NOT CINDERELLA
Disclaimer by: Masashi Kisimoto
Story by: Elvana MutiaPrologue
"Menikahlah denganku, Hinata."Hinata tersenyum tipis. Tangannya mengangkat gelas berisi red wine kesukaannya sebatas wajahnya. Menatap sang lawan bicara melalui beningnya gelas kaca.
"Kalau kau pikir ini dunia dongeng, sebaiknya kau segera bangun, Naruto." Hinata meneguk red wine nya dengan anggun.
Uzumaki Naruto, sang lawan bicara kini memutar bola matanya bosan. Berhadapan dengan Hinata cukup menguras kesabarannya. Padahal Naruto berniat melamar Hinata. Segala persiapan sudah ia lakukan. Mulai dari membocking satu restoran hanya untuk makan malam romantis keduanya sampai cincin lamaran pun sudah terbungkus kotak berudu berwarnah merah darah yang digenggamnya.
"Hentikan omong kosongmu itu. Aku mencintaimu, Hinata. Kumohon menikahlah denganku." Terselip nada frustasi dalam kalimat Naruto yang membuat Hinata terkekeh pelan. "Aku yakin kau masih mencintaiku kan?" sambung Naruto.
Hinata meletakan gelas yang semula menjadi fokus tatapannya dan beralih menatap Naruto.
"Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk memiliki perasaan yang sama." Kini nada bicara Hinata terdengar begitu dingin di telinga Naruto. "Kau tau? Waktu bisa mengubah segalanya." sambung Hinata.
"Aku yakin kau masih mencintaiku. Aku akan menunggumu sampai kapan pun."
Hinata malah terkekeh mendengar nada frustasi dari Naruto. Ia benar-benar tidak menyangka bagaimana bisa dulu ia mencintai pria dihadapannya ini.
"Kau dan aku sudah bukan remaja lagi, Naruto. Buka matamu dan lihatlah sekelilingmu, dunia ini begitu luas untukmu menemukan cinta selain aku."
Naruto meraih gelasnya dan meminum red wine yang Hinata pesan untuk mereka. Panas di kerongkongannya tidaklah sepanas hatinya saat mendengar penolakan Hinata untuk yang kesekian kalinya. Bahkan Hinata lebih memilih kata 'kau dan aku' ketimbang 'kita'.
Naruto kembali meletakan gelasnya yang telah kosong diatas meja seraya menghela nafas kasar. Ditatapnya Hinata dengan tajam. Hinata yang diberi tatapan seperti itu hanya diam dan memasang wajah inocent nya yang begitu manis.
"Kau menolakku karena wanita itu menjadi ibu tirimu?"
Mendengar pertanyaan Naruto membuat wajah Hinata berubah datar. Ia menghela nafas untuk menenangkan dirinya. Jemari lentiknya meraih botol wine dan menuangnya ke dalam gelasnya dengan tenang.
"Ya, kau benar." Hinata meletakan kembali botol wine itu di meja lalu meraih gelasnya yang sudah terisi. "Tapi itu~" Hinata menatap Naruto melalui gelasnya yang terangkat sebatas wajah. "~hanya satu per sepuluh alasan yang kupunya untuk menolakmu." sambungnya sebelum akhirnya menegak kembali minumannya.
Naruto terdiam melihat Hinata yang menikmati minumannya seolah tidak ada beban dalam pikirannya. Tapi Naruto tahu betul seperti apa penderitaan yang Hinata tutupi dengan sifat angkuhnya itu. Akhirnya Naruto menghela nafas untuk yang kesekian kalinya.
"Secara teknis aku tidak memiliki hubungan darah dengan wanita itu, jadi hilangkan satu per sepuluh alasanmu itu."
Hinata memejamkan matanya, sejenak menikmati red winenya yang terasa membakar kerongkongannya.
"Kau tau?" Hinata kembali membuka matanya dan meletakan gelasnya di meja. "Pernikahan bukan hanya mengikat dua orang, tapi dua keluarga bahkan bisa lebih." Hinata menatap Naruto dengan serius. "Bukan hanya hubungan yang terikat. Harta, kedudukan, bahkan orang yang tidak kau inginkan untuk terikat juga bisa terikat. Bibimu adalah ibu tiriku jadi secara teknis kau dan aku adalah sepupu. Apa aku salah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Cinderella
Fanfiction[SasuHinaNaru] Hidup tidaklah seindah dongeng Sleeping beauty, tidak sedramatis Snow White, tidak seirasional Beauty And The Beast, juga tidak semanis Cinderella. Hinata, seorang heirs Hyuga tidak akan membiarkan takdir mempermainkannya. Justru Hina...