Lima menit bagi Dyta Zeana rasanya lama sekali untuk menunggu kakaknya Rio Rafifian, yang sedang memakai sepatu disebelahnya.
"Kak buruan dong lima belas menit lagi gerbang ditutup nih."
Karena memang Dyta dan kakaknya satu sekolah, jadi Dyta lebih memilih untuk berangkat bersama kakaknya, dibandingkan berangkat membawa kendaraan sendiri-sendiri, pemborosan pikir Dyta.
"Ah ilah sabar kenapa, pamit mama dulu kita berangkat" jawab Rio yang telah selesai mengikat tali sepatunya.
"Maaa berangkat" pamit Dyta sambil bersalaman kepada mamanya Rina Asyara.
"Hati-hati yaa, belajar yang pinter jangan aneh-aneh kalo di sekolah, oiya jangan kebut-kebut ya Yo bawa motornya." Pesan Rina kepada anak-anaknya.
"Siap kapten" jawab Dyta dan Rio serempak, sambil berhormat.
~
Perjalanan menuju sekolah terhambat karena ban motor Rio yang bocor, mau tidak mau Rio dan Dyta harus mencari tukang tambal ban di pinggir jalan, ketika mencari-cari akhirnya mendapatkan tukang tambal ban yang tak jauh dari posisi mereka.
"Duhh Dyt gimana nih, lo naik ojek online aja ya"
"Ih kak masa lo sendirian, gua tungguin aja ya"
"Gausah naik ojek online aja."
"Motornya kenapa kak?" tanya lelaki yang memakai seragam sekolah sama seperti Dyta dan Rio.
"Eh lo anak basket juga bukan si? Oiya Dafa ya kalo gak salah?" tanya Rio memastikan.
"Iya, ada yang bisa gua bantu?" tanya Dafa sambil melepas helmnya.
"Gua minta tolong, adik gua bareng lo ya berangkatnya."
Karena memang Rio adalah senior Dafa mau tidak mau ia harus menerima pertolongan Rio, lagi apa salahnya menolong orang, toh kita mendapat pahala juga pikir Dafa.
"Ih kak gua nunggu lo aja ya."
"Enggak usah, lo bareng Dafa aja." Jawab Rio dengan nada suara yang meninggi.
"Udah bareng gua ajak lagi gua berangkat sendiri gak gigit kok." sahut Dafa.
"Yaudah deh" ucap Dyta pasrah.
"Dyt, nanti kalo udah sampe sekolah tolong ke meja piket guru dulu ya bilangin gua ijin, kalo bannya udah selesai di tambal nanti gua langsung ke sekolah kok." pinta Rio pada Dyta.
"Yaudah gua berangkat kak" pamit Dafa kepada Rio.
~
"Makasih yaa Daaa emmm siapa nam-" ketika sampai di parkiran niat ingin mengucapkan terimakasih ke Dafa, Dyta malah lupa dengan nama Dafa.
"Dafa Abid Pranaja" potong Dafa sambil menjabatkan tangannya kepada Dyta.
Tanpa sungkan Dyta membalas menjabat tangan Dafa. "Dyta Zaena"
"Gua duluan ya, bel udah bunyi juga makasih ya" ucap Dyta sambil menyunggingkan senyuman.
Setelah mengijinkan Rio di meja piket, dengan sekuat tenaga Dyta menaiki anak tangga satu persatu menuju kelasnya yang berada di lantai dua, karena terburu-buru Dyta tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang membawa tumpukan kertas.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIMBANG
Novela JuvenilJika memang benar aku memiliki rasa suka kepadamu, lalu mengapa aku harus bimbang untuk meyakinkan bahwa aku menyukaimu. -Dafa Abid Pranaja Bagaimana jika seorang Dyta yang tak mau ambil pusing sebuah masalah dipertemukan akan masalah yang sangat ru...