Chapter 4

1.1K 57 0
                                    

"Bukan aku tidak peduli dengan hadirmu. Hanya saja lidah ini kelu dan jantungku berdegup kencang jika kamu berada di sisiku." -Rizky Ramdani-

...

Hari ini Nadia datang ke kampus lebih awal mengingat dia tidak mau terlambat lagi seperti kemarin. Setelah selesai kelas pagi ini, Nadia berniat untuk ke kantin membeli makanan. Sesampainya di kantin, Nadia mengedarkan pandangannya melihat bangku yang kosong. Tetapi matanya tertuju pada cowok yang sedang sibuk dengan kamera dan laptopnya. Ya siapa lagi kalau bukan Rizky. Nadia yang melihat itu hanya tersenyum simpul dan menghampiri Rizky serta duduk di depannya.

"Hai Ky. Sibuk banget kayaknya." Sapa Nadia setelah duduk di depan Rizky tapi belum ada respon dari Rizky. "Lo lagi ngerjain tugas ya Ky?" Tanya Nadia yang sepertinya tidak mendapatkan respon lagi dari Rizky.

Bodoh lo Nad! Ngapain juga gue nyamperin nih cowok. Batin Nadia.

Rizky masih saja sibuk dengan kameranya padahal tanpa sepengetahuan Nadia, Rizky sedang memandang foto Nadia yang dia ambil secara diam-diam. Suasana menjadi canggung bagi Nadia, karena Rizky masih saja terfokus dengan kameranya itu. Nadia pun jengkel dengan tingkah Rizky, dan dia beranjak dari tempat duduknya dan pergi melewati Rizky. Dengan cepat Rizky mencekal pergelangan tangan Nadia yang langsung direspon Nadia dengan tatapan tak percayanya.

"Lo mau kemana?" Pertanyaan Rizky tadi membuatku makin jengkel setelah tidak merespon, kenapa sekarang dia menghentikanku. "Gue mau ke perpus aja Ky. Kayaknya juga lo lagi sibuk. Gue juga ganggu lo pastinya." Nadia tersenyum tipis dan melepaskan genggaman tangan Rizky dari lengannya dan beranjak pergi.

Rizky hanya bisa melihat Nadia yang beranjak pergi tanpa mampu mencegahnya.

Maafin gue Nad. Gue emang gak pantas untuk lo.

**

Rizky kebiasaan ya!! Gue dicuekkin terus. Sibuk sama kamera kesayangannya itu!! Batin Nadia.

Setelah meninggalkan Rizky tadi, Nadia begitu kesal dengan Rizky. Dan dia berjalan ke perpus dengan perasaan kesal dan wajah yang bersungut.

Tanpa sadar Nadia melewati Icha yang sedang berbincang dengan teman beda kelasnya. Icha terheran melihat Nadia yang wajahnya tertekuk dan sepertinya dia sedang kesal dengan seseorang.

Oh gue tau nih. Pasti Rizky!! Batin Icha

"Nad!! Nadiaaaa!!" Teriak Icha yang sepertinya tidak dihiraukan dengan Nadia. Dengan cepat Icha mengejar Nadia yang sepertinya ingin ke perpus. Akhirnya setelah berlari, Icha mampu menyejajarkan langkahnya dengan Nadia. Tapi Nadia masih tidak menghiraukan Icha yang kini ada disampingnya.

Jengah, Icha langsung menghentikan langkah Nadia dengan mencekal tangannya. Dan Nadia berhenti dengan kerutan di dahinya.

"Lo kenapa sih Nad? Gue panggilin juga dari tadi." Tanya Icha dengan nafas yang tersengal-sengal akibat berlari mengejar Nadia.

"Gue kesel banget Cha sam--"

"Sama Rizky?" Belum sempat Nadia meneruskan ucapannya. Icha sudah memotong dan perkataan Icha membuat Nadia menghela nafas.

"Bener kan Nad? Rizky lagi!!"

Kali ini Nadia tidak bisa menjawab pertanyaan Icha. Bukan pertanyaan yang Icha lontarkan tapi pernyataan telak yang membuat Nadia bungkam seribu bahasa. Benar dugaan Icha, Nadia kesal dengan Rizky, karena sikapnya tadi yang begitu cuek. Nadia mengedarkan pandangannya tak berani menatap Icha. Kalau sudah begini, pasti Icha akan melontarkan sumpah serapahnya kepada Nadia. Dan jika sudah begini, Nadia hanya menghela nafas mendengar ocehan Icha.

"Liat gue Nad!! Kenapa lo gak jawab? Bener kan dugaan gue!"

Nadia hanya menganggukan kepalanya tanda bahwa memang benar Rizky yang menyebabkan dirinya kesal. "Duh Nad...Nad... mau sampe kapan lo gini terus! Gue tau lo kuat lo tahan sama sikapnya Rizky. Tapi hati lo? Gue rasa gak Nad."

Apa yang dikatakan Icha semuanya benar. Raga Nadia memang tahan dengan sikap Rizky kepadanya. Tapi hatinya? Hatinya pun lelah, lelah sekali.
Melihat Nadia yang seperti ini, Icha pun merasa kasihan dengan sahabatnya. Icha hanya bisa menatap Nadia dengan tatapan sendu. Berharap sahabatnya itu mampu mendapatkan kebahagiaan yang dia inginkan.

"Nad... sorry ya gue jadi bentak lo tadi. Gini deh gue dukung kalo lo sama Rizky yang penting lo happy lo gak sedih lagi. Dan gue gak mau liat lo kayak tadi lagi. Oke?!!" Icha langsung memberikan kelingking bermaksud supaya Nadia berjanji kepadanya. Dan Nadia langsung menautkan kelingkingnya dengan kelingking Icha. Kedua nya tersenyum dan saling merangkul satu sama lain.

"Thanks ya Cha!! Lo emang sahabat gue yang paling the best."

"Anything for you Nad!!" Icha menepuk pelan pundak Nadia bermaksud menguatkan sahabatnya.

Tenang Nad... semua akan indah pada waktunya. Batin Icha

Author Note
...

Yang sabar ya Nad. Rizky emang gitu😢

Jangan lupa vote and comment ya gengss!!

Happy reading folks❤

My Introvert BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang