18|| Festival Phajara (Bagian 2)

275 110 25
                                    

Pertarungan bukan soal menang atau kalah, tetapi soal bagaimana kita memaknai proses dan hasilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertarungan bukan soal menang atau kalah, tetapi soal bagaimana kita memaknai proses dan hasilnya.

☁☀☁

Pasukan Bintang dan Panglima Hann melakukan rapat untuk strategi mereka di Pertarungan Aoshu. Ada tiga babak yang akan dikompetisikan di sana. Pertama adalah perlombaan menjatuhkan pedang, ini sama dengan pertandingan yang pernah dilakukan Hann dan Razo, tetapi bedanya adalah di Aoshu adalah pertandingan tim. Pertandingan kedua adalah semi final. Yaitu menghancurkan bola api milik lawan yang berada di sebuah menara kecil. Dan pertandingan ketiga adalah final yang masih dirahasiakan.

"Apa yang terjadi?" tanya Hann saat melihat Zuli tiba-tiba terlihat bingung dan pucat.

Razo, Letta, Ludov, dan Ares pun tampak kaget saat mendapati Zuli tiba-tiba tampak kebingungan dan panik.

"Lanjutkan, aku hanya berfirasat buruk," jawab Zuli. "Tenang, bukan apa-apa."

Walau yang lain tampak ragu, tetapi akhirnya mereka melanjutkan diskusi menyusun strategi.

"Dalam pertandingan pertama, Razo dan akulah yang harus maju untuk menjatuhkan pedang lawan. Zuli, Ludov, dan Ares harus terus menghindar. Karena Razo yang paling unggul dalam permainan pedang. Kita berempat harus membuat lawan terus menyerang Razo. Jangan menyerang mereka. Ingat, buat mereka menyerang Razo. Aku akan mengambil celah menjatuhkan pedang mereka saat mereka mulai mengeroyok Razo," ungkap Letta.

"Kau sangat cerdik," ujar Panglima Hann.

"Dikeroyok lima orang sepertinya terlalu menggelikan untuk seorang sepertiku yang biasa menghadapi ratusan atau ribuan prajurit sekaligus," ujar Razo seraya mengangguk-angguk.

"Apakah di pertandingan pertama tidak boleh menggunakan sihir, Izor ingin ikut bermain," kata Ludov yang sebenarnya ingin mengganti topik karena kesombongan Razo membuatnya kesal.

"Di babak semifinal sihir baru diperbolehkan," jawab Panglima Hann. "Pertandingan ini yang akan sangat menarik. Kerja tim sangat diperlukan."

"Jelaskan kepadaku detail permainannya," pinta Letta.

Panglima Hann pun menjelaskan dengan cukup terperinci.

Letta mengangguk-angguk, lalu mengambil kertas dan pena bulu angsa yang kemudian dicelupkan ke tinta. Ia menggambar di kertas itu. "Zuli harus melindungi menara utama sembari menggunakan portalnya untuk yang lain. Di sini, biarkan Izor bermain. Izor akan menjadi tameng dan membuat lawan menyerangnya. Sedangkan aku dan Razo akan fokus untuk menghancurkan bola api. Karena ada tiga menara lain selain menara utama, aku akan berada di sisi kanan, Razo di sisi kiri. Izor di sisi tengah."

"Bagaimana denganku, apa tugasku?" tanya Ares.

"Kau punya pekerjaan yang sangat penting. Kau harus membantu Zuli. Zuli akan membuat portal kecil di dekat telingamu, itu akan menjadi alat komunikasi jarak jauh. Lalu, kau harus memberitahu Zuli di mana dia harus mengeluarkan portal untuk membantu Razo, Izor, dan Razo. Jadi, kau akan berkeliling di antara menara-menara ini. Jangan sampai ketahuan lawan," ungkap Letta.

Sora RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang