Semua gelap.
"Lo udah sadar? Gue Eve, tadi lo pingsan dan pas gue ada disitu. Kebetulan gue juga termasuk dokcil disini ngga peduli hari ini bukan jadwal gue. Yang penting lo selamat." Ucap seseorang di sampingku. Aku berusaha mengingat setiap kejadian tetapi kepala ku terasa berat dan pipiku terasa amat sakit.
"Ehm.. gue kok bisa disini?" ucapku memberanikan diriku bertanya atas apa yang sedang aku alami.
"Tadi ada dua orang yang sedang bertengkar, lo dateng misahin mereka, terus lo malah kena tonjok dan itu membuat lo shock sehingga jatuh pingsan." Tutur gadis itu lengkap dengan almameter berwarna putih khas dokter dan bertuliskan nama M. Evelyna.
"Lo boleh panggil gue Eve." Tutur gadis yang duduk disebelahku.
"Kalo boleh tau 2 orang itu siapa ya?" tanyaku lagi.
"Gue sih ngga terlalu kenal. Cuma kalau engga salah namanya Collins Morgan dan Craig Jasonnes dari kelas 8-3. Kebetulan mereka seminggu ini lagi diperbincangkan sama warga sekolah karena bertengkar terus dan bolak balik masuk BK." Tuturnya mengingat kejadian yang sedang ramai dibicarakan.
"Hah? Terus mereka dimana?" tanyaku terkejut.
"Gue ngga tau jelas sih, tapi ini udah jam 17.17 WIB mungkin mereka udah pulang. Karena sekolah juga udah di bubarkan. Biar gue bantu lo buat pulang."
Aku menuruni ranjang uks dengan pelan, dengan dibantu Eve. Dia juga merangkulku untuk membantuku berjalan. Ketika sudah sampai gerbang aku melihat mama dengan antusias menghampiriku, mungkin sudah tau mengenai kejadian tadi karena raut wajahnya sangat gelisah. Mama pun berterimakasih kepada Eve. Kami pun pulang, dalam perjalanan mama terus menanyakanku sehingga membuatku pusing setengah mati. Mama juga mengingatkanku untuk tidak bermain dengan Collins lagi.
"Anak tidak tahu diri mencelakakan orang namun tidak menanggung akibatnya. Tak akan ku izinkan kau menyentuh anak semata wayangku." Mama menyetir mobil sembari mengomel panjang x lebar.
"Mah.. sudahlah dia pasti ngga sengaja. Aku juga udah gapapa kok, cuma butuh istirahat saja. Lagipula dia sahabatku dia ngga mungkin berniat buruk." Namun mama bersikeras untuk tetap tidak mengizinkanku untuk bersama Collins. Dan mulai dari situ persahabatan kami hancur.
...
"Nicoleee." Panggil suara yang sangat kukenal. Yap! Mama.
Dan aku tersadar, aku belum mandi dan mengganti bajuku setelah pulang sekolah tadi. Sepertinya memori itu teringat kembali.
"hmm, aku sayang kalian. We keep this memories for ourselves." Gumamku di dalam hati.
"Bentar mahh." Aku segera mandi dan mengganti pakaianku. Aku berjalanan menuruni anak tangga dan bersiap menyantap pancake kesukaanku.
"Yummyy."
"Nick, Mama besok dan lusa akan menginap di luar kota untuk acara seminar dan wisata dari kantor Papa. Sebenarnya itu adalah acara untuk keluarga, tapi mamah yakin kamu ngga mau ikut dan disana juga kebanyakan anak kecil. Kamu baik baik dirumah ya sama Mbak Yun. Kalo mau pergi menginap beritahu mama atau papa ya sayang."
"Iyaa mah. Lagipula Nicky juga ada tambahan les buat ngejar nilai try out kemarin soalnya nilaiku dibawah Collins. Dan aku mau mengejar nilai yang tertinggal. Atau paling belajar bareng Jason dan Courtney." Ujarku.
"Yasudah hati-hati, mama mau ke atas dulu. Mau beresin barang yang mau dibawa."
"Iyaa mah."
Nichola Ziudith Fernandez adalah anak semata wayang dari pasangan Mr. James Stamffhord Z. dan Mrs. Carolina Wenderlie. Panggilan kecilnya adalah Nick atau Nicky untuk memudahkan, atau bisa juga dipanggil Nicole. Gadis blasteran Britain-Italia yang kini telah tumbuh menjadi seorang remaja yang menginjak umur 17 tahun. Namun sejak dalam usia kandungan kedua orangtuanya sudah menetap menjadi WNI.
Hal yang disukai yaitu keramaian. Makanan favoritenya Bakso Bakar dengan saus keju, Pancake serta Ice Cream. Dia juga sangat menyukai kartun hingga sekarang. Dia adalah penggemar berat band asal Amerika Serikat yaitu Bon Jovi. Dia termasuk anak yang pintar disekolahnya. Dia juga tipe anak yang supel, yang membuatnya memiliki banyak teman serta disegani karena keramah tamahannya. Hampir tidak terlihat dia mempunyai segudang masalah dihidupnya, karena dia pandai menutupinya. Hanya orang terdekatnya saja yang mengetahui hal itu.
Setelah makan Nick langsung naik ke kamarnya.Dia berjalan kearah balkon dan terdiam pandangannya lurus kedepan namunpikirannya mengarah kemana-mana.
Hayooo Nick mikirin apa sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Regret
Teen FictionKenyataannya ada yang lebih menyakitkan dari sekedar cinta bertepuk sebelah tangan. dan sebuah penyesalan yang tak kunjung usai Apakah itu?