini.

gue pun makan daun itu.

set!

pait banget gils. gue hampir muntah malah.

si fani ngeliatin gue habis itu ngangguk. "nah abis itu lo masuk ke kuburan gue,"

tanpa babibube akhirnya gue nembus gitu aja ke tanah kuburan fani. dan, beuh, sumpek.

zret.

gue keanya udah masuk ke jasad nya fani. soalnya gue ngerasa kea berat gimana gitu. udah gitu gue bisa rasain tanah di sekeliling gue.

gue mencoba nafas. dan gue baru nyadar, detik selanjutnya gue sesek nafas gegara di dalam tanah.

gue naikin nih tangan sampe ke tanah. dan susah payah gue bangun. gue ngerasa ada yang bantu gue.

"sini pegang gue," ujar fani.

tangan fani dan tangan arwahnya pun bertemu.

dan akhirnya gue bisa keluar!

"hoek," gue hampir muntah karena banyak banget tanah. selanjutnya, gue menatap kaki gue hingga dada gue. gue udah jadi manusia! manusia hidup!

baju putih yang nempel di badan gue ini penuh dengan tanah. rambut gue dikucir dua. jangan tanya wajahnya, ini pasti wajah fani.

"waw, ini serius?" tanya gue. bermaksud bertanya ke fani. tapi gue galiat dia. "fani lo dimana?"

"fani?" teriak gue skali lagi. gue panik. mana tuh cewe?

"hei, nih makan daun ini," tau-tau ada daun melayang aja di belakang gue.

"buset. fani?"

"udah buruan makan. biar bisa ngeliat arwah kea gue. secara lo udah jadi manusia idup slama seminggu,"

"oke," gue segera ngambil daun melayang itu. eh tunggu dulu. ini daun kan daun yang tadi gue makan. buset, pait.

tapi, okelah. gue makan aja. alhasil gue hampir muntah lagi gegara pait banget gils. tapi setelah itu gue bisa ngeliat si gadis berkuncir dua itu.

"waw, hai fani!" kata fani. hah? "oiya satu lagi, makan nih daun tiap malem. itu emang syaratnya,"

apa? jadi gue harus makan nih daun tiap malem? pait woi.

"iya biar bisa jadi manusia,"

"yaudah. oya lo emang tau dari mana kea gini smua?"

"dari nenek gue tercintah,"

gue bingung. ko bisa ya tau gituan?

"nenek gue kea dukun gitu. trus gue pernah denger. dan lo adalah percobaan pertama gue!" kata fani seakan menjawab pikiran gue. gue cuma bisa diem.

"oh ok,"

"terus rencana lo apa, slanjutnya?"

"mungkin gue nyamar jadi lo," jawab gue.

"dodol. gue juga tau malah lo sekarang udah nyamar jadi gue. maksud gue, lo.. mau jadi apa, biar bisa ke sekolah lo, terus ketemu si ucup, dan--"

"mungkin gue bakal jadi penjual kue," tiba-tiba aja, mulut gue melontarkan jawaban yang bahkan belom fani selesaikan.

[]

Death (lowercase)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang