Part XXI

7.5K 406 0
                                    

Happy reading!^^

*****
DEMI

Aku melirik Brian dan Lee yang sangat semangat memberi makan pada hewan-hewan yang ada di sini, ya akhirnya kami memutuskan untuk ke kebun binatang yang ada di daerah Jawa Barat. Aku tadinya tidak setuju, karena Lee libur cuma sehari, besok sudah harus masuk sekolah. Aku yakin pasti Brian memutuskan untuk bermalam di hotel, dia tidal suka berpergian dalam satu hari, katanya itu membuat badan lelah.

"You okay?" tanya Brian menatapku

Aku menatapnya, "ya."

"Kamu diam aja dari tadi. Aku fikir kamu sakit." jelasnya

"No, i'm fine." jawabku.

"Mom, nanti aku mau naik gajah atau kuda yaa!" kata Lee semangat

"Naik sama daddy. Mom nggak naik." kataku, sambil tersenyum kecil.

"Kenapa? Kamu takut?" ledek Brian. Aku mendelik padanya.

"Siapa yang takut! Aku cuma nggak mau aja, mom nanti bagian foto-fotoin kalian." jelasku

Memang benar aku tidak takut, aku hanya sedang malas saja. Dulu waktu ke kebun binatang di Bali aku dan Lee sering kok naik kuda atau gajah. Sekarang biar saja Brian dan Lee yang naik. Aku bertugas menunggu dan memotret mereka.

"Oh iya, aku lupa kasih tau." Aku menatap Brian dan Lee bergantian, "aunt Dahlia dan Uncle Noval juga ada di sini, mereka udah dari kemarin sih ke sininya."

"Sama Didi juga?" tanya Lee

"Iya sama Dylan." Aku tersenyum

Brian berdecak, "harusnya tadi kita tidak usah ke sini, kalau tahu mereka di sini."

Aku menggelengkan kepala mendengar perkataan Brian, "kamu kenapa sih? Kayaknya bawaan nya kesel terus sama Dylan."

"Dia mencoba merebut Lee dariku, Demi!" Brian melirikku tajam.

Aku menghela napas, "demi Tuhan Brian, mereka masih kecil. Lagain juga mereka cuma temanan kok. Kamu mau Lee nggak punya teman, gitu?"

"Aku mau Lee punya teman, tapi nggak dia juga! Engga bocah sengak itu!" ujar Brian kesal

"Mereka cuma berniat pacaran, kecuali Dylan berniat melamar Lee baru kamu boleh marah." kataku santai

"Kamu tuh nggak khawatir apa sama Dylan? Nanti kalau Lee di apa-apain sama dia gimana?"

"Brian, Dy pasti jagain Lee."

"Jagain gimana kalau tiap ketemu mereka berantem" gumamnya

"Itu kan dulu, sekarang mereka udah lebih berdamai kok. Malah sekarang kamu yang setiap ketemu Dylan berantem terus."

Sekarang setiap kami berkumpul bersama, Dylan dan Lee sudah jarang bertengkar, mereka sudah lebih berdamai malah. Ada juga sekarang, Brian dan Dylan yang bertengkar setiap bertemu, ada aja yang mereka ributin. Aku kadang suka bingung, apa Brian tidak malu bertengkar dengan anak umur sepuluh tahun?

"Lagian aku setuju setuju aja kalau emang nanti mereka udah besar trus pacaran." kataku.

Brian mendelik padaku, "aku nggak setuju!" katanya.

"Kenapa emang? Dylan baik kok." ujarku

"Nggak!" Aku mendengus mendengarnya.

"Lee harus cari yang minimal seniman dengannya." Kami melihat Lee yang sedang memberi makan ke burung beo.

"Brian."

Brian menatapku, "apa? Benar kan?"

"Dylan belum memilih, B." ujarku pelan

"Tapi sekarang dia sering meninap dengan Noval. Kamu tahu Noval agamanya kuat." katanya

Aku hanya terdiam, Dylan memang belum memilih agama apa yang dia pilih. Mungkin kalian bingung, dulu Dahlia menikah beda agama, Dahlia muslim dan mantan suaminya non muslim. Dan sekarang Dylan tinggal dengan Dahlia, apalagi Dy sangat dekat dengan Noval, yang rajin sholat dan mengajinya. Setiap hari minggu kadang Dylan masih suka di ajak ayahnya--mantan suami Lia-- ke gereja. Tapi aku pernah melihatnya sholat dengan Noval. Jadi, sepertinya Dylan belum memutuskan memilih yang mana. Noval dan Lia tidak pernah memaksakan Dylan, apapun yang Dylan pilih nanti, mereka akan menerimanya, karena memang, setiap orang berhak memilih agamanya sendiri, termasuk Dylan.

Sebuah keyakinan adalah pilihan dan hak setiap orang, kamu tidak bisa memaksa apapun yang dia pilih, kamu hanya perlu menghormati pilihannya.

*****

Aku melihat Lee dan Dylan yang sedang bermain, mereka kadang bertengkar, setelah itu berbaikan lagi. Selalu seperti itu.

Aku tersenyum melihat Dylan yang sedang merapikan rambut Lee, Brian mendengus di sampingku. Aku menoleh menatapnya.

"Kenapa sih? Jangan kayak anak kecil deh, B." ujarku

"Dia pegang-pegang anakku!" kata Brian kesal

Otomatis aku, Lia dan Noval saling bertatapan dan tersenyum.

"Lo daughter's complex bangat sih, Bray." kata Noval

Brian mendelik ke Noval, "diem lo!" Noval mengelengkan kepalanya. "Anak lo ganjen banget sama Lee!" lanjutnya

"Gue kasian sama Lee, punya ayah kayak lo. Gimana dia bisa pacaran nanti." ujar Dahlia

"Gue nggak ngasih Lee pacaran." jawab Brian

Aku memukul pundak Brian kencang. Dia mendelik padaku, "apasih?" tanyanya

"Kamu nggak boleh gitu! Kamu mau nanti Lee jadi perawan tua?" kataku kesal

"Ya engga. Aku akan kasih dia pacaran nanti, ketika udah lulus kuliah." ujar Brian

Aku memutar mataku mendengarnya. Kasian anakku punya ayah seperti Brian, dulu ayahku saja tidak begini protektif nya.

*****
BRIAN

Aku mengerutkan dahi melihat bocah senggak--Dylan-- tajam, apa-apaan anak itu memberikan perhatian pada Lee. Jujur, aku lebih suka melihat mereka bertengkar seharian dari pada melihat mereka saling bercanda seperti ini.

Aku tidak tahu mengapa dengan tiba-tiba, Dylan yang suka mengganggu Lee berubah menjadi perhatian pada Lee. Apa anak itu terbentur sesuatu? Aku menatap Noval bermaksud menanyakannya.

"Pal," panggilku

Noval menatapku, "apa?"

"Anak lo abis jatuh atau kepentok apa gitu?" tanyaku

"Hah?" Noval menatapku bingung, aku mendengus.

"Anak lo abis kepentok? Dia tiba-tiba jadi perhatian sama Lee. Padahal tadinya dia selalu nangisin Lee." ujarku

Noval tersenyum, "engga, cuma gue kasih tahu ke Dylan. Jangan ganggu atau buat nangis Lee. Lee kan cewe, Dylan laki-laki. Gentleman never make girl crying or hurt them." jelasnya

Aku menganggukan kepalaku mengerti, memang aku senang sekarang Dylan tidak membuat Lee menangis lagi, tapi aku juga kesal karena dia jadi lebih perhatian pada Lee. Bahkan tadi saja waktu kami naik kuda, Dylan berusaha untuk membantu menggendong Lee ke atas kuda, padahal dia tidak kuat dan tidak bisa, kuda bahkan lebih besar dari tubuhnya.

Akhirnya setelah puas bermain di kebun binatang, kami semua termasuk Noval, Dahlia dan Dylan memutuskan untuk menginap di Mou's hotel yang berada di dekat sini, karena terlalu lelah. Dan mungkin besok Lee izin tidak masuk sekolah, karena aku memutuskan untuk pulang ke Jakarta besok siang.

Demi tadinya tidak setuju dan memaksa pulang hari ini juga, tapi aku memberikan penjelasan padanya, aku terlalu lelah untuk menyetir dan kasihan Lee yang pasti juga lelah bermain seharian. Dan akhirnya Demi setuju dan di sini lah kami berada.

Kami memutuskan untuk memakai satu kamar saja dengan ranjang king. Tidur bertiga dengan Lee yang berada di tengah, tadinya aku lebih memilih Demi yang berada di tengah, tapi dia langsung mendelik kesal mendengar perkataanku. Biar sajalah aku mengalah kali ini, lagi pula nanti setelah pulang ke Jakarta aku bisa tidur sambil memeluk tubuhnya sesukaku.

To be continued...
*****
Thank you for read, don't forget to vote, guys!😂

Be FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang