Dylan berjalan dengan wajah seperti biasa. Dingin. Datar. Mengabaikan suluruh pasang mata yang menatapnya saat ini.
Lelaki itu memasuki kelasnya. Tanpa memperdulikan kesunyian yang tiba-tiba. Hal itu biasa menurutnya.
Dylan mengampiri Afkar yang sudah duduk diam dibangkunya sambil membaca buku didepannya. Kebiasaan.
"Lo kenapa gak kasih kabar ke Keira seharian kemarin?"tanya Dylan
"Gue sibuk"jawab Afkar santai
Dylan mengkerut dahinya, "sibuk? Sibuk mikirin mantan maksudnya?"sindir Dylan
"Mungkin kali"
Dylan hanya menatap Afkar sinis lalu memilih duduk bangkunya. Tak ingin paginya terganggu.
"Udah gue bilang bawa tongkat lo, kenapa ngeyel sih"omel seseorang yang tiba-tiba masuk kedalam kelas mereka.
"Gue gak sakit, dodong"
"Tapikan kaki lo--"
"Udahlah balik noh ke kelas lo. Dah mau masuk"
Elang hanya dapat menghelas nafasnya melihat kekeras kepala gadis didepannya. Lalu tatapannya teralih kepada Dylan dan Afkar yang menatapnya. Elang hanya menatap mereka dengan senyum sinis lalu pergi dari kelas itu.
Sedangkan Keyla berjalan menuju bangkunya yang berada di Ujung. Sesampainya disana, Keyla lalu mulai membuka tasnya. Seperti biasa, mendengarkan lagu dan membaca novel tebalnya.
"Keyyllll, lo tahu kagak? Bakalan ada anak baru lagi dikelas sebelah"ucap Raina yang tiba-tiba duduk disebelahnya.
"Siapa lagi?"tanya Keyla cuek tanpa melihat Raina
"Ya kagak tahu lah! Yang jelas dia cowok, Keyl! Gila ganteng lagi"puji Raina sambil menompang dagunya
"Hati-hati kalau Arlan denger. Bisa kena lo!!!!"ejek Keyla sambil menatap Raina dengan senyum mengejek
"Dia gak ada kok disini"ujar Raina santai
"Iya gak ada, tapi dibelakang ada"
Tiba-tiba sebuah suara dibelakang Raina yang amat sangat gadis itu kenal. Raina membalik kepalanya lalu tersenyum paksa.
"Ehh, ada Arlan. Kenapa telat kamu? Kamu udah sarapan?"tanya Raina sambil mengalihkan perkataan
Arlan hanya dapat mengacak rambut gadis itu lalu duduk ditempat duduknya. Raina hanya cemberut melihatnya.
"Keyl, lo udah minta izin masalah akhir tahun 1 minggu lagi?"tanya Arlan setelah menjatuhkan tubuhnya
Keyla menatap Arlan sebentar lalu menutup bukunya dan menurunkan hearset ditelingamya.
"Gue bakalan gak ikut keknya"ujar Keyla santai
"APA? Kenapa Keyl?"tanya Raina terkejut
"Ya lo tahu lah, Rain. Mau dapet izin dari siapa gue? Sedangkan surat izin itu harus ada tanda tangan orang tua/wali. Sedangkan gue? Gue gak punya siapa-siapa"jelas Keyla sendu. Pasalnya bagaikan memiliki tetapi seakan tak memiliki.
"Tapikan lo bisa jadikan orang tua gue sebagai wali lo"ucap Raina
Keyla menggelengkan kepalanya lemah, "gak bisa keyl! Gue gak mau repotin orang tua lo lagi"
Arlan yang sejak tadi diam mendengarkan hanya bisa menghela nafasnya.
"Gue tahunya lo harus ikut!!! Bakalan kita cari jalan keluarnya"tegas Raina tak terbantahkan lalu menghadap kedepan tak menatap Keyla lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Keyla [Very Slow Update]
Ficción GeneralKeyla inginkan bukanlah semua yang orang miliki, melainkan sebagian yang orang itu miliki, mungkin hanya satu itu saja yaitu, Kebahagiaan Entah kapan semua yang dialaminya berujung ataukah tak berujung? COPYRIGHT 2017