Chapter 10

878 35 0
                                    

"Sejatinya. Cinta bukanlah kata yang mudah untuk diucapkan, butuh keberanian yang besar dan kesiapan untuk bisa mengatakannya. Namun ketika saat itu tiba, kita juga harus siap untuk mendengar kenyatannya."

...

"Malam pah..mah."
Sapa Nadia kepada orang tuanya setelah masuk ke dalam rumanya.

"Tumben Nad pulang malem?" Tanya Rudi --Ayah Nadia-- yang sedang duduk di sofa ruang tengah yang sekaligus menjadi tempat ruang keluarga.

"Tadi Nadia ada kelas tambahan pah. Yaudah Nadia ke kamar dulu ya pah mau mandi." Tanpa menunggu pertanyaan yang papahnya lontarkan lagi, Nadia langsung ke kamarnya yang berada di lantai 2.

Setelah Nadia membersihkan diri dan mengganti bajunya dengan piyama tidurnya, kini Nadia beranjak ke meja belajarnya untuk kembali menggambar wajah Rizky di sketch book miliknya.

Mengingat perlakuan Rizky yang mengantarkannya pulang untuk yang kedua kalinya, tak elak membuat Nadia mengulum senyumnya. Ketika Nadia merogoh tas nya mencari sketch book miliknya, tiba-tiba Nadia membelalakkan matanya.

Sketch book gue kemana!!! Batin Nadia

Nadia mencoba mencarinya sekali lagi di dalam tasnya mungkin saja terselip diantara buku kuliahnya. Tapi nihil sketch booknya tidak ada di dalam tasnya. Nadia sontak terkejut dan panik tidak menemukannya. Nadia mulai mencari di sekitar meja belajarnya tetapi tetap saja hasilnya nihil tidak ada tanda-tanda sketch booknya.

Duh!! Kemana sih sketch book gue.

Jangan-jangan jatoh di kampus!!

Duh gimana dong sampe ada yang nemuin buku itu.

Gimana kalo sampe orang yang nemuin sketch book gue ngasih tau ke Rizky!!!

Mampus gue!!

Nadia terus saja mondar-mandir kesana kemari dengan bertolak pinggang dan menggigit jarinya berpikir dimana terakhir kali dia mengeluarkan sketch book itu.

Toktoktok

"Masuk!!" Teriak Nadia dari dalam kamarnya.

Ceklek

Pintu pun terbuka dan memperlihatkan sosok adiknya, Tasya. Dan dirinya terlihat heran melihat kakaknya yang sedari tadi seperti sedang mencari sesuatu.

"Nyari apa sih kak? Dari tadi mondar mandir gitu kayak setrikaan!!"

"Sketch book kakak ilang Sya!!"

"HAH!! Sketch book kakak ILANG!!" Pekik Tasya yang sama terkejutnya dengan ekspresi awal Nadia

Nadia hanya duduk di tepi ranjangnya dengan lemas.
"Kok bisa ilang sih kak!!"

"Kakak juga gak tau Sya tiba-tiba aja gak ada di tas kakak. Emang sih sketch book itu selalu kakak bawa ke kampus."

Tasya menepuk jidatnya mendengar pernyataan kakaknya karena sketch book itu sering dibawa kemana-mana. Pasalnya, Tasya tahu jika itu seperti diary milik kakaknya bahkan ketika Tasya ingin melihatnya karena tergiur dengan gambar covernya langsung tidak di izinkan kakaknya. Dan sekarang? Sketch book itu hilang bagai ditelan bumi.

My Introvert BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang