dua puluh delapan

435 37 0
                                    

Theme song :

Paradise -coldplay

❤❤❤

Dean
Jun

Juna
?

Dean
O gt y?

Juna
Canda ah. Baperan lo.

Dean
Jalan yuk.

Juna
Ke hati lo ya?
Lo ke hati gue.

Dean
Receh.

Juna
Gue jemput.

Hari libur. Juna menopang kepalanya di atas bantal, memikirkan salah satu tempat terbaik yang akan ia kunjungi  bersama Dean. Pintu kamar Juna terbuka, menampakkan Sera yang sedang berdiri menatapnya. Juna menaikkan sebelah alisnya menatap tubuh Sera dari atas ke bawah. Gadis itu nampak rapi dengan pakaian yang sedang tren di kalangan anak muda masa kini.

"Gue jalan sama Theo boleh kan?"

"Jalan tinggal jalan aja susah amat."

Brakk...

Pintu kamar Juna tertutup dengan keras. Membuat sang penguni hanya diam dan menatapnya. Pikiran Juna kembali berputar, hingga jam menunjukkan pukul sepuluh pagi dan Juna belum beranjak dari kasur kesayangannya untuk menjemput Dean.

Ponsel Juna berdering, membuat cowok itu dengan malas mengangkat benda itu tepat di hadapan wajahnya. Matanya melotot seraya buru-buru mendekatkan ponselnya ke telinga. Panggilan dari Dean.

"Katanya mau jemput? Gue udah siap sekarang. Gimana? Jadi gak? Kalo gak jadi, gue belajar kelompok sama Tesla." cerocos Dean yang membuat Juna mematikan telepon sepihak dan memasukkan ponselnya ke dalam saku.

Cowok itu bangkit dari kasurnya, berjalan menghampiri cermin dan menyemprotkan parfum ke badannya beberapa kali. Tangannya dengan cekatan  menyambar jaket kulit dan kunci motornya. Mematikan AC dan mengunci pintu kamarnya lalu berlari menuruni tangga. Sangking cepatnya, cowok itu hampir saja terpeleset sebelum tangannya memegang pegangan tangga.

"Mbokkk! Juna kepleset, mbok ngepel gak bilang-bilang." teriak Juna dari arah tangga yang membuat Parni buru-buru menghampirinya.

"Aduh. Maaf, den. Lagian, biasanya kan den Juna masih tidur."

"Ya ampun mbok, bangun pagi dimarahin. Ntar kalo gk bangun dibangunin. Serba salah deh gue." keluh Juna seraya berjalan menuruni tangga dengan langkah yang sangat hati-hati.

"Ya kan, mbok gak marahin. Cuma bilang, oh iya. Ini bau apa toh, le? Wangi tenan." Parni mengendus-ngendus, mencari sumber bau yang berada di dekatnya. Hingga hidungnya berada beberapa centi di depan lengan Juna. "Tumben toh, wangi? Biasane kecut."

"Wong nggantenge ngene kok kecut, mbok iki ngece kok."

"Ora. Temenan iki. Trus iki lo."

Juna menatap Parni bingung.

"Tras trus tras trus opo? Trust mbok. Trust."

Glitch! {I} You And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang