-TUJUH-

239 17 3
                                    

Sudah hampir dua minggu Riski mengasingkan diri dari Dyta, ia melakukan itu karena ia sempat melihat Dyta dan Dafa pergi ke Cafe berdua, Riski merasa cemburu, namun apa daya ia bukan siapa-siapanya Dyta.

Riski sangat ingat awal bertemunya dengan Dyta, setahun yang lalu saat itu dia sedang melaksanakan hukuman yang diberikan guru matematika yaitu membersihkan perpustakaan, tanpa sengaja ketika dia sedang membersihkan rak buku, dia menabrak Dyta yang sedang mencari buku.

Tanpa Riski sadari dari saat itulah dia mulai menyukai Dyta, pada saat itu memeng Riski dan Dyta tidak sekelas, namun saat kelas sebelas ini Riski bersyukur bisa sekelas dengan Dyta.

Saat ini Riski sedang bersama Lili adiknya di Taman Kota, di sana Riski sibuk menghibur adiknya yang sedang bersedih karena boneka kesayangannya hilang, Riski tidak suka jika adik satu-satunya itu menangis, dia sangat tidak suka melihat orang yang dia sayang menangis.

"Lili jangan nangis terus dong, kalo kamu nangis terus nanti Abang ikut nangis juga loh" kata Riski yang mulai lelah mendengar tangisan Lili.

"Aku mau boneka itu lagi bang, hiks hiks" jawab Lili sesenggukan.

"Kan Lili udah diajak ke Taman, ayo dong jangan nangis lagi" pinta Riski memelas pada adiknya.

"Aku mau berhenti nangis kalo boneka itu kembali lagi bang" jawab Lili yang masih saja menangis.

"Gak bisa Lili, Abang gak tau dimana boneka kamu itu sekarang, kamu sih taruh bonekanya gak bener" jelas seorang kakak pada adiknya.

"Bang mau es krim yang itu" kata anak kecil itu sambil menunjuk penjual es krim yang berasa di samping kanannya.

"Oke, Abang beliin kamu es krim tapi abis itu kamu berhenti ya nangisnya" pinta Riski kepada Lili.

Lili menjawab dengan anggukannya lalu setelah menghabiskan es krim tersebut, Lili meminta untuk pulang.

~

Di lain tempat Dyta sedang asik mendengarkan lagu  Blank Space yang dinyanyikan oleh Taylor Swift, Dyta sangat senang dengan lagu tersebut karena lagunya yang enak di dengar menurut Dyta.

LINE
LINE

Ketika mendengar notifikasi dari aplikasi chat tersebut Dyta langsung membuka apa isi dari notifikasi tersebut.

Renata: Woi buka pintu rumah lo sekarang
Renata: gua pegel dari tadi nunggu di depan, gua panggilan dari tadi lo gak nongol-nongol.

Setelah membaca isi pesan dari Renata, Dyta langsung berjalan menuju pintu utama di rumahnya lalu membukakan pintu tersebut.

"Gila lo ya gua panggil panggil dari tadi gak nongol nongol" kata Renata setelah melihat Dyta membukakan pintu.

"Maaf gua dari tadi dengerin lagu, udah yuk masuk" jawab Dyta sambil cengengesan.

"Ehh, Dyt Mama, Papa, sama kakak lo gak ada di rumah?" tanya Renata setelah sampai di kamar Dyta.

"Gak ada, Papa gua nemenin Mama di butik, terus Kak Rio katanya ada latihan basket" jelas Dyta pada Renata.

"Owh" jawab Renata mengerti.

"Mami sama Papi lo berantem lagi ya Ta? tanya Dyta dengan hati hati takut menyinggung hati Renata.

"Iyaa, gua boleh nginep ya Dyt gua bingung mau kemana" ucap Renata dengan nada sendu.

"Boleh lah, gua seneng malahan lo nginep"

"Makasih ya Dyt"

"Iyaa"

~

"Ma, Pa, Renata mau nginep di sini boleh kan?" Pinta Dyta pada kedua orangtuanya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.

"Eh, Renata mau nginep disini ya? Boleh kok gakpapa" jawab Rina dengan senang hati menerima Renata menginap di rumahnya. "Boleh kok" jawab Daren melanjutkan.

"Oke, Dyta ajak Renata makan dulu ya" kata Dyta lalu menarik tangan Renata ke Meja Makan.

"Renata, anggap aja kaya di rumah sendiri ya, jangan sungkan" kata Rina pada Renata dari arah ruang keluarga.

"Iya tante, terimakasih" jawab Renata dari arah meja makan.

~

"Woi badak kembalian buku gua" ucap Dyta yang kesal kemana baru saja sampai di kelas tasnya langsung di obrak abrik oleh teman sekelasnya, Tyo.

"Sabar sih, liat mau nyalin pr lo" jawab Tyo sambil menyalin isi pr dari Dyta.

"Enak aja lo, gua ngerjain susah payah dan lo seenaknya nyalin punya gua? Dasar Hulk Hogan" oceh Dyta kesal.

"Dah, nih nih ambil buku lo gak butuh gua" ucap Tyo dengan enaknya. Ketika Tyo berbicara seperti itu, langsung saja Dyt menghadiahi omongan Tyo dengan cubitan mautnya.

"Aaa aaduhh duhh aduhh, sakit ampun Dyt ampun"
Ucap Tyo kesakitan karena di cubit oleh Dyta.

"Hahahaha, mampus lo baru tau rasa" kata Renata yang sedari tadi melihat aksi sahabatnya tersebut.

"Hah? Ampun gak?" Ucap Dyta mengeraskan cubitannya kepada Tyo.

"Ki Riski bantuin gua lepasin dari cubitannya Dyta dong" pinta Tyo pada Riski yang baru saja masuk ke kelas.

"Dih, males amat berurusan sama dia" ucap Riski ketus.

Dalam hati Dyta berkata "Gak biasanya Riski ketus sama gua", lalu perlahan jarinya melepaskan cubitannya pada Tyo, entah mengapa setelah Riski melontarkan ucapan tadi tubuh Dyta melemas, lalu Dyta kembali ke tempat duduknya, dengan mata berkaca-kaca.

"Loh Dyt, kok mata lo sembab?" Yang Renata ketika melihat sahabatnya tersebut.

"Gakpapa kok" kata Dyta lalu menghapus air mata yang tiba-tiba menetes.

"Lo apain sahabat gua hah?" tanya Renata pada Tyo dari tempat duduknya.

"Gila lo ya, lah emang dia kenapa?, yang ada dia yang ngapa-ngapain gua" jawab Tyo heran.

"Dia nang—" ucapan Renata terhenti ketika tangan Dyta membekap mulut Renata.

"Lo kenapa Dyt?, tadi malem kan gak ada apa-apa, kenapa lo sekarang kaya gini?" Ucap Renata merasa heran melihat sikap sahabatnya tadi.

"Gakpapa, udah mau masuk diem"

~

Ketika Dyta dan Renata sedang mencari tempat duduk di Kantin, tiba-tiba ada yang menabrak Dyta tidak sengaja, lalu bajunya basah terkena tumpahan minuman, langsung saja Dyta mengomeli orang tersebut.

"Jalan itu pake mat—" ucap Dyta dengan nada ketus, ucapannya terpotong setelah melihat orang tersebut adalah.......

BIMBANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang