18.28
"Nak, bagun gih udah magrib, Mama udah siapin makanan kesukaan kamu di meja makan." Ucap wanita paruh baya yang kulitnya sudah mulai keriput, Rina dengan penuh kasih sayang membangunkan anaknya yang sedang tertidur, terlihat sangat lelah.
Terdengar suara Rina membangunkannya Dyta perlahan membuka matanya, dan mengikuti Rina ke meja makan yang berada di lantai bawah.
"Bau banget sih lo kaya gak mandi setahun, uwekk"
Siapa lagi kalau bukan Rio -kakaknya yang suka sekali mengejek adiknya. Dyta enggan menjawab ejekan Rio, gak guna, gak bermutu, gak penting bagi Dyta.
"Mmmm enak banget maaa"
Pujian Dyta membuat Rina tersenyum melihat anaknya yang menyukai masakannya.
"Ahh enggak enak ahh buktinya gua nambah dua kali" ucap Rio yang sebenarnya ingin melucu tapi tidak lucu. Garing.
"Semerdeka lo lah kak"
"Sudah cepat habiskan makanannya, nanti Dyta bantu mama cuci piring ya"
"Dyta bisa sendiri kali ma, mama duduk aja nanti bir Dyta yang cuci sendiri okee"
~
"Gila yaa baru juga tiga bulan masuk sekolah, udah banyak banget tugasnya, yang disuruh inilah yang disuruh itulah, pusing banget." Oceh Dyta sambil menuju ruang televisi, yang disana sudah ada Rio.
Mendengar ocehan Dyta tadi, Rio ikut bicara, "Curhat dongg mah, namanya juga udah masuk sama fase yang lebih tinggi lagi yaa makin banyak tugas lah, emang lo mau SMP terus?"
"Yaa gak gitu juga lah kak, yakali sehari disuruh buat tiga makalah, kesel banget sama Bu Padmi itu"
"Ohh Bu Padmi itumah walikelas gua waktu kelas 10 kemarin, asyik sih ibu itu tapi kalo ngasih tugas gak kira-kira"
"Kak"
"Mmm"
"Papa kapan pulang ya, kangen banget"
Dyta mensandarkan kepalanya dipundak Rio, dan Rio ikut mensandarkan kepalanya dikepala Dyta. Yang artinya mereka sedang dalam keadaan melow."Iya gua juga kangen"
Terdengar suara jejak kaki mendekati mereka, yang tak lain adalah mama dari mereka berdua. Memeluk kedua anaknya yang sedang merindukan seorang papa.
"Mama barusan dapet telpon dari papa, katanya tiga hari lagi mau pulang, kan jatah cuti bulan ini belum papa ambil"
"Hah beneran ma?" Tanya Rio dan Dyta kompak.
"Iyaa"
"Asyikk"
"Oh ya ma, Dyta ke kamar duluan ya mau ngerjain tugas"
Dyta melangkahkan kakinya ke kamarnya yang berada di lantai atas.~
Setelah selesai mengerjakan tugas, Dyta merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk, dengan dilapisi sprai kartun kesukaannya yang dingin, apalagi kalau bukan kartun minion.
Sudah mencuci muka, mencuci kaki, dan sudah menghidupkan alarm untuk esok, baru lima detik Dyta memejamkan matanya ada saja yang menggagu tidurnya, suara notifikasi aplikasi chat yang bernama LINE itu terus berbunyi.
LINE
LINE
LINE
LINE
LINE
LINE"Gila ya udah jam segini masih aja ganggu" gerutu Dyta, dan dengan sigap tangannya mengambil handphone yang berwarna gold itu diatas nakasnya.
Ata: Gua udah sampai rumah, btw dyt
Ata: Jadi besok gua udah sekolah deh
Ata: Gila ya dua hari gak sekolah udah kaya seminggu gak sekolah
Ata: Kangen deh gua sama lo dyt
Ata: Ahh gua tau pasti lo jam segini mah udah bocan
Ata: See you besok Dyta sebangku aqMemang seperti itulah Renata, suka lebay. Tapi baru SMA inilah Dyta menemukan teman yang lebay tapi baik gak bermuka dua.
Dyta: Siapa yang gila? Lo itu gilakkk udah jam setengah satu sempet sempetnya bilang ke gua kalo lo udah balik
Dyta: Iya gua udah tidur lima detik sebelum lo LINE gua.
Dyta: Mampus lo banyak tugas besok HHAAHA
Ata: Yee tinggal nyontek elo lah apa susahnya
Dyta: Lo pikir gua bakal ngasih? HHAHA GAK SUDI
Ata: Yaudah tinggal bilang ke gurunya kalo gua gak buat, byeeeDyta melihat jam weker di atas nakas, yang sekarang menampilkan pukul 00.51, tanpa pikir panjang Dyta langsung mematikan lampu, menarik selimutinya dan tertidur.
~

KAMU SEDANG MEMBACA
BIMBANG
Fiksi RemajaJika memang benar aku memiliki rasa suka kepadamu, lalu mengapa aku harus bimbang untuk meyakinkan bahwa aku menyukaimu. -Dafa Abid Pranaja Bagaimana jika seorang Dyta yang tak mau ambil pusing sebuah masalah dipertemukan akan masalah yang sangat ru...