THIRTEENTH : Hope

767 42 0
                                        

"telpon dari siapa aka?"

Akasa yang kaget mendengar suara itu langsung mengelus dadanya, Untung saja ponselnya ditangannya tidak jatuh.

"Kaget gw nas,"

"Lebay, orang gw cuman nanya telpon dari siapa"

"Kepooo"

"Ywdh sih kalo nggak boleh tau juga nggak papa"Nasya berjalan kembali

"Nasya bareng gw aja, dari tadi gw udah nungguin Lo disini"

"Gw nggak bisa bareng Lo, kan tadi gw berangkat naik mobil jemputan sekolah berarti gw balik harus naik itu lagi, sorry"

"Bener tuh"ucap kanadhir yang tiba-tiba datang itu

'ngapain si ni bocah dateng segala'batin Akasa

"Bener apaan!?"balas Akasa dengan ketusnya

"Ya bener dong kata nasya, dia kesini naik mobil jemputan sekolah berarti di balik juga harus naik mobil jemputan lagi"

"elah segala alesan, bilang aja Lo kagak mau Nasya bareng Ama gua kan!?"

"Udah-udah, kenapa jadi pada ribut kayak gini sih.","aka gw pulangnya naik jemputan sekolah, jadi Lo kalo mau pulang, pulang aja"ucap Nasya yang sudah mulai malas melihat mereka ribut seperti itu

"Nas, masa Lo tega amat sih gw udah nungguin Lo lama-lama disini"

"T-tapi kan gw nggak nyuruh Lo buat nungguin gw, ywdh ya aka gw mau pulang dulu"

Akasa hanya bisa terdiam dan membiarkan Nasya pulang bersama nadhir karena Nasya ada benarnya juga. Tapi biar gimana nggak ikhlas lah nasya berduaan gitu sama nadhir.

'gw mau bikin perhitungan sama Lo dhir!' batin Akasa

Lalu Akasa memakai helmnya itu dan melajukan motornya.

-oOo-

"Gw dengar-dengar Akasa kena didiskualifikasi?"

Kanadhir yang tiba-tiba memulai percakapan itu memecahkan keheningan didalam mobil itu

"Iya,"

"Kok bisa?"

"Tadi dia ribut sama salah satu peserta entah kenapa aku nggak terlalu tau"

"Kan gw bilang juga apa nas, anak kayak gitu kok ikut kayak begini, ini aja baru seleksi loh"

Nasya hanya terdiam tujuannya untuk merubah Akasa hanya sia-sia, Akasa yang memang kodratnya sudah begitu ya begitu tidak bisa semudah itu untuk mengubahnya

"Tapi nggak papa nas, gw yakin kalo Lo pasti lulus seleksi pasti"

Nasya yang mendengarnya agak sedikit senang karena ada kemungkinan untuk lulus seleksi, karena sudah beberapa hari Nasya selalu mempelajari materi tidak mungkin usahanya tidak membuahkan hasil.

N A S Y A  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang