BAGIAN 5

2.9K 85 7
                                    

Yoga Jatmiko.

Astrid menggeretakan giginya. Pria itu nyaris tidak berubah dari yang diingatnya bertahun tahun yang lalu. Tinggi dan langsing, namun tetap tak bisa menyembunyikan ototnya yang kekar, kulitnya gelap dan sehat. Wajahnya tampan dan bermata dingin, sangat angkuh. Kalaupun ada yang berubah, itu hanya wajahnya yang tampak dewasa yang semakin memantangkan penampilanya saja dan. . . lebih dari itu, Astrid selalu memandang pria itu sebagai sosok yang membahayakan. Ada sesuatu di dalam diri Yoga yang selalu membuat diri Astrid merasa ngeri dan ingin menghindar.

          Semasa kanak kanak dan remajanya Yoga tinggal di pinggiran kota, disebuah rumah kecil dari kayu yang sepertinya tidak cukup hangat untuk menahan hawa dingin yang tak pernah berhenti menyelimuti kota mereka. Di sana Yoga tinggal bersama ibunya yang bersusah  payah membanting tulang untuk mencukupi kehidupan mereka. Sementara ayahnya pergi tak pernah kembali semenjak Yoga masih kecil.

          Sulitnya factor perekonomian telah membuat ibu Yoga berubah menjadi wanita muram dan berwatak keras. Yoga hidup dan tumbuh di rumah yang minus kasih sayang dan kelembutan seorang ibu. Bahkan, dari cerita yang didengar Astrid, wanita itu seringkali bersikap kasar pada anak satu satunya itu. Karena itulah Yoga menjadi tidak terendali dan suka berbuat seenaknya sendiri.

          Tapi kekerasan hidup pula yang telah membuat Yoga tumbuh menjadi remaja berwatak keras dan pantang menyerah. Dan kekerasaanya itu kemudian mengantarkannya menjadi pimpinan preman yang ditakuti  di kota kecil mereka. Yoga bukanlah pria yang banyak bicara, tapi tetap saja banyak membuat masalah dengan kepolisian setempat. Kenakalan kelompok Yoga ssebenarnya sangat  mengesalkan pihak kepolisian. Astrid sangat tahu tentang itu karena kepala polisiian kota waktu itu adalah teman dekat ayahnya dan sering bertandang ke rumah.

          Hanya saja, karena tidak pernah ada kejahatan serius yang dilakukan Yoga dan kawan kawan membuat polisi harus benar benar bersabar dan menahan kemarahannya. Yoga dan kawan kawan tidak pernah ditahan di kantor dalam waktu yang lama.

          Tetap saja kenakalan kelompok berandalan itu membuat nyali orang tua menjadi ciud dan rajin mewanti wanti anaknya agar berhati hati dan menghindar sejauh jauhnya dari Yoga dan kelompoknya. Takut anak mereka tertular virus berandalan yang rajin sekali diteberkan Yoga dan kelompoknya. Takut anak mereka tertular virus berandalan yang rajin sekali ditebarkan pria itu bersama kelompoknya.

          Ada satu hal aneh yang biasa terjadi dalam cerita para preman. Dan cerita itu menjadi terlihat aneh saat terjadi pada Yoga dan kawan kawanya. Meski bagaimanapun mereka dibenci, dicaci , dan dimaki, tetap saja pesona mereka sering menggiurkan banyak gadis. Berandalan sering diidentikan dengan keromantisan. Astrid sendiri tidak pernah tahu dari mana mitos itu berasal. Tapi buktinya, meski berandalan, tetap saja Astrid seringkali memergoki Yoga berganti ganti pasangan.

          Seumur hidupnya, Astrid termasuk anak yang patuh dan menjadi kesayangan orang tua. Hampir setiap kali ia akan keluar rumah, mereka tak segan segannya berpesan agar Astrid tidak bergaul dengan Yoga ataupun teman teman satu gengnya. Ya, Astrid selalu mematuhi mereka, bukan saja karena ia harus patuh pada mereka, tapi ia sendiri merasa ngeri pada Yoga.

          Tapi entah karena takdir atau memang nasibnya yang tidak bagus bila menyangkut Yoga, meski sudah berusaha menghindar sejauh mungkin sepertinya Yoga selalu ada dimana saja saat ia melintas di jalanan kota kecil itu.

          Sepertinya Yoga tahu kalau ia takut dan menghindar darinya. Dan karena itulah Yoga seriing membututinya sambil mengendarai sepeda motor bututnya yang jelek bersuara bising itu lalu mencegatnya bersama teman temannya.

          Beberapa diantara temannya ada yang mengutarakan terang terangan bahwa mereka menyukainya dan mengajaknya jalan bersama. Waktu itu, meski dengan takut takut, Astrid hanya tertawa saja tanpa meladeni mereka. Menurutnya, mereka hanya gerombolan pengecut yang hanya berani bersama sama. Tapi, tentu saja sebenarnya hal itu tidak berlaku bagi pemimpinya, Yoga. Astrid yakin, Yoga yang lebih banyak diam itu diangkat sebagai pemimpin bukan karena nyalinya yang sebatas ukuran tubuh saja.

CINTA SANG DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang