10. Sad Party?

4.6K 556 41
                                    

NOT CINDERELLA

Disclaimer by: Masashi Kisimoto
Story by: Elvana Mutia

Part 10 : Sad Party?


Hari ini, lebih tepatnya malam ini adalah pesta pertunangan Hinata dan Sasuke. Hinata tetap datang dan bersiap untuk acara ini meskipun ia sendiri tidak yakin Sasuke akan hadir. Sejak terbongkarnya perihal wasiat itu, Hinata tidak lagi bertemu Sasuke sampai saat ini. Dapat ia tarik kesimpulan bahwa Sasuke memang mengakhiri perjodohan ini yang artinya Karin dan Terumi akan tertawa senang karena Hinata gagal menjalin hubungan apapun dengan Sasuke. Sialan memang dua ular itu! Kehancurannya adalah kepuasan bagi mereka.

Menyesal? Tidak, Hinata harus berfikir seribu kali untuk menyesal lagipula ia tidak suka memberi kepuasan pada siapapun begitu saja. Setidaknya ia masih memiliki waktu sampai batas waktu yang ia buat sendiri dalam benaknya untuk memikirkan cara lain menyingkirkan dua ular sialan itu.

 Setidaknya ia masih memiliki waktu sampai batas waktu yang ia buat sendiri dalam benaknya untuk memikirkan cara lain menyingkirkan dua ular sialan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hinata dibalut dengan gaun berwarna ungu muda yang menjulang sampai menutupi mata kakinya dengan satu sisi bahunya yang terekspos sempurna. Rambut indigonya juga di sanggul sedemikian rupa sehingga menampilkan leher jenjangnya yang begitu mulus. Sempurna. Hinata dan sempurna adalah gambaran yang tidak bisa dipisahkan. Hinata adalah sempurna, dan sempurna adalah Hinata.

"Kau cantik sekali, Hinata-chan."

Hinata membalik badannya, ia tersenyum hangat mendapati Mikoto tengah berjalan mendekatinya dari ambang pintu. Acara pertunangan memang sengaja diadakan di kediaman Uchiha atas permintaan Mikoto.

"Kaa-san juga terlihat cantik." puji Hinata sambil memperhatikan calon mertuanya -jika memang akan terjadi- yang mengenakan gaun senada dengannya hanya saja desainnya berbeda.

"Ini kan desain pilihanmu, sayang. Kaa-san mengagumi seleramu."

Hinata tersenyum lembut melihat Mikoto yang terlihat begitu senang. Jenis senyum lembut yang terselip rasa bangga dan angkuh, seolah menjolkan kemampuannya. Sepersekian detik senyum Hinata menjadi sendu, ia tak tega jika senyum Mikoto yang terlihat sangat bahagia akan luntur begitu mengetahui semua persiapan pertunangan ini hanyalah kesia-siaan dan omong kosong.

"Sedang memikirkan sesuatu, sayang?"

Hinata mengerjap pelan lalu kembali menatap Mikoto yang terlihat menatapnya khawatir. Hinata menggeleng pelan lalu tersenyum manis.

"Hanya sedikit nervous."

Mikoto tertawa anggun. "Semua akan berjalan lancar, sayang." ucap Mikoto seraya tersenyum lembut. Hinata pun ikut tersenyum.

Semua akan hancur dalam satu kedipan mata, kaa-san.

"Ayo turun, semua pasti sudah menunggumu." Hinata tersenyum lalu mengangguk dan mengikuti langkah Mikoto yang menggandeng tangannya menuju halaman belakang kediaman Uchiha yang kini sudah di penuhi beberapa kerabat dekat. Hinata menyapukan pandangannya ke seluruh tempat, berharap Sasuke sedang mengobrol dengan tamu atau hanya sekedar berdiri di suatu sudut dan menatapnya tajam, namun nihil, Hinata tidak menemukan Sasuke di mana pun. Entah kenapa ia mulai terbiasa dengan tatapan tajam dan menusuk dari Sasuke. Katakanlah ia gila, tapi lebih baik ia mendapat tatapan tajam seperti itu daripada harus menerima fakta bahwa Sasuke meninggalkannya.

Not CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang