9

1.2K 180 25
                                    

"Apa yang kau lakukan?!!!"

Kai merasakan seseorang menarik tangannya sehingga ia hampir terjerembab ke belakang. Sekuat tenang ia mencoba melepaskan cekalan pada lengannya dengan panik. Ketakutan sudah menguasainya dan Kai yakin ia tidak akan sanggup berada dekat dengan pesawat.

"Aku tidak mau pergi" lirihnya.

"Kau harus kembali Jongin, semua orang menunggumu"

"Tidak mau! Aku tidak mau naik benda menyeramkan itu lagi, aku ingat semuanya tentang kecelakaan itu, aku ingat setiap detail nya hingga seluruh tubuhku bergetar aku bisa merasakan guncangan dan benturan yang aku rasakan di pesawat itu, semuanya terasa nyata sampai bulu kudukku meremang, aku tidak bisa kembali, tidak dengan benda mengerikan itu".

Han yooseok—menghela nafas frustasi. Ia pun memutuskan untuk memberitahu kepada atasannya bahwa Kai trauma pada pesawat. Dan mungkin mereka tidak akan kembali hari itu. Setelah melaporkan kondisi Kai, Ia pun mengajak Kai kembali ke hotel dan menghubungi seorang dokter untuk menanganinya.

***

"Dia akan kembali kan?" Seorang wanita baya duduk bersila di pojok ruang latihan. Tangannya tak berhenti mengisi mangkuk-mangkuk di depannya dengan nasi dan sup.

Baekhyun dan Xiumin menatapnya dengan tersenyum. Wanita baya itu adalah seorang ibu yang sangat kuat. Saat anaknya menghilang dua tahun lalu ia memang mengamuk seperti orang kerasukan namun ia bangkit dengan cepat. Lebih cepat dari pada leader mereka.

"Dia akan kembali, kau tenang saja"

Mereka bertiga makan dengan diam di ruang latihan itu. Entah kenapa ibu Kai nekat ingin makan di ruangan penuh cermin itu. Katanya dia merasa seperti bisa merasakan kehadiran anaknya.

"Soojung pasti akan sangat marah sekali pada Jongin"

Mendengar itu Baekhyun dan Xiumin refleks menghentikan makannya. Ibu Kai menyadari itu dan bertanya pada Xiumin.

"Minseok-ah, Soojung baik-baik saja kan?"

Namun Xiumin menggeleng. Menandakan bahwa Krystal tidak baik-baik saja. Namun bukannya menjawab ia malah membiarkan keheningan menelan ruangan itu lagi. Membuat wanita baya itu heran dan makin penasaran.

"Beritahu aku!" ujarnya pada Baekhyun yang tampak ingin berbicara dari tadi.

"Soojung dirawat di rumah sakit" jawabnya setelah menarik nafas dengan berat dan menghembuskannya seakan ia membenci udara. Tentu saja sebuah jawaban yang membuat rona wajah ibu Kai berubah menjadi sangat khawatir.

"Dia belum siuman samapi saat ini, Dokter bilang dia overdosis obat penenang. Untungnya Jongdae dan Amber menemukannya dan langsung membawanya kerumah sakit".

Lalu bagian tersulitnya adalah saat mengatakan kebenaran yang begitu menyakitkan. Baekhyun terdiam sebentar lalu melanjutkannya lagi.

"Meskipun luka fisiknya bisa diobati, pikirannya mengatakan bahwa dia tidak ingin membuka matanya".

Padahal Baekhyun bukan orang yang emosional seperti Chanyeol, tapi bahunya bergetar dan ia menangis. Xiumin menepuk-nepuk bahunya memberi semangat.

"Aku merasa seperti berada dalam sebuah novel romantis yang menyedihkan, Dan si hitam itu malah kembali saat Soojung sudah menyerah".

Xiumin memukul dada Baekhyun dan berkata lirih.

"Bodoh!! Kau menghina anaknya sedangkan ibunya memberimu makan"

"Gadis itu sangat bodoh, kenapa pula dia merelakan hidupnya pada si hitam itu?". Ibu Kai menatap Xiumin dan Baekhyun dengan tatapan sendu. Da ucapannya barusan sukses membuat Xiumin menatapnya dan Baekhyun mendongakan kepalanya dengan mata yang sembab.

"Tapi mau bagaimana lagi, cinta itu buta, kadang bisa membuatmu terbang sangat tinggi namun sekali terjatuh rasanya sangat sakit. Saat kau mau menghentikannya kau malah masuk lebih dalam. Saat kau berusaha menolaknya perasaan itu malah semakin kuat". Seulas senyum tipis terukir di bibirnya. Dan sinar mata wanita baya itu menunjukan sebuah kelembutan. Bukan hanya sebuah kelembutan seorang ibu untuk anaknya, tapi juga kelembutan hati seorang wanita yang pernah jatuh cinta.

"Soojung pasti akan baik-baik saja, kita hanya perlu memberitahunya bahwa Jongin kembali dan dia akan bangun, dia tahu kita bukanlah pembohong seperti kekasihnya yang menghilang itu".

Seakan-akan yang ia bicarakan adalah orang lain, wanita baya itu tidak tampak khawatir sama sekali. Ia malah terlihat sangat tenang dan lembut. Tipikal seorang wanita.

"Habiskan makananmu dan antarkan aku ke rumah sakit, aku ingin menemui Soojung dan memarahinya"

Wanita baya itu berdiri dan merapikan barang bawaannya. Menunggu Xiumin dan Baekhyun yang menghabiskan sisa nasi di mangkuk dengan sebuah senyuman tipis.

***

Ruangan putih dan berbau obat. Suara monoton dari monior. Uap dari pemanas ruangan. Sesosok tubuh lemah dan pucat diatas ranjang pasien. Sebuah kehidupan yang hampir sia-sia.

"Kau harus bangun nona Jung, Jongin akan segera pulang. Kalau kau masih lemas aku yang akan memarahinya jadi tugasmu sekarang hanya bangun dari tidur mu, kau sudah seperti putri tidur saja". Ibu Kai menggengam jemari Soojung yang pucat dan lemas. Mencoba memberikan kehangatan agar gadis itu merona. Gadis itu tetap cantik meskipun pucat seperti ini.

Saat anaknya membawa gadis itu kerumah, ia sudah memiliki kesan pada gadis itu. Penampilannya di televisi dengan wajah arogan dan dingin seperti es Melekat padanya. Namun kesan itu langsung hilang saat anaknya memperkenalkannya. Dia hanya gadis lucu yang emosional.

Ibu Kai kemudian beranjak dari duduknya saat ponselnya berdering.

"Apa Jongin sudah sampai?" tanyanya antusias.

"Penerbangannya diundur, Jongin trauma dan kabur berusaha untuk kabur dari manager Han"

"Anak itu membuatku sakit kepala, bilang pada manager Han aku akan menyusulnya ke Thailand dan memaksanya pulang"

Lalu ia memutus telepon secara sepihak.

"Kau harus memberiku banyak cucu Soojung-ah, karena aku bahkan menjemput kekasihmu yang takut dimarahi olehmu, saat aku kembali kau harus sudah sadar!"

Pintu terbuka dan Amber serta Luna memasuki ruangan.

"Anyeonghaseo eomoni" ucap keduanya sambil membungkuk sopan. Ibu Kai tersenyum sambil memakai coatnya.

"Untung kalian datang, temani nona tukang tidur ini dan bujuk dia supaya bangun dan tidak menyusahkan orang tua seperti aku".

Amber dan Luna mengerutkan keningnya. Luna lalu membantu membawakan tas Ibu Kai dan bertanya.

"Sudah mau pulang eomoni?"

Wanita baya itu menggeleng.

"Tepatnya aku akan menjemput anakku yang tidak mau pulang'. Ia mengambil tasnya dari tangan Luna dan berjalan menjauh.


to be continued

Heheheheheheheheh

Kai bandel ya kagak mau balik

vomentnya di tunggu hehhehehheheh

LIE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang