.Part 8

93 8 2
                                    

"Aaa--fkar"

Lelaki itu Afkar menatap Keyla dengan khawatir yang amat sangat diwajahnya.
Wajah gadis didepannya itu sendu dengan diberbagai bagian yang membiru seperti memar.

Afkar yang melihat itu segera menangkupkan wajah Keyla untuk menatapnya. Sedangkan Keyla hanya bisa menangis. Menangis lega.

Afkar segera memeluk tubuh itu dengan erat. Sesekali menciumi kepala itu dan mengusapnya lembut.

"Sssssttt...tenang ada aku, Keyl. Kamu aman"ucap Afkar menenangkan Keyla

Keyla hanya bisa terisak sambil mencengkram baju Afkar bagian pinggang dengan erat. Seakan ketakutan masih ada pada wajah gadis itu.

Afkar hanya bisa menenangkan gadis yang dicintainya saat ini. Mengenyampingkan semua yang terjadi diantara mereka. Ia lebih memilih mengikuti egonya.

Iya, egonya. Yaitu hatinya yang masih milik Keyla.

•••

Dylan masuk kedalam rumahnya dengan santai. Dapat lelaki itu lihat suasana ruang tamu yang ramai dengan tawa.

"Kak Revan? Kok bisa disini kak?"tanya Dylan yang bingung dengan kakak laki-laki yang ia tahu bahwa sedang ada di luar negeri. Namun, disini saat ini.

"Kakak denger kalau adek kakak ini mau tunangan. Ya jadi kakak pulang ke Indonesia sekarang. Karena gak mau ketinggalan acaranya"ujar Revan dengan senyum manisnya sambil mengelus sayang kepala Keira yang ada disebelahnya.

Dylan hanya mengangkat bahunya cuek. Untuk dirinya sendiri. Ia merasakan bahwa semua itu tidak akan berjalan dengan baik. Entah mengapa ia bisa memikirkan hal itu.

"Oh iya, Dylan. Afkar kemana? Enggak bareng sama kamu? Soalny setahu tante dia gak bawa mobil"tanya Sinta yang notabene Ibunya Afkar.

"Bukannya bareng sama tante dan om?"tanya Dylan balik mengenyit dahinya.

Lelaki itupun baru sadar kalau Afkar yang belum ada disana.

"Enggak tuh. Terus dia keman--"tanya Doni. Ayahnya Afkar. Namun, terhenti saat mendengar teriakkan dari luar rumah.

"BI IJA...TOLONG SIAPKAN P3K DAN AIR HANGAT..."teriak orang itu membuat seluruh yang berada di ruangan membelalak mata mereka.

"AFKAR"

"KEYLA"

Afkar menatap orang-orang berada di ruangan sebentar lalu tak memperdulikan tatapan mereka kepadanya. Yang ia pedulikan hanyalah Keyla yang pingsan di gendongannya.

Elang yang memang berada disana seketika shock melihat itu lalu mengikuti langkah Afkar.

Memang hari ini Elang tidak sekolah dikarenakan ayahnya yang meminta bantuannya untuk menghadiri pertemuan. Sehingga lelaki itu tidak mengetahui apa yang terjadi dengan gadis itu.

Afkar meletakkan Keyla diatas tempat tidur gadis itu. Saat akan berbalik, seseorang mencengkram kra seragamnya.

"Lo.apain.dia, huh? GAK CUKUP APA BUAT DIA SAKIT,HUH?"teriak Elang marah

Afkar mencoba melepaskan kra seragamnya dari genggaman Elang, namun lelaki itu tak mampu. Elang lebih kuat darinya.

"Lepaskan"ujar Afkar Keras

Elang menggelengkan kepalanya, "cukup buat dia sengsara dengan segala permainan sial ini. Lo gak puas apa udah buat dia sakit diberbagai macam tempat. Dan sekarang apa lagi,huh? Lo apain dia?"

Afkar menatap Elang yang menatapnya tajam. Lelaki itu tersenyum meremehkan,

"Lo mau tahu gue apain dia?"tanya Afkar sambil tersenyum sinis. Lelaki itu memajukan tubuhnya sedikit kearah Elang, "lo bisa lihat sendiri hasil karya gue diwajah dia"

Cinta Untuk Keyla [Very Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang