"Wish birthday tahun ini : semoga lo nggak ninggalin gue nanti, Nant."
-Deandra Anggita.🌻🌻🌻
Deandra tengah berkutat dengan kertas di hadapannya. Mengerjakan soal yang diberikan oleh dosennya. Sesekali ia memijat keningnya karena soal ini sangat rumit. Dengan kemampuannya, Deandra selesai mengerjakan soalnya dan mengumpulkannya di hadapan dosen, lalu kembali duduk di kursinya. Dia tengah berpikir, ini hari ulang tahunnya, tapi tidak ada istimewanya sama sekali. Bahkan, pagi tadi ia hanya sarapan sendirian tanpa Nantha yang katanya ada rapat dengan client barunya. Bahkan lelaki itu tidak mengucapkan selamat kepadanya. Dasar suami kejam!
"Baik, terima kasih sudah mengerjakan soal dari saya, cukup untuk hari ini. Terima kasih." Dosen tersebut keluar dan hilang dari hadapannya. Deandra menyembunyikan kepalanya di lipatan kedua tangannya.
"Hoy!" Maya mengagetkannya. Menepuk pundaknya keras hingga gadis itu tersentak kaget. Deandra mengelus dadanya pelan.
"Syukur gue nggak punya penyakit jantung."
Maya hanya menyengir dan mengambil kursi disamping Deandra. Menatap gadis itu yang tengah memainkan pulpennya. Maya tersenyum jahil dan kembali memasang wajah yang biasa-biasa saja.
"Lo kenapa?"
Deandra menatapnya sekilas lalu beralih menatap pulpennya lagi. "Nggak."
Maya mendekatkan jaraknya ke Deandra. Menatap gadis itu dengan tatapan menyelidik. "Nantha lagi? Kenapa lagi sama dia?"
Deandra menghela nafasnya. Ini hanya masalah sepele, hanya ucapan saja. Tetapi ini beda, Nantha tidak mengingat bahwa ini adalah hari ulang tahunnya. Huh.
"Yaudah, beli ice cream yuk? Tiba-tiba gue pengen ice cream nih."
Deandra menatap Maya dengan tatapan berbinar. Moodnya kembali lagi. "Ayo!" Deandra menarik tangan Maya antusias. Maya terkekeh geli.
***
"Vanilla sama stroberry nya satu ya, bang!" Maya berseru pada pedagang ice cream yang sedang mangkal di taman. Ya, kedua gadis ini tengah berada di taman kota untuk menikmati siang hari dengan ice creamnya. Abang-abang ice cream itu datang sambil membawa dua buah cone besar berisi ice cream pesanan mereka. Maya menyerahkan uang 20ribu kepada Abang-abang ice cream.
Deandra menikmati ice cream nya dengan lahap. Bahkan kebiasaannya kembali muncul. Makan belepotan. Maya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya ini.
"Abis ini mau kemana?"
Deandra menoleh dengan wajah lucunya. Terlihat seperti anak kecil yang tengah memakan ice cream nya dengan belepotan. "Tumben lo mau ngajak gue jalan-jalan? Biasanya juga nyalon atau shopping-shopping sendiri."
Maya tertawa. "Lagi baik juga. Sekarang kita quality time aja! Udah lama nggak main bareng lo."
"Ayo dah! Naik biang lala ya?"
Tiba-tiba ekspresi Maya berubah menjadi tegang. "Lo nggak coba buat bunuh gue dengan naik biang lala yang tingginya naudzubillah itu kan, De?"
Deandra tertawa lepas. "Masih aja takut ketinggian. Pantes akhir-akhir ini lo gue ajak ke rumah pohon malah nggak mau."
"Diem deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny✔️ (Sudah Terbit)
Romance[SUDAH DITERBITKAN OLEH MOMENTOUS PUBLISHER] Novel My Destiny tersedia di : Tokopedia : Momentous Store SHOPEE : Demostlem Store ✨[HIGHEST RANK #1 in ROMANCE (28-12-17)]✨ ➖➖➖ Sebuah takdir yang dibuat oleh Tuhan tiba-tiba mempertemukan mereka, menja...