Istana yang tampak indah dari luar bisa saja adalah sebuah sangkar dari dalam.
☁☀☁
Ribuan warga yang membawa senjata seadanya menyerbu sebuah tembok besar yang memanjang di sebuah area perkebunan. Tembok itu dijaga oleh para prajurit bersenjata lengkap yang siap melindungi daerah kekuasaan kerajaan mereka.
Orang-orang dari kerajaan Dalaster dibuat marah usai Raja Aldrin dari Magon mengeluarkan keputusan untuk melarang seluruh orang Laster—suku asli kerajaan Dalaster—untuk melakukan kegiatan di kerajaannya. Perintah itu dibuat karena berita-berita yang menceritakan bahwa orang Laster membawa wabah penyakit yang disebut wabah Palma yang mematikan.
Magon adalah negara yang menjadi pusat perdagangan, banyak pekerjaan tersedia di ibukota. Oleh karena itu, banyak orang dari kerajaan lain merantau untuk bekerja di Caragon dan kota-kota sekitarnya. Namun, setelah kematian misterius ratusan warga akibat wabah Palma dalam kurun waktu empat purnama, membuat Raja Aldrin memperketat pengamanan negerinya.
"Kami bukan wabah!"
"Kami butuh pekerjaan!"
Teriakan orang-orang Laster menggema di perbatasan antara kerajaan mereka dan kerajaan Magon. Dengan kayu gelondongan yang besar, mereka mencoba menghancurkan tembok. Para prajurit Magon tak berkutik, mereka belum mendapatkan perintah untuk mengeluarkan senjata. Jadi, yang mereka lakukan hanya menamengi gerbang utama yang merupakan jalan satu-satunya orang Laster menuju Magon.
"Tidak ada orang Laster yang boleh masuk! Dorong mereka!" teriak salah satu prajurit.
Suara-suara benturan kayu dan tembok yang tersusun dari batu-batu itu menambah riuh keadaan. Tangisan dari para perempuan yang memaksakan diri ikut maju juga menjadi penambah keriuhan. Mereka tidak terima dianggap wabah, mereka tidak mau kehilangan mata pencaharian, mereka ingin bertahan hidup.
"Mundur! Tembok akan runtuh!"
Sorakan terdengar kala salah satu sisi tembok berhasil diruntuhkan, diikuti sisi-sisi lain. Ribuan orang itu langsung berjalan melewati area tembok yang telah runtuh. Namun, mereka tidak menyadari bahwa prajurit yang lebih banyak sudah berbaris dengan senjata-senjata mematikan.
Wajah orang-orang Laster memucat, ada keinginan untuk terus maju menegakkan keinginan mereka berdiri di depan istana Magon untuk membuat Raja Aldrin mencabut peraturan barunya. Namun, mereka masih ingin tetap hidup. Mereka semua berhenti berjalan kala pemimpinnya merentangkan tangan sebagai perintah untuk tidak melanjutkan langkah.
"Satu langkah lagi, kalian akan mati!" teriak salah satu prajurit yang siap menembakkan panahnya.
☁☀☁
"Yang mulia, tembok Birga telah runtuh," lapor seorang lelaki paruh baya pada seorang lelaki bermahkota yang duduk di atas singgasana.
Raja Aldrin tengah menyantap apelnya, dayang-dayang di sampingnya mengayunkan kipas yang terbuat dari bulu merak. Ia tampak santai dengan laporan salah satu menterinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sora Rain
FantasySetiap bintang di atas kubah Lattera mengendalikan satu bagian dari alam dan isinya. Orang yang diberikan kepercayaan oleh bintang mampu mengendalikan satu bagian dari alam itu. Mereka disebut Zerlok. Satu dari empat Zerlok yang tersegel bangkit lag...