Part XXII

7.2K 421 2
                                    

Happy reading!^^

*****
DEMI

Aku membuka mataku dan melihat pemandangan indah di depanku. Brian dan Lee saling berpelukan. Aku memang sudah sering melihat mereka berpelukan, tapi tidak seperti ini, tidak saat pagi hari aku membuka mata dan juga berada di ranjang seperti ini.

Aku merenggangkan tubuhku dan duduk bersandar di kepala ranjang, lalu meminum air putih yang ada di meja. Kebiasaanku ketika bangun tidur adalah minum air putih dan sekarang aku menerapkan kebiasaan itu ke Lee dan Brian. Itulah alasan mengapa selalu ada botol minum di nakas.

"Kamu udah bangun?" Aku menoleh dan menatap mata Brian yang masih mengantuk.

"Hm. Kamu tidur aja lagi, masih jam enam pagi." kataku lalu berdiri menuju kamar mandi.

Ketika aku keluar dari kamar mandi, aku melihat Brian yang melanjutkan tidurnya. Aku yakin mereka nanti akan bangun sekitar jam sembilan atau sepuluh, kebiasaan ketika mereka lelah, akan tidur lebih lama.

Aku kembali duduk di ranjang dan melamun. Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tidak bisa tidur lagi, mungkin lebih baik jogging ke sekitar hotel, mungkin aku akan berlari satu atau dua jam.

Ketika aku kembali ke hotel Brian dan Lee masih tetap di posisi yang sama, berpelukan dan tertidur pulas. Aku memutuskan untuk mandi baru membangunkan mereka. Selesai mandi, aku membereskan baju untuk Lee dan Brian nanti, sebelum berangkat aku sudah membawa satu backpack yang berisikan baju kami bertiga, karena aku tahu Brian pasti akan memutuskan menginap. Aku berfikir, mungkin lebih baik kami sarapan di kamar saja.

Selagi menunggu bellboy mengantar makanan dan juga menunggu kedua kesayanganku bangun, aku memutuskan untuk membuka aplikasi foto dan meng-upload foto Lee.

Demiller : Don't grow up so fast, baby😌😘🤗💜 cc; @brianlouise Asirin : uuuuuu kesayangannya aunty Rin🤗💜Demiller : aunty Rin, cepat nikah sama uncle arul dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demiller : Don't grow up so fast, baby😌😘🤗💜 cc; @brianlouise
Asirin : uuuuuu kesayangannya aunty Rin🤗💜
Demiller : aunty Rin, cepat nikah sama uncle arul dong.. Biar Lily punya sepupu🙄😏😗 @asirin
Asirin : nanti yaa, aunty Sarah aja dulu😗
Dahlynch : calon mantu mama Lia cantik sekali, babang Dy makin cinta😍💜
Demiller : lo bisa di amuk Brian, Li @dahlynch
Dahlynch : bodo amat, kalau mereka saling cinta mau gimana lagi, ya nggak Bray? @brianlouise 😏

Aku terkekeh melihat comment di akun instagram ku. Dahlia benar-benar gila, aku yakin nanti ketika Brian membuka ponselnya dia kesal dengan comment Lia. Aku melirik Brian yang masih tidur, aku menyeringai iseng.

Demiller : you want pose cute like me, B?😏😂 @brianlouise Maulvihakim : muka lo ngeselin banget, serius dah, Bray😒 @brianlouise Revoahmad : si Brian lagi ngapa ya waktu pose kayak gitu?Demiller : emang iya mol, diam aja muka dia ngeselin kok @ma...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demiller : you want pose cute like me, B?😏😂 @brianlouise
Maulvihakim : muka lo ngeselin banget, serius dah, Bray😒 @brianlouise
Revoahmad : si Brian lagi ngapa ya waktu pose kayak gitu?
Demiller : emang iya mol, diam aja muka dia ngeselin kok @maulvihakim 😂😂 // lagi sok ganteng dia, lip. @revoahmad

"Mommy?" Aku menoleh dan melihat Lee sedang mencoba melepaskan pelukan daddy nya. Aku melirik jam, jam sembilan lewat lima. Benar kataku, mereka akan bangun jam sembilan.

Aku menuangkan air ke gelas dan memberikannya pada Lee yang langsung meminumnya. Lee duduk di pangkuanku setelah menaruh gelasnya kembali.

"Good morning, baby." Aku mengecup puncak kepalanya.

"Bonjour!" katanya tersenyum.

Aku menatapnya dengan alis terangkat. "Siapa yang mengajarimu?" tanyaku

"Daddy." Ya tentu saja, bagaimana aku bisa melupakannya.

"Mom, daddy bilang nanti pas Lee libur sekolah, kita mau ke Paris!" ujar Lee semangat?

"Paris?" tanyaku memastikan

"Ya Paris," aku menoleh ke samping dan melihat Brian yang sedang tersenyum.

"Daddy, bonjour!" sapa Lee

"Bonjour mon cher." Brian memajukan tubuhnya lalu mencium pipi Lee dan juga mencium bibirku. Astaga dia menciumku di depan Lee? Aku menatapnya tajam.

"Minum, Demi. Kamu nggak kasih aku minum?" rajuknya. Aku mengerjab mataku, Brian Louise merajuk? "Demii?"

Aku menuangkan air ke gelas lalu memberikan padanya.

"Jadi, Paris?" tanyaku setelah dia selesai minum

"Ya, Paris. Lee libur sekolah. Mamaku kangen padanya." jelas Brian

Mamanya Brian? Lee dan aku memang sudah bertemu orang tua Brian, waktu Brian tau Lee anaknya, dia langsung mempertemukan dan menjelaskan kepada orang tua nya tentang aku dan Lee. Ayah Brian sempat marah pada Brian, karena melepas tanggung jawab begitu saja. Tapi karena penjelasan dariku, akhirnya beliau mengerti. Orang tua dan adik Brian menerima aku dan Lee dengan tangan terbuka. Aku sangat lega waktu tahu orang tua Brian menerima kami. Aku sempat berpikir orang tua Brian menolakku seperti di film-film yang sangat lebay.

"Kamu mau kan?" tanya Brian, menatapku

"Ya, aku lihat dulu, aku ada kerjaan apa engga." ujarku

"Pastiin kamu nggak ambil kerjaan, Demi." ujar Brian tajam. Aku dengan terpaksa mengangguk.

"Good girl." Aku mendengus mendengar pujiannya.

"Ayo buruan mandi, setelah itu siap-siap kita pulang ke Jakarta." ujarku semangat

"Mommm," Lee menatapku memohon.

"Apa? Besok kamu sekolah, nggak ada bolos-bolosan lagi." kataku menatap Lee tajam.

Lee cemberut, Brian terkekeh. "Daddy mandi duluan ya." Brian berjalan menuju kamar mandi.

"Mommy nanti pas di Paris ke menara eiffel ya?" tanya Lee berbinar.

"Bukannya Lee udah pernah ke sana?" tanyaku

"Tapi Lee mau ke sana lagi. I'm falling in love with eiffel tower." ujarnya

Aku menekan hidung Lee gemas, "gaya kamu."

Kami terkekeh bersama. Aku sudah memutuskan nanti untuk tidak mengambil pekerjaan selama sebulan, supaya bisa leluasa liburan, tidak di kejar waktu untuk kerja.

To be continued...
*****
Thank you for read, don't forget to vote, guys!

Be FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang