Aku melangkahkan kaki bersama Difa menuju kantin. Perutku terasa perih, seperti ada jarum yang menusuk-nusuk didalam sana. Mungkin karena efek melewatkan sarapan pagi dan berakibat sakit maggku kambuh sekarang. Parahnya, Aku lupa memasukkan obat magg ke dalam tas yang biasanya selalu Aku bawa.
Si cowok nyebelin alias Gadi kembali berulah saat jam pelajaran berlangsung. Dia sengaja membuat keributan di dalam kelas dengan melempar penghapus papan tulis. Dan sialnya, penghapus itu mendarat tepat di kepalaku yang membuat kepalaku berdengung sakit. Tanpa rasa bersalah sedikit pun Gadi malah tertawa dan kembali melanjutkan permainan gilanya itu. Bagus sekali! Rasanya hariku selalu sial dan tidak akan pernah tenang selama makhluk bernama Gadi Ganendra ada di dunia ini.
Dengan langkah tertatih dan menahan ringisan Aku berjalan disamping Difa yang terus berceloteh mengenai kakak kelas cowok yang berseliweran di kantin. Difa memang tergila-gila sama cowok berwajah diatas rata-rata alias ganteng.
Pernah, Aku iseng melihat galeri handphone Difa dan isinya semua foto cowok. Baik itu artis luar negeri, dalam negeri maupun menge-save foto orang yang hanya lewat di beranda instagramnya.
"Aduh..." rintihku.
"Eh, kenapa, Ay?"
Difa segera menahan lenganku yang sedikit membungkuk menahan rasa sakit diperut.
"Perut gue sakit banget."
"Lo belum sarapan ya?!"
Aku meringis. Difa menghembuskan nafasnya kesal dan menuntunku menuju meja terdekat yang ada di kantin.
"Gue pesenin lo bubur sama teh anget ya?" tawar Difa.
Aku mengangguk, "Makasih, Fa."
Difa mengacungkan jempolnya dan melangkah menuju stand penjual bubur.
Selang beberapa menit Aku melihat Difa yang sedang berjalan kesusahan membawa baki makanan dan menaruhnya diatas meja.
"Nih, buruan dimakan, biar perut lo nggak makin sakit."
Aku mengangguk. Dan memulai melahap bubur itu perlahan.
"Ay, Gadi tuh," ucap Difa.
Aku menoleh ke pintu kantin dan benar saja, disana aku melihat Gadi memasuki kantin bersama gerombolan anak cowok kelasku. Kantin yang tadinya sunyi senyap sekarang menjadi riuh akibat perbuatan Gadi dan teman-temannya. Sorak-sorai histeris para penggemar Gadi yang notabennya kebanyakan anak cewek langsung berdengung digendang telingaku.
Memang apa sih bagusnya Gadi? Kuakui Gadi memang punya wajah yang lumayan enak buat dipandang. Catat ya, enak buat dipandang bukan ganteng!
Wajahnya sedikit manis apalagi kalo lagi senyum, kulit sedikit sawo matang, punya hidung yang mancung, kalo diibaratin sama artis mungkin Gadi mirip sama Fauzan Nasrul. Itu loh, salah satu artis yang suka main FTV.
Sebenarnya Gadi juga termasuk anak yang pintar, ikut eskul paskibra juga disekolah mungkin minus Gadi itu cuma di sifatnya yang jail banget.
Aku mendengus kesal. Merasa risih dan juga ingin sekali menyumpal mulut mereka dengan bon cabe. Menganggu ketenangan orang yang sedang makan saja.
Tanpa memedulikan sekitar, Aku kembali melahap bubur yang agaknya mulai dingin dan mengisi perut yang sedaritadi perih tak terkira.
"Hallo, macan betina,"
Aku mendongak dan melihat Gadi sudah berdiri didepan meja kantin tempat Aku dan Difa. Menatap Gadi tajam, namun Gadi merasa tak terintimidasi dengan tatapanku itu.
"Apa?" jawabku galak.
Gadi malah tertawa dan duduk di kursi kosong sebelahku.
"Masih aja galak sama gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
HeartStrings
Genç KurguAyyara Dhaafiyah, merasa masa putih abu-abunya suram saat harus sekelas dengan cowok bernama Gadi Ganendra. Cowok yang selalu menjahili Ayyara tanpa alasan yang jelas. Semakin Ayyara bersikap acuh semakin gencar Gadi membuat Ayyara marah. Kode-demi...