Part XV

7.4K 470 0
                                    

Happy reading!^^

*****
DEMI

Aku baru saja sampai di bandara Soetta karena ada pekerjaan di mendadak di Surabaya kemarin, mendadak karena aku lupa, jadi terburu-buru. Aku bahkan berangkat dengan pesawat pukul sembilan malam. Ah, aku merindukan putri kecilku. Aku kadang memikirkan jika aku sedang kerja di luar kota. Apa Lee makan dengan baik? Dan aku juga tahu jawabannya, pasti Lee makan dengan baik karena ayahnya seorang chef, masa anaknya tidak di kasih makan. Aku memesan taksi lewat aplikasi online, karena lebih mudah menurutku. Aku memutuskan untuk ke Louise Restaurant, karena pasti Brian berada di sana mengingat sekarang waktu makan siang, LR pasti sangat sibuk.

Aku turun dari taksi lalu masuk ke dalam Louise Restaurant yang sangat ramai. Aku tersenyum karena seorang pelayan tersenyum padaku.

"Selamat siang, Mrs. Demi." sapa pelayan yang ber-nametag, Aime.

"Siang, Aime. Chef Brian lagi di dapur?" tanyaku padanya.

"Ya Mrs, Chef Brian sedang sibuk di dapur." jawabnya.

"Lee sudah pulang?"

"Belum. Chef Brian bilang, Lee pulang agak terlambat karena ada Les." jelasnya.

"Oh ya, saya lupa. Boleh saya ke ruangan Brian?" tanyaku tersenyum

"Silakan Mrs."

Aku sempat protes karena di panggil Mrs oleh mereka, tapi ketika aku tanya, ternyata Brian yang menyuruhnya, dengan alasan karena aku sudah mempunyai anak, padalah aku belum menikah, dasar Brian.

Aku berjalan menuju ruangan pribadi Brian. Setiap aku dan Lee ke LR pasti Brian menyuruh kami untuk ke ruangan pribadinya, dia bilang supaya aku dan Lee bisa istirahat sesuka kami. Karena di dalam ruang pribadi Brian, terdapat Sofa, televisi dan ruangan untuk bermain atau belajar Lee. Dan ada satu kamar di dalam ruangan, di isi dengan satu tempat tidur king. Dan di sudut ruangan ada kamar mandi. Benar-benar lengkap di sini.

Aku memasuki ruangan dan langsung menuju kamar, dan tiduran di kasur. Ku hela napasku, Aku lelah sekali, mungkin tidur satu atau dua jam pilihan bagus. Aku menutup mataku dan tertidur.

*****

Aku merasakan goyangan di bahuku. Aku menepis tangan yang dari tadi mengoyangkan bahuku, tapi ternyata orang ini sangat keras kepala, karena masih saja mengoyangkan tubuhku, lebih kencang sekarang. Aku berdecak lalu membuka kedua mataku dan melihat Brian sedang tersenyum menatapku.

"Hai, aku ganggu kamu ya?" Aku mendengus mendengar pertanyaannya. Jelas-jelas dia sangat mengangguku.

"Kamu sampai jam berapa tadi, Dem?" tanyanya lagi.

"Ngga tau, jam dua belas kali." jawabku lalu kembali menutup kedua mataku.

"Hei jangan tidur lagi. Udah makan belum?" Kurasakan Brian mengelus rambutku.

"Sekarang jam berapa?" tanyaku masih enggan membuka mata.

"Jam dua."

"Jam dua? Lee udah pulang?" Aku langsung membuka mataku dan menatapnya.

"Udah. Aku baru pulang jemput barusan. Lagi makan di bawah sama Irine." jawabnya.

"Oke." Aku kembali menutup kedua mataku. Aku mendengar Brian berdecak.

"Jangan tidur lagi Demi. Makan dulu."

"Bentar, ngantuk banget aku." jawabku.

"Mau makan apa? Biar aku masakin di bawah."

"Apa aja."

"Jawab yang benar, Demi!" geramnya.

"Aku bingung. Apa aja yang kamu masak." jawabku

"Aku kasih pilihan. Beef, chicken or seafood?"

"Seafood. Aku mau cumi." jawabku.

"Oke. Aku ke bawah dulu, nanti pas udah mateng kamu langsung makan, ngga usah nunda-nunda lagi." ujarnya

"Hem." gumamku.

Aku mendengarnya keluar dari kamar, ku hembuskan napasku lega, karena pengganggu itu sudah keluar. Aku kembali melanjutkan tidurku.

Rasanya baru beberapa menit aku tertidur ketika merasakan sebuah tangan memeluk pinggangku dan kepala yang tenggelam di dadaku. Ku buka mataku dan melihat Lee sedang menutup kedua matanya. Ku elus rambutnya.

"Ngantuk honey?" tanyaku.

"Hem." gumamnya.

"Udah makan?"

"Udah."

"Baru apa daritadi?"

"Dari tadi," Aku melihatnya membuka mata lalu menatapku. "Lee kangen mommy."

Aku memeluknya erat, "mommy juga kangen Lee."

"Kemarin Lee nginep di rumahnya aunty Vica." ceritanya.

"Ketemu sama twins dong?" tanyaku

"He'em ketemu twins. Ada uncle Noval sama Dylan juga."

"Lee berantem nggak sama Dy?" Aku bertanya padanya, karena aku sangat tahu bahwa mereka kalau ketemu pasti udah seperti tom and jerry.

"Cuma berantem dikit." jawabnya jujur.

"Bocah sengak itu nyium pipi Lee." Aku menoleh ke belakang dan melihat Brian bersandar di kusen pintu.

"Nyium?" Aku menatapnya bingung.

"Iya, dia nyium pipi Lee sama pegang-pegang tangan Lee." jelas Brian.

Aku menunduk menatap Lee. "Benar Lee?" Lee menjawab dengan anggukan.

"Tapi kan katanya Didi, dia nyium Lee karena mau ngucapin selamat malam." ujar Lee

"Dy ngomong gitu?"

"Iya mom."

Aku mendengar Brian mendengus. "Udah yuk, mommy makan dulu."

Aku lalu melepas pelukanku di tubuh Lee lalu duduk bersandar di kepala tempat tidur.

"Makan di mana?" tanyaku

"Di luar. Jangan makan di tempat tidur, Demi."

Aku berdecak. "Aku sering makan di tempat tidur." gumamku

"Dan kebiasaan kamu itu jadi di ikuti sama Lee!" Aku menatapnya yang sedang menatapku tajam.

"Mommy sini dulu, temenin Lee bobo." Aku menunduk menatap Lee. Lalu ke baringkan kembali tubuhku di tempat tidur.

"Bentar B, aku nemenin Lee tidur dulu. Abis itu baru makan." ujarku.

"Aku tunggu di depan." Ku dengar pintu tertutup. Kupeluk tubuh Lee dan ku elus rambut panjangnya. "I love you." bisikku lalu aku mencium puncak kepalanya.

To be continued~
*****
Thank you for read, don't forget to vote!😁

Be FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang