12. Jepang?

2.1K 149 11
                                    

Mila dan Adi sedang menikmati makan siang bersamanya. Di tengah-tengah makan siang, seperti biasa keduanya menyelipkan pembicaraan mengenai pernikahan mereka yang rencananya akan diadakan 6 bulan lagi.

Mila dan Adi sepakat untuk menggunakan jasa WO milik kenalan ibunya Adi.

Semua tinggal persetujuan Mila dan Adi. Tidak ada permasalahan apapun selama persiapan, mudah dan lancar dalam menentukan konsep atau pakaiannya.

Selera mereka sama.

Hanya tinggal memesan undangan dan melakukan prewedding.

Ibu keduanya kompak membantu karena sadar akan kesibukan anak-anaknya.

"Jadi kamu mau kita prewed dimana yank?" tanya Adi setelah menghabiskan makanannya.

"Masih bingung, aku sih ga mau ya pakai gaun kemana-mana waktu prewed. Biasa aja simpel"

"Kesannya kayak main biasa gitu?"

Mila mengangguk.

"Yaudah ambil konsep sehari-hari aja waktu kita pacaran"

"Bener juga sih kencan kita sehari-hari aja ya"

"Maksud kamu makan?"

Mila tertawa, memang mereka lebih sering menghabiskan waktu berkencan untuk makan. Bukan mengunjungi tempat-tempat romantis, nonton juga ga sering, ga pernah juga liburan jauh.

****

Kevin memasukkan bola ke ring basket. Setelah itu ia terus berlari ke sana kemari mengejar bola. Sudah lebih dari 4 jam Kevin dan teman-temannya bermain basket.

Tampak Herman dan Cio duduk di pinggir lapangan dengan beberapa temannya. Terlihat kelelahan.

"Gila tuh Kevin, ga ada cape-capenya" komentar Cio.

"Lagi patah hati, biasa dia gitu pelariannya"

Cio menatap Herman, seolah menuntut Herman untuk cerita lebih banyak. Yang tau mengenai kehidupan Kevin emang Herman, Cio hanya sekedar teman main. Bukan kayak Herman yang udah satu kerjaan, dulu sempet satu sekolahan juga, hobi juga kebanyakan sama jadi satu komunitas.

Selain Mila, Herman bisa dikatakan sahabat Kevin nomer 2.

"Lo inget Mila?"

Cio mengangguk.

"Dia mau nikah"

"Pantesan" Cio dan Herman menatap Kevin yang masih berlari membawa bola.

"Kevin ga usaha apa gitu, nyatain juga enggak?"

Herman tersenyum tipis.

"Ga bakalan deh kalo nyatain, dia mah apa-apa diem. Dia nyadar kalo dia jatuh cinta sama temennya sendiri gara-gara gue juga"

"Maksud lo?"

"Kevin itu ga sadar kalo dia sebenernya nyimpen perasaan, gue tanya-tanya jawabnya enggak enggak. Eh pas tau Mila udah jadian yauda panas tuh. Ujung-ujungnya larinya ke kayak gini, nyibukin diri. Makin gila kerja sama olahraga tuh"

"Cariin cewe aja kali Man" usul Cio.

"Udah gue tawarin, ga mau"

Cio menggelengkan kepalanya, ga habis pikir.

Kevin mengambil handuk di dalam tasnya, dia terlihat sangat cape setelah olahraga. Bahkan teman-temannya sudah kayak mau semaput.

Setelah minum, Kevin mengambil bola lagi. Herman menahan tangan Kevin saat ingin masuk ke lapangan lagi.

Friend, Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang