Hurt

9 3 0
                                    


   Duarr... rasanya seperti dihantam bom atom.

"jadi lo gapernah punya perasaan sedikitpun sama gue, dan gue kira lo beneran tulus sahabatan sama gue ternyata Cuma karena urusan pekerjaan. Harusnya gue tau itu dari dulu." Nicole mengucap dengan bibir bergetar dan raut wajahnya yang langsung berubah.

   Nicole langsung berlari meninggalkan mall tersebut dan menyetop taxi. Dalam perjalanan dia menintikkan air mata, ucapan Jason terus terbayang dalam pikirannya, sakit sekali rasanya. Setelah sampai, ia pun langsung membayar ongkos taxi, dan pak supir hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah penumpangnya yang sepertinya sedang sedih. Nick memasuki rumahnya dan langsung berlari kekamarnya, menangis sejadi-jadinya. Dia bahkan melempar barang termasuk foto dirinya bersama Jason.

"Lo mau gue anter?" Tanya lelaki itu.

"Loh Nicole gimana?" Tanya gadis itu kembali.

"Paling udah diantar sama Collins." Jawab lelaki itu dengan santai. Dan mereka pun meninggalkan mall dengan perasaan yang sangat bahagia.

   Esok harinya, Nicole sangat tidak bersemangat memasuki halaman sekolah. Karena ia tahu apa yang akan terjadi nantinya. Dia dan hatinya sudah siap menerima kenyataan.

"Hi good morning princess Nicky, lo tau nggak gue lagi seneng banget." Sapa seorang lelaki dibelakangnya yang terlihat sedang berbunga-bunga.

"Pasti lo seneng karena diterima kan?" Tanya Nick diiringi senyuman.

"sebenernya sih .... Lo itu BENAR BANGET dan kemaren gue nganter dia pulang. gue seneng bangettt." ucap lelaki itu antusias.

"Oh ya? Bagus dong. Longlast ya." Jawab gadis itu singkat dan meninggalkan lelaki itu yang sedikit mengernyitkan dahi melihat sikap sahabatnya yang tidak seperti biasa.

"Are u okay?" tanyanya dengan suara lantang karena gadis itu pergi meninggalkannya

"As u can see. I'm okay, just tired." Jawab gadis itu dengan senyuman palsunya. Gadis itu menoleh kebelakang dan melihat lelaki itu bersama kekasihnya yang bergelayut manja. Mereka terlihat sangat bahagia, tanpa tahu perasaan gadis ini yang hatinya hancur berkeping-keping.

"Semoga lo bisa bahagia sama dia. Walaupun gue berharap dia itu gue. Kalo gue harus jujur, i'm not fine at all." Batin gadis itu dan segera pergi meninggalkan lobby.

"Nicole lo kenapa? Apa lo udah dengar gossip yang beredar disekolah kita?" Eve menghampiri mejaku yang berjarak beberapa meter dengannya.

"Gossip apa?" tanyaku singkat.

"Jason pacaran sama Millen." Jawabnya.

"That is true, not gossip." Harus inget tentang ini lagi ya? Padahal pengen dilupain rasanya. Pikir Nicole.

"Really? Tapi gimana dengan lo?" Eve menanyakan seperti merasakan kesedihan yang dialami olehku.

"Gaperlu khawatirin gue. Gue gapapa seperti yang lo lihat sekarang."

"Gue tau lo strong, Nick!" ucap Eve menyemangati ku dan menepuk pundakku.

"Ya gue harap begitu hehe."

                                                                                       ...

Teet.. teeet

   Kali ini adalah jam pelajaran music. Dalam seminggu ada 2 kali pelajaran music yang diajarkan oleh Mrs. Jenny. Disini kami bisa memilih alat music yang disukai dan akan mempelajari lebih dalam. Setahun sekali setelah ujian kenaikan kelas akan diadakan ujian music. Bagi yang nilainya paling bagus akan diikuti Music Contest Of The Year bahkan bisa dikirim hingga luar negri. Bagi pemenangnya akan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di luar negri.

   Aku segera pergi ke ruang music. Dan mataku langsung tertuju pada sebuah Drum. Dari kecil hingga sekarang aku sangat suka bermain Drum. Karena menurutku itu asyik dan bisa menghilangkan penat. Disana kami berlatih sesama anggota alat music yang sama. Namun aku mendengar seperti suara cekikikan dan aku mengenal suaranya. Aku menoleh ke sebelah kiriku disana tampak seorang pria yang sedang mengajari gadisnya bermain biola. Karena gadisnya belum bisa, lelaki itu pun tertawa dan menjahilinya. Kalian pasti tahu siapa mereka.

   Jam pelajaran berlalu sangat lambat. Entah jam nya yang lambat atau memang aku sedang tidak bersemangat. "Uh sial, kemana sih?" gerutu Nick.

"Nyari apa Nick?" Tanya Millen.

"Tas gue mana? Setau gue daritadi disini." Balasku sebal.

"Oh itu, lo tuker tempat sama Jason ya. Gue mau duduk sama Jason soalnya hehehe."

"OH." Balasku dan segera pergi dari tempat menyebalkan itu.

A RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang