*Sebelumnya
Mereka duduk berhadapan, dan Collins mengatakan sesuatu
"Nick, gue mau ngomong." Ucap Collins memecahkan keheningan diantara mereka.
"Ngomong aja, susah banget." Jawab Nick sambil mengunyah bakso bakarnya.
"Sebenarnya..."
"Apaan sih? Lama lo ah!"
"Gue .."
"Kenapa sih lo? Grogi ngomong sama gue ya. Santai aja bos q."
"Nick, gue serius .."
"Lah lo kira gue lagi bercanda ?" ucap Nick jengkel.
"Gue ngga suka lo dekat sama Jason, Nick." Lanjutnya dengan sedikit memelankan suaranya.
"WHAT? Ga salah lo?" Nick terkejut dan menyemburkan bakso nya.
"Jangan marah please."
"Gue sama dia sahabatan dari kecil wey!."
"Gue tau, tapi gue cemburu. Sadar ga sih lo selama ini gue suka sama lo? Gue kasih perhatian ke lo, gue peduliin lo. Tapi apa pernah lo liat kearah gue? Gak. Gapernah sedikit pun NICK!." Collins menggebrak meja. Para siswa yang mengerumuni kantin pun menoleh kearahnya.
"Lo suka tapi lo ga ngertiin gue, lo egois." Jawab Nick dengan ketus. Dan langsung mengambil baksonya untuk dimakan dijalan. Karena sangat enak dan sayang untuk ditinggalkan begitu saja. Dia segera pergi meninggalkan kantin dengan perasaan kesal. Collins memanggil dari kejauhan namun Nick terus menghiraukannya.
"Apaan sih gajelas." Batinnya sembari melahap tiga bakso di mulutnya sehingga sangat penuh.
"Ms. Fernandez, lo kenapa? Tumben banget kusut gitu kayak baju belum disetrika? Biasanya happy banget sampai jingkrak-jingkrak gatau malu gitu. Mana tuh mulut penuh banget lagi, udah kayak bakso makan bakso." Jason menepuk pundakku dan mengangkat wajahku dengan jarinya.
"Ah lu, bikokin tambuah beute aja. Gue suebel samoa COLLINS. Buiye." Aku meninggalkannya dengan tetap mengunyah bakso yang masih tersisa.
"Eh eh tungguuu.. diapain lo? Gue gak denger, gajelas suaranya kehalang sama bakso suara lo. Btw lucu gini mukanya." Jason menarik lenganku dan mencubit pipiku dengan gemas. Dia merangkulku dan berjalan disampingku, kami pergi ke kelas. Hangat rasanya berada didekatnya. Seketika itu rasa kesalku hilang.
Orang-orang berlalu lalang melihat kami dan banyak cewek-cewek anggota club Cheers yang menatapku sinis mereka membisikkan sesuatu dengan temannya. Ya! karena Jason salah satu cowok yang paling dikagumi di sekolah setelah Collins. Siapa sih yang ngga kenal Craig Jasonnes mantan sekretaris osis 1 yang super cool. Paling baik waktu nge-mos murid baru. Serta kapten tim Baseball, dengan perut yang kotak seperti roti sobek di sertai keringat abis olahraga membuat siapapun yang melihatnya terpana termasuk diriku.
Dibalik segudang prestasi yang diraihnya di berbagai cabang olahraga dia termasuk dalam urutan bad boy dan berbanding terbalik dengan Collins. Dia memiliki mantan yang tidak terhitung jumlahnya, ketika sudah bosan ia tinggalkan begitu saja, seakan-akan perempuan hanya bonekanya saja. Namun dia tidak pernah memperlakukanku seenaknya, bahkan dia benar-benar menjagaku dan memperlakukanku seperti ratu hingga sekarang. Kini catatan pelanggarannya sudah hampir 5 buku, berkali-kali di skors dan Mrs. Mega sudah hafal betul dengan kelakuannya.
Sampai dikelas... ada sebuah surat di loker mejaku.
#Surat apa yaaa??
KAMU SEDANG MEMBACA
A Regret
Teen FictionKenyataannya ada yang lebih menyakitkan dari sekedar cinta bertepuk sebelah tangan. dan sebuah penyesalan yang tak kunjung usai Apakah itu?