.Part 7a

68 8 1
                                    

Keyla berjalan masuk kedalam kelasnya, namun seketika berhenti saat sebuah teriakan dari dalam kelas membuangnya kaget.

"selamat kembali Keyla..."teriak seluruh teman-temanya yang berada di dalam kelas

Keyla tersenyum tipis menatap teman-temannya lalu mulai melangkah masuk.

Salah satu teman perempuannya yang bernama Gadis itu menghampirinya dan membantunya untuk duduk di bangku yang telah lama dia tinggalkan.

"Lo udah sembuh keyl? Gimana keadaan lo sekarang?"tanya Gadis saat Keyla telah duduk di kursinya

"Gue baik kok" Keyla menjawab sambil tersenyum tipis

"Keyl kenapa gak pake jaket lagi?"celetuk salah satu teman lelaki Keyla yang duduk tepat di belakang Keyla

"Mencoba penampilan baru kok..."

Lelaki itu menyahut sambil menganggukan kepalanya. Keyla hanya tersenyum tipis lalu kembali berkutat dengan buku catatan yang sempat ia pinjam dengan Raina saat masih di rawat di rumah sakit.

Sudah sekian banyak pelajaran yang ia lewatkan kali ini. Ditamba lagi, dalam waktu dekat akan kembali disibukkan dengan kegiatan perkemahan di puncak, menbuat semakin banyak pelajaran yang menumpuk jika tak dicicil dari sekarang.

•••

Selama jam pelajaran berlangsung saat ini seluruh murid hampir tertidur dikelas. Suara guru yang mengajar seakan menina bobokan mereka semua. Namun tidak berlaku untuk Keyla. Gadis itu tetap memperhatikan guru yang sedang mengajar Sejarah itu sesekali mencatat materi yang menurutnya penting.

Mungkin, semua orang akan heran melihat Keyla saat ini. Jika mereka memperhatikan.

Bel istirahat pertama berbunyi membuat mata seluruh siswa diikuti desakan nafas lega dari seluruh siswa. Pertanda pelajaran laknat-menurut mereka-itu telah usai.

"Lo mau ke kantin, keyl? Kalau ia sini gue bantu"tawar Raina

"Boleh, bentar gue beresin buku dulu..." Keyla membereskan buku-bukunya dan memasukan kedalam laci. Namun seketika pergerakan gadis itu terhenti saat tak sengaja jarinya menyentuh sebuah gumpalan kertas di lacinya.

Gadis itu menunduk, mencoba melihat apa itu. Kerutan di dahi itu semakin tampak saat Keyla mengeluarkan kertas itu.

"Apa itu keyl? Surat cinta fans lo?"tanya Raina asal

Memang aneh, gumpalan kertas itu berwarna merah muda yang siapa saja memikirkan bahwa itu adalah surat cinta. Namun bedanya, jika surat cinta di gulung dengan rapi beserta pita sedangkan kertas itu, memang berwarna merah muda namun tidak di gulung dengan rapi malah meremasnya seperti bola.

Mungkin akan lebih cocok disebut surat kaleng bukan surat cinta.

"Coba lo buka..."tawar Raina

"Gak usah, nanti aja gue buka. Mungkin bukan apa-apa. Yuk, ke kantin kasihan Arlan sendiri disana, kan kasihan makan sendiri tanpa ayang beb Raina..."ejek Keyla dengan tingkah konyol yang barusan diperlihatkannya membuat hati Raina seketika merasa senang

'Gue harap lo bisa jadi Keyla yang seperti ini, keyl. Keyla yang penuh dengan senyum dan keceriaan..."

•••

Arlan meletakkan 3 mangkuk Mie ayam beserta bakso dan Es teh manis diatas meja. Makanan favorit mereka bertiga tentunya.

Lelaki itu kemudian mendudukan tubuhnya disalah satu kursi dan mengedarkan pandangan menatap sekeliling untuk mencari keberadaan kedua gadis kesayangannya.

Namun, pandangan lelaki itu seketika terhenti pada saat sebuah pembicaraan disebelahnya. Membuat lelaki itu seketika kaku dibuatnya.

"Lo tahu gak? Keira dan Afkar bakalan tunangan 3 hari lagi. Ini buktinya...."

"Buset gila, cepet amat gerak mereka ya. Perasaan gue Afkar kagak pernah nembak Keira jadi pacarnya. Tapi, 3 hari lagi bakalan tunangan. Tapi memang cocok sih mereka berdua itu"

"Lo tahu gak info yang gue dapet? Kalau misalnya Keira dan Afkar itu di jodohin sama kedua orang tua mereka. Ya secara orang tua merekam sahabatan ya pasti pengen awat persahabatan mereka, jadi jodohin aja anaknya. Gue mau deh, di jodohin sama Dylan..."

"Ngarep amat lo"

Arlan tetap diam dengan kaku. Tak menyadari bahwa Keyla maupun Raina telah berdiri di depan lelaki itu.

"Keknya cowok lo kesambet deh, Rain. Timpuk coba..."ucap Keyla sambil memberikan buku tebal yang ia bawa kepada Raina

Raina menganggukkan kepalanya lalu mengambil buku itu dan memukul ringan tak terlalu keras ke Arlan tepat di bahu lelaki itu.

Arlan seketika tersentak dari lamuannya lalu menatap sengit pelaku yang memukul bahunya.

"Apaan sih, Rain?"

"Kamu itu yang kenapa? Bengong aja"sahut Raina "mikirin apa?"

Arlan menggelengkan kepalanya, "gak mikir apapun. Buruan duduk dan makan, takutnya dingin kagak enak lagi..."

Keyla maupun Raina menganggukkan kepala mereka dan mulai duduk didepan Arlan. Tentunya Keyla dibantu oleh kedua temannya itu.

Mereka pun mulai memakan makanan dengan sesekali di selingi candaan dari yang dilontarkan dari ketiganya.

TBC

Cinta Untuk Keyla [Very Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang