Happy reading!^^
*****
DEMISudah dua hari aku menghindari sahabat-sahabatku. Aku tahu mereka belum pulang ke Jakarta sampai bertemu dan berbicara denganku, bahkan Vica juga menunda untuk berbulan madu. Aku tidak membaca chat dari mereka, karena aku tidak tahu harus menjelaskan darimana. Jika aku memberitahu mereka yang sebenarnya, apa mereka langsung memberitahu Brian? Aku takut.
Aku menunggu Lee pulang sekolah di dalam mobil. Aku bahkan naik mobil! Karena jika aku berjalan kaki, kemungkinan besar aku bertemu dengan mereka. Mereka bukannya tidak tahu rumahku, mereka bahkan sudah datang kerumahku kemarin, Mama memberitahuku. Tapi aku dan Lee memilih tinggal dirumah sepupuku yang tinggal di apartment tidak begitu jauh dari rumah.
Ponselku berbunyi dan aku melihat chat dari Vica.
Vica;
Demi knp lo menghilang? Kalau emg belum siap jelasin semuanya. Kita ngerti tapi please jangan nggak ada kabar gini.Demi lo baca chat gue kan? Klo emang lo mau kita ngerahasian ini dari Brian, kita mau kok. Kita nggak akan kasih tahu Brian.
Oke, kita akan kasih lo waktu untuk berpikir Dem.
Dem, nanti malam gue sama anak-anak balik ke Jakarta. Klo emg lo udh siap, samperin kita ke Jakarta ya?
Aku meringis membaca chat dari Vica. Apa aku terlalu jahat pada mereka? Mereka cuma mau tahu yang sebenarnya tapi aku malah menghindar.
Aku hanya belum siap. Aku menoleh ketika mendengar suara pintu mobil tertutup."Hai mommy!" Aku tersenyum melihat Lee yang tersenyum lebar. Aku memeluk tubuh mungilnya.
"Mommy kenapa?" tanyanya bingung.
"Tidak apa-apa. Mommy cuma mau peluk Lee, boleh kan?" Aku mencium puncuk kepalanya.
"Boleh dong!" jawab Lee
"Mommy sayang banget sama Lee." ujarku
"Lee juga sayang banget sama mommy." balasnya
Aku terkekeh mendengarnya. Lalu melepaskan pelukan. Aku memakaikan seatbelt padanya dan mencium pipinya. Aku memakai seatbeltku sendiri lalu menjalankan mobil.
"Hari ini Lee mau makan apa?" tanyaku
"Emm, Spaghetti!" jawabnya semangat.
"Oke. Abis itu mommy anterin Lee pulang ya. Soalnya nanti mommy mau ketemu temen mommy." ujarku padanya
"Oke. Lee juga nanti mau jalan-jalan sama mama."
Dan lalu Lee menjelaskan secara detail nanti dia akan pergi ke mana saja dengan mama. Aku memutuskan nanti setelah mengantar Lee, aku akan ke Mou's untuk bertemu dan menjelaskan kepada mereka semua. Ya sebelum keberanianku hilang.
*****
Aku menekan bel kamar Sarah sekali. Dan berdoa dalam hati semoga mereka semua tidak ada di hotel. Tapi ternyata harapanku pupus ketika pintu kamar Sarah terbuka dan memperlihatkan Sarah yang menatapku dengan mulut terbuka.
"Hai." sapaku kaku.
"Demi!" Dia memelukku erat. "Akhirnya. Akhirnya lo muncul juga setelah menghilang." lanjutnya
Aku menepuk pundaknya lalu berkata, "lo lebay banget, seakan-akan gue menghilang berbulan-bulan."
Sarah melepaskan pelukannya, lalu menarikku ke dalam.
"Bentar gue wa anak-anak dulu suruh kesini." Aku tersenyum melihat Demi yang heboh mengambil ponselnya di kasur.
Aku masuk ke dalam dan melihat Devon sedang menonton televisi. Aku terdiam, dan berfikir kalau dia di sini bagaimana aku memberitahukan pada mereka yang sebenarnya?
Sarah muncul dari arah kasur dan mengikuti arah pandangku. Seakan mengerti dia menarik Devon berdiri.
"Apasih, Sar?" Devon protes ketika Sarah berusaha mendorongnya keluar.
"Kamu keluar sana. Aku mau girls time sama anak-anak." Sarah menjelaskan pada Devon.
"Hai Dem." sapa Devon sebelum dia benar-benar di dorong Sarah ke luar kamar.
Aku berjalan menuju sofa dan mendengar pintu tertutup. Sarah berjalan lalu duduk di sampingku.
"Jadi?" tanyanya
"Gue kasih tahu kalau anak-anak udah pada kumpul." ujarku.
"Oke."
"Kenapa Lily nggak ikut?"
"Mau pergi sama mama."
"Oh."
Akhirnya tidak ada yang saling berbicara, hening. Aku sibuk memikirkan apa yang harus ku jelaskan pada mereka. Tidak lama kemudian, anak-anak muncul lalu mereka menatapku tajam. Aku menghela napas.
"Oke, pertama tama gue minta maaf karena menghidar dari kalian kemarin. Gue cuma bingung harus jelasin dari mana. Dan belum siap." katanya menatap mereka satu persatu.
"Trus sekarang lo udah siap?" tanya Dahlia
"Ya."
"Jelasin apa yang mau lo jelasin." ujar Irin.
Lalu aku menjelaskan apa yang terjadi lima tahun lalu di Singapore, bagaimana aku bertemu dengan Brian dan siapa ayah kandung Lee sebenarnya. Aku benar-benar menjelaskan secara detail pada mereka, alasanku dan semua yang aku takutkan.
Suasana hening ketika aku selesai menjelaskan semuanya.
Sarah memelukku lalu berkata, "kenapa lo nggak bilang dari dulu sama kita? Kita janji nggak akan kasih tahu Brian tentang ini."
"Maafin gue." jawabku pelan
"Lo nggak salah Demi. Kita semua senang akhirnya lo mau kasih tahu yang sebenarnya." Vica berkata sambil tersenyum manis.
"Kita janji nggak akan kasih tahun ini ke Brian. Kecuali lo yang bilang sendiri ke dia." ujar Niana.
"Nanti. Gue akan kasih tahu Brian sendiri." jawabku
Ya nanti ketika aku sudah siap, aku akan memberitahu dan menjelaskan semua kepada Brian sendiri, sebelum dia mengetahui ini dari orang lain.
To be continued...
*****
Thank you for read, don't forget to Vote, guys!😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Family
RomanceBagi mereka, gadis kecil yang hadir tanpa sengaja saat mereka masih sangat muda, bukan kesalahan. Sama sekali bukan kesalahan. Tapi, sebuah anugerah yang Tuhan kasih kepada mereka. ••••••• Written by Viiutari