Chapter 16

789 31 3
                                    

"Perkara rasa yang menerkam mangsa tak berperasa
Menuai harap yang kerap tak tergarap
Rinduku memang sudah bertuan
Hanya saja masih terlarang
Malam semakin pekat
Dan rinduku semakin lekat
Karna tatapmu tak lagi ku dapat
Bagaimana jika rindu dan sepi ini beradu?
Rasanya ingin ku bantai waktu hingga tak berdetak" -Nadia Anggraeni"

Pukul 15.00 Nadia terbangun dari tidur siangnya. Sehabis mengantarkan Rizky ke bandara, rasanya seluruh rasa luntur saat itu juga. Bagaimana tidak? Baru saja bersama mengikat diri dengan sebutan kekasih pun sekarang harus berpisah karena jarak. Nadia selalu berusaha untuk selalu mendukung sang kekasih. Berusaha tegar pun perlu kekuatan besar.
Rasa suntuk kembali datang dengan setianya di diri Nadia.

Nadia segera bersiap-siap untuk pergi agar dirinya tidak merasa suntuk. Dan coffe shop menjadi pilihannya dikala dirinya merasa suntuk. Mungkin dirinya butuh waktu sendiri untuk bisa dengan pelan-pelan menerima keadaan.

Setelah merasa sudah siap, Nadia segera keluar dari kamarnya dan berpamitan dengan Ibu nya yang sedang masak di dapur untuk makan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah merasa sudah siap, Nadia segera keluar dari kamarnya dan berpamitan dengan Ibu nya yang sedang masak di dapur untuk makan malam.

"Mah... Nadia pergi dulu sebentar ya." ucap Nadia yang menghampiri Ibunya di dapur

"Kamu mau kemana nak?" Tanya Ibu Nadia yang terheran dengan anak gadinya yang sudah rapih bersiap untuk pergi

"Ke coffe shop aja kok mah aku lagi suntuk banget. Boleh ya?" bujuk Nadia

"Suntuk kenapa? Soal Rizky?

BOOM!!!

Nadia hanya mampu terdiam tanpa menjawab pertanyaan dari ibunya

"Yasudah mama izinkan. Tapi pulangnya jangan malam-malam ya sayang, mama kan udah masakin makanan kesukaan kamu nih."

"Siap mamakuuu." ucap Nadia dengan tangan yang sedang hormat dan begitu senang seperti anak kecil karena permintaannya dikabulkan

Setelah berpamitan dengan Ibunya, Nadia segera berangkat ke Coffe Shop yang berada di dekat rumahnya.

Hanya butuh waktu 15 menit Nadia sudah sampai di Coffe Shop yang sudah menjadi tempat langganannya di kala suntuk. Kali ini Nadia memilih tempat Outdoor karena suasananya begitu santai dan sangat enak untuk menyendiri.

5 menit berlalu Nadia pun belum memesan apapun sebagai teman untuk menemani suntuknya. Hanya pandangan kosong dan tangan berpangku dagu.

Sampai saat tibanya datang lelaki seorang barista yang bekerja di Coffe Shop tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai saat tibanya datang lelaki seorang barista yang bekerja di Coffe Shop tersebut.

"Mau pesan apa kak?"

Nadia menoleh ke atas dan untuk pertama kalinya mata mereka beradu terpaku.

Kira-kira siapa ya barista nya itu? Kira-kira ganteng tidak ya?
Dari pada mengira terus ikutin terus di setiap chapternya kita lihat kisah cinta Nadia dengan Rizky akan seperti apa kedepannya.

Finally, Chapter 16 update juga Folks. Happy reading❤

With Love,
Regards.

RAY

My Introvert BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang