Happy reading!^^
*****
DEMIAku keluar dari kamar dan melihat Brian sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Aku berjalan menghampirinya lalu duduk di sebelahnya.
"Lee udah tidur?" tanyanya
"Udah." Aku melihat makanan yang berada di meja depanku. "Kamu masak apa?"
"Cumi saus padang." jawabnya.
Aku mengambil sendok lalu mencicipi masakannya. "Kamu nggak makan?"
"Udah tadi sebelum jemput Lee." jawabnya.
Aku mengangguk lalu memakan masakannya. Masakan yang selalu membuatku ketagihan, karena sangat enak. Walaupun Brian tinggal di Indonesia sudah dari sekolah dasar, tapi entah mengapa masakannya selalu ada rasa France nya, mungkin karena dia ada keturunan France.
"Nambah, Dem?" Aku menoleh ke samping dan menatapnya yang sedang tersenyum.
"Nggak. Nanti aku gendut." jawabku
Aku mendengarnya berdecak. "Kamu nggak akan gendut cuma karena nambah nasi sedikit."
"Emang aku Vica dan Sarah apa, makan sebanyak apapun tapi nggak akan gendut." jawabku.
Vica dan Sarah walaupun mereka makan sebanyak apapun, nambah beberapa kalipun pasti berat badannya tidak akan naik. Sedangkan aku, makan banyak sedikit pasti langsung naik, kadang aku merasa iri dengan tubuh mereka yang tidak akan gemuk. Kemarin aja Vica hamil anak kembar berat badannya memang naik lumayan banyak, tapi setelah beberapa bulan setelah melahirkan, tubuhnya kembali normal, sama seperti sebelum dia hamil. Tidak seperti aku dulu hamil Lee, berat badanku naik sekitar 13kg. Dan butuh waktu lama untuk menurunkannya lagi.
"Kamu kalau berisi, tambak sexy, Dem." ujar Brian menyeringai. Aku mendengus.
"Aku ambilin nasi lagi." Brian mengambil piringku lalu berdiri.
"Engga B. Udah." Aku menahan ujung bajunya.
"Sedikit Demi. Lagian cuminya masih banyak." Brian menujuk mangkuk yang masih berisi cumi setengah.
"Aku abisin cumi nya, tapi nggak usah pake nasi." ujarku.
Brian melepas tanganku di bajunya, "dikit aja." Lalu berjalan menuju pintu.
Aku menghela napas, besok aku harus mulai nge-gym lagi sepertinya, karena dari kemarin aku makan sangat banyak di tambah lagi kemarin aku dari Surabaya. Kebiasaanku adalah ketika aku keluar kota atau keluar negeri adalah wisata kuliner, bukan berbelanja. Belanja mungkin sedikit, sisanya nyobain semua makanan khas di kota atau negara yang aku datangi.
Aku mendengar pintu di ketuk dari luar. Aku mengerutkan dahi, siapa? Karyawannya Brian? Ku berdiri lalu berjalan menuju pintu untuk membuka pintu. Ku lihat Irine berdiri di sana.
"Ada apa Rin?" tanyaku tersenyum.
"Emm, Chef Brian ada, mbak Dem?" tanyanya gugup
"Brian lagi di bawah, ngambil nasi di dapur kayaknya." jawabku
"Oh." Aku melihatnya mengigit bibirnya.
"Ada apa?"
"Gini, Alan..."
"Alan?" tanyaku
"Alan mengajakku jalan. Aku mau minta izin pulang lebih cepat." Alan adalah sous-chef LR di Jakarta. Aku melihat pipi nya memerah. Aku menahan senyum.
"Jadi kalian mau nge date?" godaku
"He'em" gumamnya
"Kenapa nggak Alan aja yang izin?" tanyaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Family
RomanceBagi mereka, gadis kecil yang hadir tanpa sengaja saat mereka masih sangat muda, bukan kesalahan. Sama sekali bukan kesalahan. Tapi, sebuah anugerah yang Tuhan kasih kepada mereka. ••••••• Written by Viiutari